Bidang-Bidang Dan Metode Riset Sosiologi Berdasarkan Para Ahli
Lapangan studi dan riset sosiologi sangat luas. Semua gejala, fakta sosial, tindakan sosial dan lain-lain sanggup menjadi obyek riset sosiologi. Riset tersebut harus memakai metode yang sesuai dengan metode sosiologi sebagaimana yang sudah dirumuskan para tokoh sosiologi. Melalui artikel ini diharapkan sanggup memahami metode dan metode riset sosiologi dan memahami perkembangan sosiologi di Indonesia.
Obyek Studi Sosiologi
Sebagai sebuah Ilmu obyek kajian sosiologi yakni masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar insan dan proses yang timbul dari hubungan insan di dalam masyarakat. Perkembangan sosiologi tidak pernah lepas dari pergulatan aliran dari para tokohnya selalu ada pada setiap zamannya. Menurut Ritzer, sosiologi lahir ditengah-tengah persaingan dampak antara filsafat dan psikologi. Karenanya tidak mengherankan, dampak keduanya masih terasa hingga sekarang.
Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli - Sesudah Durkheim pertama kali menemukan makna dan pendekatan fakta social (social fact), sosiologi mulai menemukan obyek yang secara khusus menjadi ruang kajian bagi ilmu sosiologi. Belakangan setelah perkembangan sosiologi lepas dari dampak filsafat dan psikologi, pergulatan pemikirannya relative bersifat interen bagi para tokohnya saja, dan ini terus berlangsung hingga sekarang.
Pergulatan aliran yang terus berlangsung tersebut, melahirkan dinamika tersendiri melahirkan penyebaran kajian sosiologi pada banyak sekali bidang kehidupan masyarakat. Studi sosiologi yang mengkaji secara umum disebut sosiologi umum dan sosiologi yang mengulas secara sektoral disebut sosiologi khusus.
Sosiologi umum mempelajari dan mereview keseluruhan tentang gejala, fakta sosial, tindakan dan interaksi sosial maupun sikap sosial dalam masyarakat secara umum dengan pendekatan-pendekatan sosiologik. Sedang sosiologi khusus yaitu mempelajari gejala, fakta sosial, tindakan dan interaksi sosial maupun sikap sosial yang bersifat sektoral, menyerupai masalah ekonomi (sosiologi ekonomi), politik (sosiologi politik), aturan (sosiologi hukum), pendidikan(sosiologi pendidikan), kebudayaan (sosiologi kebudayaan), kesenian (sosiologi kesenian), pertanian (sosiologi pertanian), agama (sosiologi agama), pengetahuan (sosiologi pengetahuan) dan lain-lain melalui pendekatan sosiologik.
Paradigma dan Metode Sosiologi
Ketika seseorang akan melaksanakan studi tentang sosiologi, maka ia harus menetapkan berdasarkan paradigma dan pendekatan apa ia melaksanakan studi. Kemudian ia harus melihat metode menyerupai apa yang cocok dengan pendekatan studi yang ia lakukan. Studi tentang sosiologi sanggup dilakukan dengan metode yang sesuai dengan pendekatan paradigma sosiologi. Menurut George Ritzer dalam buku ‘Sociology; A multiple paradigm science’, sebut ada tiga Paradigma dalam ilmu sosiologi, yaitu Fakta Sosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial.
A. Fakta Sosial
Fakta sosial ialah barang sesuatu (thing) yang tidak sama dengan ide. Barang sesuatu menjadi obyek penelitian dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak sanggup dipahami melaui obyek mental murni (spekulatif). Tetapi untuk memahaminya diharapkan penyusunan data riil di luar aliran manusia. Menurut Durkheim fakta sosial tidak sanggup dipelajari melalui introspeksi. Fakta sosial harus diteliti di dalam dunia konkret sebagaimana orang mencari sesuatu yang lain (Ritzer,1992). Fakta sosial terdiri atas dua macam, dalam bentuk material dan non material. Dalam bentuk material yaitu barang sesuatu yang sanggup di simak, ditangkap dan di observasi. Fakta sosial berbentuk material yakni cuilan dari dunia konkret (external world) menyerupai arsitektur dan norma hukum. Sedangkan fakta sosial dalam bentuk non material yaitu sesuatu yang dianggap konkret (external). Fakta sosial menyerupai ini ialah fenomena sosial yang bersifat intersubjektive yang spesialuntuk sanggup muncul dari dalam kesadaran insan menyerupai egoisme, altruisme, dan opini.
Menurut Ritzer, ada empat varian yang tergabung dalam paradigma fakta sosial, yaitu;
1. Teori Struktural fungsional
2. Teori konflik
3. Teori sistem
4. Teori sosiologi makro.
Penganut paradigma fakta sosial cenderung memakai metode kuesioner dan interview dalam penelitian empiris mereka, meskipun metode ini bukan dominasi paradigma fakta sosial. Menurut James Coleman, metode interview dan kuesioner kurang membuka jalan kearah inovasi fakta sosial, lantaran itu Coleman mengatakan tiga pendekatan embel-embel yaitu, pertama, kelemahan interview dan kuesioner sanggup diatasi dengan membuat daftar pertanyaan yang runtun secara rasional. Kedua, mengajukan pertanyaan kepada individu tentang unit sosialnya sendiri. Ketiga, memakai metode sampling yang disebut Coleman ‘Snow ball sampling’ yaitu dengan menanyakan kepada sample siapa mitra terdekatnya. Kepada mitra terdekatnya ditanyakan pula siapa mitra dekatnya,.. begitu seterusnya.
B. Definisi Sosial
Paradigma definisi sosial mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial dan hubungan antar tindakan sosial. Menurut Weber, dua masalah itu ialah pokok masalah psikologi. Yang dimaksud dengan tindakan sosial yakni tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna dan arti subyektif bagi dirinya yang diarahkan bagi orang lain.
Untuk mempelajari tindakan sosial, berdasarkan Weber perlu dilakukan dengan metode penafsiran dan pemahaman (interpretative understanding). Dalam bahasa Weber disebutkan dengan istilah verstehen. melaluiataubersamaini begitu, peneliti sosiologi akan mengetahui motif dari tindakan aktor.
Lalu bagaimana memahami motif tindakan seorang aktor? Weber mempersembahkan 2 cara yaitu (1) melaluiataubersamaini melalui kesungguhan, (2) mencoba mengenangkan dan menyelami pengalaman aktor. Peneliti hendaknya menempatkan dirinya dalam posisi bintang film serta mencoba memahami sesuatu menyerupai yang dipahami oleh aktor.
Teori-teori yang termasuk dalam paradigma definisi sosial yaitu, teori tindakan, interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi dan eksistensialisme.
Dalam melaksanakan studi, paradigma ini cenderung memakai metode observasi dalam penelitiannya. Alasannya untuk sanggup memahami realitas intrasubjektive dan intersubjektive dari tindakan sosial dan interaksi sosial. Metode interview dan kuesioner dianggap kurang relevan dalam menangkap tindakan insan yang impulsif dan wajar.
Dalam melaksanakan observasi, paradigma ini mempunyai tipe metode observasi, yaitu;
C. Perilaku Sosial
Menurut paradigma ini obyek studi sosiologi harus kongkrit-realistis, dan itu yakni sikap sosial yaitu sikap insan yang tampak serta kemungkinan berulang. Paradigma sikap sosial memusatkan perhatian kepada antar hubungan individu dan lingkungannya. Lingkungan disini ada dua, yaitu majemuk obyek sosial dan majemuk obyek non sosial. Prinsip yang menguasai antar hubungan individu dengan obyek sosial yakni sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antar individu dengan obyek non sosial.
Teori yang menganut paradigma ini yakni sosiologi behavioral berkaitan erat dengan psikologi behaviorisme dan teori pertukaran.
Metode dalam paradigma sikap sosial ini lebih menyukai metode eksperimen, meskipun juga memakai metode interview dan kuesioner ataupun observasi.
Lebih ringkas sanggup dilihat dalam tabel diberikut;
Metode Riset Sosiologi
Riset sosiologi selalu sangat diharapkan untuk menjawaban masalah sosial, memahami realitas sosial maupun dalam rangka pengembangan ilmu sosiologi. melaluiataubersamaini adanya riset sosiologi, ilmu sosiologi berkembang sesuai dengan penemuan-penemuan terbarunya. Namun sebuah riset sosiologi harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang sesuai dengan metode sosiologi.
Dalam melaksanakan riset Sosiologi, peneliti harus melalui beberapa tahap, yaitu;
1. Perumusan masalah
Pada waktu peneliti hendak mulai melaksanakan risetnya, maka seorang peneliti harus terebih lampau membuat rumusan masalah. Rumasan masalah ialah pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan di cari jawabanan dalam sebuah riset. Untuk sanggup merumuskan dengan baik rumusan masalah, seorang peneliti harus melalui tahapan-tahapan diberikut ;
Seorang peneliti dalam rumasan masalahnya harus memahami apa saja studi yang sudah dilakukan orang tentang topik yang sedang ia bahas. Semakin banyak studi sebelumnya yang ia baca dan pahami, maka akan semakin terang bagi seorang peneliti ruang yang belum dikaji dan diteliti. Kekosongan ruang itulah yang akan menjadi obyek
Riset yang akan dilakukan. melaluiataubersamaini demikian risetnya bertujuan untuk menutupi kekosongan ilmiah.
2. Menyusun Desain Penelitian
Sesudah pertanyaan penelitian dirumuskan, maka peneliti sudah mempunyai citra dalam kepalanya tentang masalah yang akan di teliti, makan peneliti harus menentukan desain penelitian, metode penelitian yang tepat dan metode yang dipilih dalam mengumpulkan data. Dalam menyusun desain penelitian, seorang peneliti perlu melaksanakan ;
Metode-Metode Utama
Pengumpulan data sanggup dilakukan dengan beberapa cara;
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Dalam sosiologi dikenal penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yakni penelitian yang mengutamakan kualitas data dengan metode observasi dan wawancara mendalam.
Menurut Bogdan dan Biklen (1992) menerangkan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:
Sedangkan penelitian kuantitatif yakni penelitian dengan memakai data-data yang sanggup diukur dan biasanya melalui uji statistik. Penelitian kuantitatif sering dipandang sebagai antitesis atau lawan dari penelitian kualitatif, walau sebetulnya pembedaan kualitatif-kuantitatif tersebut agak menyesatkan. Donmoyer beralasan, banyak peneliti kuantitatif tertarik mempelajari aspek-aspek kualitatif dari fenomena. Mereka melaksanakan kuantifikasi gradasi kualitas menjadi skala-skala numerik yang memungkinkan analisis statistik (prajitno).
Etika Penelitian
Menurut Sunarto, (2000) ada beberapa sopan santun dalam penelitian yang harus menjadi perhatian seorang peneliti. Etika itu bertujuan supaya penelitian tersebut sanggup mengungkap yang sebetulnya dari tujuan yang ingin dicapai. Beberapa sopan santun itu adalah;
Analisis data
Analisis data kualitatif berlangsung terus menerus sejak peneliti memasuki lapangan dan arah penelitian sanggup berubah sesuai dengan hasil analisis lapangan bersumber data catatan lapangan yang secara rinci memuat hasil wawancara dan observasi. Sedangkan Analisis data kuantitatif berdasarkan data-data yang sudah diangkakan, memakai pendekatan statistik sosial. Analisis data ada yang bersifat univariat dan ada bivariat serta multivariat.
Analisis data univariat biasanya menghasilkan data yang mempersembahkan citra terkena satu gejala. contohnya data tentang nilai UN murni siswa. Sedangkan data bivariat diterapkan bila peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua variabel atau dua gejala, contohnya mereview tentang hubungan tahun dengan variabel wisatawan. Dan analisis data dengan multivariat yaitu mereview dengan variable lebih dari dua.
Laporan Penelitian
Sesudah penelitian selesai dilakukan, maka seorang peneliti harus menyusun laporan penelitian. Laporan penelitian ini harus di tulis dan penulisannya harus sesuai dengan kaidah ilmiah. Setidaknya dalam laporan penelitian harus memuat :
Manfaat riset Sosiologi bagi Psikologi
Sebagai ilmu yang serumpun, Ilmu Psikologi dan sosiologi selalu mempunyai hubungan yang sanggup saling menguatkan. Kajian psikologi sering bermanfaa dalam studi sosiologi. Begitu pula sebalik kajian sosiologi bermanfaa dalam pembahasan psikologi. Ilmu psikologi yakni ilmu yang mempelajari tentang tingkah laris sebagai manifestasi kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membuat insan bertingkah laku/berbuat. Kita tiruana menyadari bahwa tingkah laris insan tidak sanggup terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah tepat bila meninjau insan bangkit sendiri dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya. Karena itu, studi psikologi tidak akan optimal dan tepat tanpa tinjauan sosiologi. melaluiataubersamaini demikian, manfaat riset sosiologi dalam psikologi yakni memperkuat dan menyempurnakan pembahasan dalam psikologi.
Sekian artikel perihal Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli. Semoga goresan pena ini sanggup bermanfaa bagi kita.
Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajpertamai Pers
Ritzer, George, 1992, Sosiologi Ilmu Pengetahuan berparadigma Ganda, Jakarta, Rajpertamai
Press, Terj Alimandan.
Sunarto, kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Jakarta, fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ritzer, George, Modern Sociological Theory, Jakarta, Prenada Media, Terjemahan Alimandan.
Kartasapoetra, G, dan Widyaningsih, G,R, Teori sosiologi, Bandung, Armico
Obyek Studi Sosiologi
Sebagai sebuah Ilmu obyek kajian sosiologi yakni masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antar insan dan proses yang timbul dari hubungan insan di dalam masyarakat. Perkembangan sosiologi tidak pernah lepas dari pergulatan aliran dari para tokohnya selalu ada pada setiap zamannya. Menurut Ritzer, sosiologi lahir ditengah-tengah persaingan dampak antara filsafat dan psikologi. Karenanya tidak mengherankan, dampak keduanya masih terasa hingga sekarang.
Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli - Sesudah Durkheim pertama kali menemukan makna dan pendekatan fakta social (social fact), sosiologi mulai menemukan obyek yang secara khusus menjadi ruang kajian bagi ilmu sosiologi. Belakangan setelah perkembangan sosiologi lepas dari dampak filsafat dan psikologi, pergulatan pemikirannya relative bersifat interen bagi para tokohnya saja, dan ini terus berlangsung hingga sekarang.
Pergulatan aliran yang terus berlangsung tersebut, melahirkan dinamika tersendiri melahirkan penyebaran kajian sosiologi pada banyak sekali bidang kehidupan masyarakat. Studi sosiologi yang mengkaji secara umum disebut sosiologi umum dan sosiologi yang mengulas secara sektoral disebut sosiologi khusus.
image source: study.com |
Sosiologi umum mempelajari dan mereview keseluruhan tentang gejala, fakta sosial, tindakan dan interaksi sosial maupun sikap sosial dalam masyarakat secara umum dengan pendekatan-pendekatan sosiologik. Sedang sosiologi khusus yaitu mempelajari gejala, fakta sosial, tindakan dan interaksi sosial maupun sikap sosial yang bersifat sektoral, menyerupai masalah ekonomi (sosiologi ekonomi), politik (sosiologi politik), aturan (sosiologi hukum), pendidikan(sosiologi pendidikan), kebudayaan (sosiologi kebudayaan), kesenian (sosiologi kesenian), pertanian (sosiologi pertanian), agama (sosiologi agama), pengetahuan (sosiologi pengetahuan) dan lain-lain melalui pendekatan sosiologik.
Paradigma dan Metode Sosiologi
Ketika seseorang akan melaksanakan studi tentang sosiologi, maka ia harus menetapkan berdasarkan paradigma dan pendekatan apa ia melaksanakan studi. Kemudian ia harus melihat metode menyerupai apa yang cocok dengan pendekatan studi yang ia lakukan. Studi tentang sosiologi sanggup dilakukan dengan metode yang sesuai dengan pendekatan paradigma sosiologi. Menurut George Ritzer dalam buku ‘Sociology; A multiple paradigm science’, sebut ada tiga Paradigma dalam ilmu sosiologi, yaitu Fakta Sosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial.
A. Fakta Sosial
Fakta sosial ialah barang sesuatu (thing) yang tidak sama dengan ide. Barang sesuatu menjadi obyek penelitian dari seluruh ilmu pengetahuan. Ia tidak sanggup dipahami melaui obyek mental murni (spekulatif). Tetapi untuk memahaminya diharapkan penyusunan data riil di luar aliran manusia. Menurut Durkheim fakta sosial tidak sanggup dipelajari melalui introspeksi. Fakta sosial harus diteliti di dalam dunia konkret sebagaimana orang mencari sesuatu yang lain (Ritzer,1992). Fakta sosial terdiri atas dua macam, dalam bentuk material dan non material. Dalam bentuk material yaitu barang sesuatu yang sanggup di simak, ditangkap dan di observasi. Fakta sosial berbentuk material yakni cuilan dari dunia konkret (external world) menyerupai arsitektur dan norma hukum. Sedangkan fakta sosial dalam bentuk non material yaitu sesuatu yang dianggap konkret (external). Fakta sosial menyerupai ini ialah fenomena sosial yang bersifat intersubjektive yang spesialuntuk sanggup muncul dari dalam kesadaran insan menyerupai egoisme, altruisme, dan opini.
Menurut Ritzer, ada empat varian yang tergabung dalam paradigma fakta sosial, yaitu;
1. Teori Struktural fungsional
2. Teori konflik
3. Teori sistem
4. Teori sosiologi makro.
Penganut paradigma fakta sosial cenderung memakai metode kuesioner dan interview dalam penelitian empiris mereka, meskipun metode ini bukan dominasi paradigma fakta sosial. Menurut James Coleman, metode interview dan kuesioner kurang membuka jalan kearah inovasi fakta sosial, lantaran itu Coleman mengatakan tiga pendekatan embel-embel yaitu, pertama, kelemahan interview dan kuesioner sanggup diatasi dengan membuat daftar pertanyaan yang runtun secara rasional. Kedua, mengajukan pertanyaan kepada individu tentang unit sosialnya sendiri. Ketiga, memakai metode sampling yang disebut Coleman ‘Snow ball sampling’ yaitu dengan menanyakan kepada sample siapa mitra terdekatnya. Kepada mitra terdekatnya ditanyakan pula siapa mitra dekatnya,.. begitu seterusnya.
B. Definisi Sosial
Paradigma definisi sosial mengartikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial dan hubungan antar tindakan sosial. Menurut Weber, dua masalah itu ialah pokok masalah psikologi. Yang dimaksud dengan tindakan sosial yakni tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna dan arti subyektif bagi dirinya yang diarahkan bagi orang lain.
Untuk mempelajari tindakan sosial, berdasarkan Weber perlu dilakukan dengan metode penafsiran dan pemahaman (interpretative understanding). Dalam bahasa Weber disebutkan dengan istilah verstehen. melaluiataubersamaini begitu, peneliti sosiologi akan mengetahui motif dari tindakan aktor.
Lalu bagaimana memahami motif tindakan seorang aktor? Weber mempersembahkan 2 cara yaitu (1) melaluiataubersamaini melalui kesungguhan, (2) mencoba mengenangkan dan menyelami pengalaman aktor. Peneliti hendaknya menempatkan dirinya dalam posisi bintang film serta mencoba memahami sesuatu menyerupai yang dipahami oleh aktor.
Teori-teori yang termasuk dalam paradigma definisi sosial yaitu, teori tindakan, interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi dan eksistensialisme.
Dalam melaksanakan studi, paradigma ini cenderung memakai metode observasi dalam penelitiannya. Alasannya untuk sanggup memahami realitas intrasubjektive dan intersubjektive dari tindakan sosial dan interaksi sosial. Metode interview dan kuesioner dianggap kurang relevan dalam menangkap tindakan insan yang impulsif dan wajar.
Dalam melaksanakan observasi, paradigma ini mempunyai tipe metode observasi, yaitu;
- Participant observation, yaitu peneliti menyembunyikan identitasnya yang sedang melaksanakan penelitian.
- Participant as observer, yaitu peneliti memdiberitahukan diri sedang mereview.
- Observes as participants, yaitu penelitian dengan spesialuntuk sekali mengunjungi. Maka peneliti harus dengan persiapan yang matang dan perencanaan yang baik.
- Complete observer, yaitu peneliti tidak berpartisipasi tetapi peneliti menempatkan dirinya sebagai orang luar sama sekali dan subyek penelitian tidak mengetahui mereka sedang diteliti.
C. Perilaku Sosial
Menurut paradigma ini obyek studi sosiologi harus kongkrit-realistis, dan itu yakni sikap sosial yaitu sikap insan yang tampak serta kemungkinan berulang. Paradigma sikap sosial memusatkan perhatian kepada antar hubungan individu dan lingkungannya. Lingkungan disini ada dua, yaitu majemuk obyek sosial dan majemuk obyek non sosial. Prinsip yang menguasai antar hubungan individu dengan obyek sosial yakni sama dengan prinsip yang menguasai hubungan antar individu dengan obyek non sosial.
Teori yang menganut paradigma ini yakni sosiologi behavioral berkaitan erat dengan psikologi behaviorisme dan teori pertukaran.
Metode dalam paradigma sikap sosial ini lebih menyukai metode eksperimen, meskipun juga memakai metode interview dan kuesioner ataupun observasi.
Lebih ringkas sanggup dilihat dalam tabel diberikut;
Paradigma | Teori | Metode |
Fakta Sosial | Struktural Fungsional, konflik | interview-kuesioner dan metode perbandingan sejarah |
Definisi Sosial | teori tindakan, interaksionisme simbolik, fenomenologi, etnometodologi dan eksistensialisme. | observasi, meskipun sangat memungkinkan memakai metode interview-kuesioner. |
Perilaku sosial | sosiologi behavioral berkaitan erat dengan psikologi behaviorisme. Dan teori pertukaran. | metode khusus paradigma ini yakni eksperimen |
Metode Riset Sosiologi
Riset sosiologi selalu sangat diharapkan untuk menjawaban masalah sosial, memahami realitas sosial maupun dalam rangka pengembangan ilmu sosiologi. melaluiataubersamaini adanya riset sosiologi, ilmu sosiologi berkembang sesuai dengan penemuan-penemuan terbarunya. Namun sebuah riset sosiologi harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang sesuai dengan metode sosiologi.
Dalam melaksanakan riset Sosiologi, peneliti harus melalui beberapa tahap, yaitu;
- Perumusan masalah
- Penyusunan Desain Penelitian
- Pengumpulan data
- Analisis data
- Penyusunan Laporan Penelitian
1. Perumusan masalah
Pada waktu peneliti hendak mulai melaksanakan risetnya, maka seorang peneliti harus terebih lampau membuat rumusan masalah. Rumasan masalah ialah pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan di cari jawabanan dalam sebuah riset. Untuk sanggup merumuskan dengan baik rumusan masalah, seorang peneliti harus melalui tahapan-tahapan diberikut ;
- Menetapkan topik, yaitu menentukan topik yang menarikdanunik untuk diteliti sesuai minat peneliti.
- Studi literatur /tinjauan pustaka(literature review) yaitu tinjauan terhadap bahan-bahan pustaka yang ada di bidang yang bersangkutan supaya sanggup mengetahui temuan-temuan apa sajakah yang sebelumnya pernah dilakukan oleh andal sosiologi lain.
- Merumuskan masalah penelitian dengan menyusun pertanyaan penelitian yang belum diteliti orang lain.
Seorang peneliti dalam rumasan masalahnya harus memahami apa saja studi yang sudah dilakukan orang tentang topik yang sedang ia bahas. Semakin banyak studi sebelumnya yang ia baca dan pahami, maka akan semakin terang bagi seorang peneliti ruang yang belum dikaji dan diteliti. Kekosongan ruang itulah yang akan menjadi obyek
Riset yang akan dilakukan. melaluiataubersamaini demikian risetnya bertujuan untuk menutupi kekosongan ilmiah.
2. Menyusun Desain Penelitian
Sesudah pertanyaan penelitian dirumuskan, maka peneliti sudah mempunyai citra dalam kepalanya tentang masalah yang akan di teliti, makan peneliti harus menentukan desain penelitian, metode penelitian yang tepat dan metode yang dipilih dalam mengumpulkan data. Dalam menyusun desain penelitian, seorang peneliti perlu melaksanakan ;
- Memilih pendekatan apa yang dipakai (misal dengan pendekatan fakta sosial atau definisi sosial), maka metode pengumpulan data yang dipakai diadaptasi dengan pendekatan tersebut.
- Menetapkan metode Pengumpulan data.
Metode-Metode Utama
Pengumpulan data sanggup dilakukan dengan beberapa cara;
- Penelitian Survey, ialah suatu jenis penelitian yang didalamnya hal yang hendak diketahui peneliti dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan (kuesioner) baku. Daftar pertanyaan dalam penelitian survey dikenal dengan pertanyaan tertutup dan dan daftar pertanyaan terbuka. Daftar pertanyaan tertutup lantaran subyek penelitian di suruh menentukan satu dari sejumlah jawabanan yang sudah disediakan peneliti. Sementara daftar pertanyaan terbuka bila jawabanannya diserahkan kepada subyek penelitian untuk menjawabannya sesuai dengan keinginannya.
- Pengamatan (observasi), ialah dengan mengamati secara pribadi para sikap subyek dan obyek penelitian dan merekap sikap yang wajar, asli, tidak dibuat-buat, impulsif dalam waktu lama, sehingga data yang terkumpul mendalam dan rinci.
- Riwayat Hidup, ialah suatu metode pengumpulan data yang sanggup mengungkapkan data penting tentang pengalaman subyektif untuk pengembangan teori sosiologi.
- Studi kasus, ialah metode penelitian untuk memahami kehidupan sosial suatu kelompok. Semua aktifitas dalam kelompok itu dijelaskan secara menyeluruh.
- Analisis konten (Content analysis), ialah menganalisis banyak sekali dokumen menyerupai surat kabar, majalah, dokumen resmi, naskah seni dan satra, kemudian diambil data-data yang dialihkan menjadi bentuk sendiri sesuai dengan tujuan penelitian.
- Penggunaan data yang tersedia oleh pihak-pihak lain, yaitu data yang ada pada pihak lain, contohnya hasil-hasil penelitian yang sudah ada, data-data yang dimiliki oleh suatu forum dan pemerintahan. Data ini sanggup diambil untuk melengkapi data penelitian.
- Eksperimen ialah melaksanakan percobaan untuk mengetahui hasil atau reaksi dari eksperimen tersebut. Misal reaksi orang dikala hampir bertabrakan.
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Dalam sosiologi dikenal penelitian kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif yakni penelitian yang mengutamakan kualitas data dengan metode observasi dan wawancara mendalam.
Menurut Bogdan dan Biklen (1992) menerangkan bahwa bahwa ciri-ciri metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu:
- Penelitian kualitatif mempunyai setting yang alami sebagai sumber data langsung, dan peneliti sebagai instrumen kunci.
- Penelitian kualitatif yakni penelitian yang deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih banyak kata-kata atau gambar-gambar daripada angka
- Penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses daripada produk. Hal ini disebabkan oleh cara peneliti mengumpulkan dan memaknai data, setting atau hubungan antar cuilan yang sedang diteliti akan jauh lebih terang apabila diamati dalam proses.
- Peneliti kualitatif mencoba menganalisis data secara induktif: Peneliti tidak mencari data untuk menunjukan hipotesis yang.mereka susun sebelum mulai penelitian, namun untuk menyusun abstraksi.
- Penelitian kualitatif menitikberatkan pada makna bukan sekadar sikap yang tampak.
Sedangkan penelitian kuantitatif yakni penelitian dengan memakai data-data yang sanggup diukur dan biasanya melalui uji statistik. Penelitian kuantitatif sering dipandang sebagai antitesis atau lawan dari penelitian kualitatif, walau sebetulnya pembedaan kualitatif-kuantitatif tersebut agak menyesatkan. Donmoyer beralasan, banyak peneliti kuantitatif tertarik mempelajari aspek-aspek kualitatif dari fenomena. Mereka melaksanakan kuantifikasi gradasi kualitas menjadi skala-skala numerik yang memungkinkan analisis statistik (prajitno).
Etika Penelitian
Menurut Sunarto, (2000) ada beberapa sopan santun dalam penelitian yang harus menjadi perhatian seorang peneliti. Etika itu bertujuan supaya penelitian tersebut sanggup mengungkap yang sebetulnya dari tujuan yang ingin dicapai. Beberapa sopan santun itu adalah;
- Keikutsertaan secara sukarela
- Tidak membawa cedera bagi subyek penelitian
- Asas Anonimitas(tidak dikenal)
- Kerahasiaan
- Tidakmempersembahkan keterangan keliru
- Menyajikan data penelitian secara jujur
Analisis data
Analisis data kualitatif berlangsung terus menerus sejak peneliti memasuki lapangan dan arah penelitian sanggup berubah sesuai dengan hasil analisis lapangan bersumber data catatan lapangan yang secara rinci memuat hasil wawancara dan observasi. Sedangkan Analisis data kuantitatif berdasarkan data-data yang sudah diangkakan, memakai pendekatan statistik sosial. Analisis data ada yang bersifat univariat dan ada bivariat serta multivariat.
Analisis data univariat biasanya menghasilkan data yang mempersembahkan citra terkena satu gejala. contohnya data tentang nilai UN murni siswa. Sedangkan data bivariat diterapkan bila peneliti ingin mengetahui hubungan antara dua variabel atau dua gejala, contohnya mereview tentang hubungan tahun dengan variabel wisatawan. Dan analisis data dengan multivariat yaitu mereview dengan variable lebih dari dua.
Laporan Penelitian
Sesudah penelitian selesai dilakukan, maka seorang peneliti harus menyusun laporan penelitian. Laporan penelitian ini harus di tulis dan penulisannya harus sesuai dengan kaidah ilmiah. Setidaknya dalam laporan penelitian harus memuat :
- Latar belakang
- Rumusan masalah
- Tinjauan Pustaka
- Metodologi penelitian
- Analisis data penelitian
- Kesimpulan
Manfaat riset Sosiologi bagi Psikologi
Sebagai ilmu yang serumpun, Ilmu Psikologi dan sosiologi selalu mempunyai hubungan yang sanggup saling menguatkan. Kajian psikologi sering bermanfaa dalam studi sosiologi. Begitu pula sebalik kajian sosiologi bermanfaa dalam pembahasan psikologi. Ilmu psikologi yakni ilmu yang mempelajari tentang tingkah laris sebagai manifestasi kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu yang membuat insan bertingkah laku/berbuat. Kita tiruana menyadari bahwa tingkah laris insan tidak sanggup terlepas dari keadaan sekitar, sehingga tidaklah tepat bila meninjau insan bangkit sendiri dan terlepas dari masyarakat yang melatarbelakanginya. Karena itu, studi psikologi tidak akan optimal dan tepat tanpa tinjauan sosiologi. melaluiataubersamaini demikian, manfaat riset sosiologi dalam psikologi yakni memperkuat dan menyempurnakan pembahasan dalam psikologi.
Sekian artikel perihal Bidang-Bidang dan Metode Riset Sosiologi Menurut Para Ahli. Semoga goresan pena ini sanggup bermanfaa bagi kita.
Daftar Pustaka
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajpertamai Pers
Ritzer, George, 1992, Sosiologi Ilmu Pengetahuan berparadigma Ganda, Jakarta, Rajpertamai
Press, Terj Alimandan.
Sunarto, kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Jakarta, fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Ritzer, George, Modern Sociological Theory, Jakarta, Prenada Media, Terjemahan Alimandan.
Kartasapoetra, G, dan Widyaningsih, G,R, Teori sosiologi, Bandung, Armico
0 Response to "Bidang-Bidang Dan Metode Riset Sosiologi Berdasarkan Para Ahli"
Posting Komentar