Cuti Ibadah Haji, Cuti Alasannya Sakit, Cuti Melahirkan Tetap Sanggup Pemberian Profesi Guru (Tpg) ?

 CUTI MELAHIRKAN TETAP DAPAT TUNJANGAN PROFESI GURU  CUTI IBADAH HAJI, CUTI KARENA SAKIT, CUTI MELAHIRKAN TETAP DAPAT TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) ?

Mengacu Pada Bagian  C Poin 5 Lampiran I Permendikbud Nomor 10 Tahun 2018 Tentang  Petunjuk  Teknis  Penyaluran  Tuntidakboleh Profesi,  Tuntidakboleh  Khusus,  dan  Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah, ditetapkan bahwa  Cuti Guru PNSD dalam rangka penyaluran tuntidakboleh profesi.
a.  Guru PNSD yang sakit lebih dari 1 (satu) hari hingga dengan 14 (empat  belas)  hari  berhak  atas  cuti  sakit,  dengan  ketentuan bahwa  PNS  yang  bersangkutan  harus  mengajukan  permintaan secara tertulis  kepada pejabat  yang  berwenang  mempersembahkan  cuti dengan  melampirkan  surat  keterangan  dokter  sesuai  dengan ketentuan Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017 wacana Tata Teknik Pemdiberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
b.  Guru PNSD yang memakai cuti alasan penting paling usang 1 (satu)  bulan  berhak  mendapatkan  cuti  alasan  penting  dengan ketentuan  bahwa  Guru  PNSD  yang  bersangkutan  harus mengajukan  permintaan  secara  tertulis  kepada  pejabat  yang berwenang  mempersembahkan  cuti  sesuai  dengan  ketentuan  Peraturan Kepala BKN Nomor 24 Tahun 2017 wacana Tata Teknik Pemdiberian Cuti Pegawai Negeri Sipil.
c.  Guru  PNSD  yang  melaksanakan  ibadah  haji,  berhak  untuk mendapatkan  Tuntidakboleh  Profesi  apabila  yang  bersangkutan melakukan ibadah haji untuk pertama kalinya.

Apabila Guru PNSD yang bersangkutan tidak mengajar lebih dari 14 (empat  belas) hari karena  cuti  sakit  atau lebih  dari 1  (satu) bulan karena  cuti  alasan  penting berdasarkan  isian  catatan  kehadiran dalam  aplikasi  Hadir  GTK, maka kepada Guru  PNSD bersangkutan tidak sanggup dibayarkan tuntidakboleh profesinya.

Simpulan:
·          Guru yang Cuti Karena Sakit paling usang 14 hari tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi Guru.
·          Guru yang Cuti Karena Alasan Penting paling usang 1 bulan tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi Guru.
·          Guru  PNSD  yang  melaksanakan  ibadah  haji untuk pertama kali  berhak  untuk mendapatkan  Tuntidakboleh  Profesi
Lalu bagaimana Untuk Cuti Melahirkan? Di dalam Permendikbud Nomor 10 Tahun 2018 memang tidak ditetapkan secara tegas, namun kita sanggup menyandingkannya dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2018 wacana Petunjuk Teknis  Penyaluran  Tuntidakboleh Profesi Bagi Guru yang Bertugas Pada  Sekolah Indonesia Di Luar Negeri.   melaluiataubersamaini perkiraan bahwa Guru di dalam negeri juga mempunyai kedudukan yang sama dengan guru SILN, Guru yang Cuti Melahirkan juga tetap mendapat TPG.

Berikut ini Kutipan bab G poin 4 Lampiran Permendikbud Nomor  23 Tahun 2018:   Cuti Guru SILN terkait Penerimaan Tuntidakboleh Profesi Guru  SILN  yang  sedang  cuti  sesuai  dengan  ketentuan  dalam Peraturan  Kepala  (Perka) BKN  Nomor  24 Tahun  2017  perihal  Tata  Teknik Pemdiberian  Cuti  Pegawai  Negeri  Sipil  berhak  untuk  mendapatkan Tuntidakboleh Profesi dengan ketentuan sebagai diberikut: 
a.   Cuti Tahunan 
Pegawai  yang  menduduki  jabatan  guru  SILN  pada  sekolah  yang mendapat  liburan  menurut  peraturan perundang-undangan, disamakan  dengan  pegawai  yang  sudah  menggunakan hak cuti tahunan dan tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi.
b.   Cuti Haji
Guru  SILN   yang  melaksanakan  ibadah  haji  berhak  untuk mendapatkan  cuti  haji  apabila  yang  bersangkutan  melaksanakan ibadah  haji  untuk  pertama  kalinya  dengan  melampirkan  jadwal keberangkatan/kelompok  terbang  (kloter)  yang  dikeluarkan  oleh instansi  yang  bertanggung  jawaban  dalam  penyelenggaraan  haji.  Guru  PNSD  yang  bersangkutan  harus  mengajukan  permintaan secara  tertulis  dan  mendapat  persetujuan  dari  pejabat  yang berwenang mempersembahkan cuti.

c.   Cuti sakit
Guru SILN yang sakit 1 (satu) hari hingga dengan 14 (empat belas) hari dalam 1 (satu) bulan berhak ata s cuti sakit, dengan ketentuan bahwa  yang  bersangkutan  harus  mengajukan  permintaan  secara tertulis  dan  mendapat  persetujuan  dari  pejabat  yang  berwenang mempersembahkan  cuti  dengan  melampirkan  surat  keterangan  dari dokter.
d.   Cuti Ibadah Keagamaan: 
Guru SILN sanggup melakukan ibadah keagamaan ibarat umrah pada dikala liburan akademik, namun apabila tidak memungkinkan melaksanakan  ibadah  umrah  pada  saat  liburan  akademik,  maka Guru SILN sanggup mengajukan cuti ibadah umrah paling banyak 14 (empat belas)  hari dalam 1  (satu)  tahun dengan ketentuan  bahwa Guru  SILN  yang  bersangkutan  harus  mengajukan  permintaan secara  tertulis  dan  mendapat  persetujuan  dari  pejabat  yang berwenang  mempersembahkan  cuti.    Pejabat  yang  berwenang  wajib memperhatikan keberlangsungan proses aktivitas berguru mengajar dalam mempersembahkan cuti keagamaan. 
e.   Cuti Melahirkan 
1)   Guru  SILN  dapat  mengajukan  permintaan  secara tertulis  dan  mendapat  persetujuan  cuti  melahirkan anak  pertama  sampai  dengan  kelahiran  anak  ketiga pada  saat  menjadi  Guru  SILN,  dari  pejabat  yang berwenang mempersembahkan cuti. 
2)   Lamanya cuti melahirkan sebagaimana dimaksud pada angka 1) ialah 3 (tiga) bulan. 
f.   Cuti Alasan Penting  
Guru  SILN  dapat  menggunakan  cuti  alasan  penting  sesuai dengan  ketentuan  dalam  Peraturan  Kepala  BKN  Nomor  24 Tahun  2017  perihal  Tata  Teknik  Pemdiberian  Cuti  Pegawai Negeri  Sipil  paling  lama  1  (satu)  bulan  dengan  ketentuan bahwa  Guru  SILN  yang  bersangkutan  harus  mengajukan permintaan  secara  tertulis  dan  mendapat  persetujuan  dari pejabat yang berwenang mempersembahkan cuti.

Simpulan dari Lampiran Permendikbud Nomor  23 Tahun 2018 tersebut:
·          Liburan  menurut  peraturan perundang-undangan, disamakan  dengan  pegawai  yang  sudah  menggunakan hak cuti tahunan dan tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi. Kaprikornus Libur semester atau Akhir Semester tetap mendapat TPG
·          Guru  PNSD  yang  melaksanakan  ibadah  haji untuk pertama kali  berhak  untuk mendapatkan  Tuntidakboleh  Profesi
·          Guru yang Cuti Karena Sakit paling usang 14 hari tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi Guru.
·          Guru yang Cuti Melahirkan paling Lama 3 bulan tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi Guru.
·          Guru yang Cuti Karena Alasan Penting paling usang 1 bulan tetap mendapat Tuntidakboleh Profesi Guru.

Bagaimana realisasinya? Wallahu A'lam Bish-Shawabi.


Demikian gosip apakah Cuti Ibadah Haji, Cuti Karena Saketi, Cuti Melahirkan Tetap Dapat Tuntidakboleh Profesi Guru (TPG) ?. Semoga jadi materi kajian bersama.




= Baca Juga =



Related Posts

0 Response to "Cuti Ibadah Haji, Cuti Alasannya Sakit, Cuti Melahirkan Tetap Sanggup Pemberian Profesi Guru (Tpg) ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel