Identifikasi, Memilih, Dan Merumuskan Problem Penelitian

Identifikasi, Memilih, dan Merumuskan Masalah Penelitian - Dalam sebuah penelitian latar belakang permasalahan menjadi faktor utama untuk memilih apakah dilema yang dimaksud sanggup menjadi landasan untuk memulai sebuah penelitian dan dalam hal ini penelitian psikologi khususnya kuantitatif. Walaupun metode penelitian bukan dasar pertama untuk memilih permasalahan penelitian namun dari citra dilema penelitian kita sanggup memperkirakan metode yang akan dipakai dalam penelitian.

Terkait dengan waktu, efisiensi, dan kemampuan penelitian maka perlu kirannya untuk menenentukan permasalahan penelitian yang sempurna biar sesuai dengan metode yang akan kita gunakan, dalam hal ini metode penelitian kuantitatif. Jika sebuah penelitian sudah sanggup diubahsuaikan dengan metode penelitian kuantitatif maka tahap diberikutnya kita perlu lihat juga apakah dilema penelitian tersebut sanggup dilakukan dengan metode kuantitatif sederhana, kompleks, ataukah metode eksperimen maupun quasi eksperimen.

 Dalam sebuah penelitian latar belakang permasalahan menjadi faktor utama untuk memilih Identifikasi, Memilih, dan Merumuskan Masalah Penelitian
image source: ncsl.org
baca juga: Pengertian, Prosedur, dan misal Penelitian Kuantitatif

Bahasan kali ini akan diubahsuaikan dengan permasalahan penelitian yang sesuai dengan metode penelitian kuantitatif sederhana.

a. Jenis Masalah
    Memulai dilema penelitian pada umumnya terdiri dari tiga model, yaitu mencari adanya perbedaan antara praktek dengan praktek, praktek dengan teori, dan teori dengan teori.Sesudah ditemukan dilema pertama dari penelitian ini maka tahap diberikutnya yakni melihat faktor yang memungkinkan menjadikan perbedaan tersebut.

    i. Perbedaan Praktek dan Praktek
    Perbedaan praktek dan praktek dilakukan dengan membandingkan dua kelompok individu yang mengalami situasi yang relatif hampir sama. Pada kelompok individu di sekolah A contohnya umumnya mengalami dilema konflik dengan orang tua. Namun di sekolah B dengan jenjang yang sama ternyata dilema ini tidak banyak dan spesialuntuk terjadi pada segelintir orang. melaluiataubersamaini demikian, permasalahan diatas sanggup diangkat menjadi dilema penelitian yaitu apa yang menjadikan perbedaan tersebut.

    Dalam kajian lebih lanjut mungkin kita sanggup memprediksi bahwa salah satu kemungkinan penyebab bahwa sekolah B tidak terlalu berkonflik dengan orang bau tanah yakni pola komunikasi orang bau tanah dan guru terkait dengan jadwal yang dilakukan disekolah tersebut.

    Berdasarkan prediksi yang dilakukan oleh peneliti, yang tentunya mengacu pada sebuah kajian, maka sanggup diangkat tema penelitian terkena tugas komunikasi orang bau tanah dan guru terhadap hubungan anak dan orang tua. Nantinya, untuk memilih apakah penelitian ini akan memakai analisa dengan uji beda atau uji hubungan sanggup dilihat dari jenis data yang akan dikumpulkan.

    ii. Perbedaan Praktek dan Teori
    Berdasarkan pola diatas, yaitu dewasa di sekolah B memperlihatkan pola sikap yang tidak mengalami kondisi konflik antara orangtua dan anak, tentunya hal ini tidak sama dengan teori yang menyampaikan bahwa dewasa yakni fase penuh konflik antara orang bau tanah dan anak.Adanya perbedaan teori dan praktek ini sanggup diangkat menjadi permasalahan penelitian.

    Jika kajian dilanjutkan pada hal-hal yang menjadikan kondisi di sekolah B tidak sesuai dengan konsep teoritis, contohnya alasannya yakni siswa yang bersekolah disana umumnya dari masyarakat sekitar dan gurunya juga berasal dari komunitas yang sama dengan siswa maka hal ini sanggup menjadi perkiraan yang akan kita buktikan dalam sebuah penelitian. Berdasarkan kajian tersebut, tema yang mungkin kita angkat contohnya kedekatan guru dengan keluarga siswa diluar sekolah dengan pola interaksi anak dan orang bau tanah di rumah.

    iii. Perbedaan Teori dan Teori
    Beberapa penelitian menggali konsep yang lebih mendalam, contohnya kajian yang sangat teorits walaupun permasalahan bergotong-royong belum tentu muncul dalam kehidupan sehari hari.Perbedaaan antara dua teori yang sanggup menjadi dilema penelitian, contohnya perbedaan antara konsep moral Haidt dan konsep moral Lind.Haidt menekankan pada emosi sebagai penentu moral dan Lind menekankan pada kognisi sebagai penentu moral.Perbedaan keduanya sanggup menjadi dasar penelitian sehingga kita sanggup mendukung salah satu atau menyampaikan sesuatu yang gres baik dengan menolak keduanya atau kalau mungkin menggabungkan keduanya.

    b. Jenis Masalah Penelitian

    Berdasarkan pembahasan terkena dilema penelitian diatas kita sanggup membedakan dilema penelitian dibagi kedalam dua hal, yaitu penelitian aplikatif dan penelitian teoritis.

    i. Penelitian Aplikatif
    Penelitian aplikatif bergotong-royong tidak cukup signifikan dianggap sebagai dilema penelitian yang akan memdiberi pemberian pada perkembangan ilmu. Lemahnya tugas dilema ini dalam menyumbang pada perkembangan ilmu pengetahuan salah satunya alasannya yakni mengangkat dilema ini terkadang spesialuntuk sebatas mengambarkan konsep teoritis dalam konteks dilema yang dihadapi. Misalnya peneliti hendak mereview mengapa banyak terjadi tawuran dan penerapan narkoba di sekolah A dan sehabis diteliti ternyata temuannya spesialuntuk memperlihatkan bahwa penyebabnya sudah dijelaskan oleh konsep teori yang ada. Oleh alasannya yakni itu, untuk mengangkat tema ini sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian harus dikaji dengan lebih dalam dan digali acuan yang cukup sehingga kita sanggup memdiberi pemberian pada perkembangan ilmu pengetahuan.

    ii. Penelitian Teoritis
    Ketiga jenis dilema diatas secara umum yakni dilema yang sanggup dikelompokkan kedalam penelitian teoritis termasuk dilema yang berasal dari perbedaan antara praktek dan praktek. Namun kunci peletakan masalahnya hampir sama yaitu ketika penggalian teoritis terhadap dilema yang ada ternyata belum cukup dijelaskan secara konseptual.

    Secara khusus, kalau penelitian yang akan dilakukan dibutuhkan sanggup memdiberi pemberian pada perkembangan teori maka ada dua hal yang harus dilakukan yaitu membaca banyak hasil penelitian dalam jurnal-jurnal ilmiah atau membuat penelitian dengan mitra yang spesifik dan sangat unik sehingga susah untuk menemukan penelitian sebelumnya terhadap hasl tersebut.

    c. Sumber Permasalahan Penelitian

    i. Minat Pribadi
    Minat langsung banyak dijadikan dasar untuk mencari dilema penelitian namun perlu juga dipelajari apakah konsep yang kita minati sudah sangat banyak tema penelitian yang dikembangkan terkait dengan hal tersebut. melaluiataubersamaini demikian, minat langsung akan mendukung pengembangan dilema penelitian yang kita lakukan apabila kita cukup banyak mempelajari perkembangan terkini dari hal tersebut.

    ii. Sumber Bacaan
    sumber bacaaan yang bermacam-macam sanggup memunculkan ide-ide gres yang unik untuk dianggap menjadi tema penelitian. Membaca penelitian lintas disiplin sanggup mendorong kita menemukan aspek-aspek yang belum tergali dalam penelitian yang ada.Misalnya dalam kajian dengan tema-tema psikologi kita sering juga membaca terkait dengan teknologi IT dan fashion.Berdasarkan bacaan lintas disiplin tersebut maka kita sanggup membuatkan penelitian terkait dengan tugas fashion dalam perkembangan teknologi internet yang dilihat dari aspek psikologisnya.

    iii. Penelitian Sebelumnya
    Teknik ini ialah cara paling simpel untuk memilih tema penelitian alasannya yakni dalam setiap laporan penelitian, umumnya juga dituliskan keterbatasan penelitian dan masukan penelitian untuk pengembangan penelitian diberikutnya.  melaluiataubersamaini menjalankan masukan dari peneliti sebelumnya tersebut maka menjadi lebih simpel bagi kita untuk menyusun permasalah penelitian yang baru.

    d. Rumusan Masalah

    Masalah penelitian sebagaimana yang dijelaskan diatas akan dijelaskan dalam beberapa paragraf yang akan mengambarkan perlu tidaknya tema tersebut diteliti menurut permasalahan yang ada. Namun klarifikasi itu membutuhkan kalimat sederhana dan singkat untuk megampangkan pembaca mengenali arah penelitian dan tema penelitia yang diangkat.
    Berikut beberapa panduan dalam membuat rumusam masalah.

    i. Kalimat Tanya
    Rumusan dilema disusun memakai kalimat tanya yang mengambarkan kaitan kemungkinan keterkaitan antara dua variabel yang akan di teliti.

    ii. Menyatakan Variabel yang Diteliti
    variabel yang akan diteliti ditetapkan secara tegas dalam rumusan dilema dan variabel yang dimaksud haruslah berupa konsep psikologi (minimal pada salah satu variabel)

    iii. Menjadi Tujuan Penelitian
    Rumusan dilema nantinya akan menjadi tujuan penelitian untuk menjawaban pertanyaan yang dimunculkan dalam rumusan permasalahan.

    iv. Dapat dijawaban memakai metode penelitian yang tersedia
    Salah satu faktor paling penting yakni rumusan dilema sanggup dijawaban memakai metode penelitian yang tersedia.Jika rumusan dilema tidak sanggup dijawaban maka penelitian menjadi tidak relevan untuk dilakukan.

    Berdasarkan panduan dalam pembuatan rumusan dilema di atas, diberikut beberapa pola rumusan dilema untuk penelitian kuantitatif sederhana.

    “Apakah ada hubungan antara ketangguhan (resilience) dengan kemandirian pada remaja” 
    atau
    “Apakah ada perbedaan kemandirian dewasa putra dilihat dari kelekatan pada ibu dan ayah”

    e. Hubungan atau Perbedaan

    Dua pola diatas memperlihatkan perbedaan dari dua pendekatan dalam penelitian ilmiah. misal pertama yakni penelitian yang akan dilakukan memakai analisa data hubungan sedangkan pola kedua ialah jenis penelitian yang akan memakai analisa data dengan model differensiasi atau uji beda.

    Ada dua hal utama yang perlu diperhatikan apabila pada ketika memilih judul penelitian yaitu:

    i. Perhatikan Jenis Data
    Jika kedua variabel akan mempunyai data minimal data interval maka tema penelitian akan memakai korelasi. Namun kalau salah satu variabel memakai data nominal atau ordinal dan variabel lain memakai interval atau rasio maka penelitian akan memakai differensiasi.

    ii. Perhatikan Analisa
    Berdasarkan jenis data dari variabel penelitian maka kita sanggup tentukan analisa penelitian, yaitu hubungan akan memakai uji hubungan ibarat pearson dan spearman sedangkan kalau differensiasi analisa akan memakai uji t.

    Sekian artikel perihal Identifikasi, Memilih, dan Merumuskan Masalah Penelitian. Semoga bermanfaa.

    Daftar Pustaka
    • Gulo, W. (2002).Metodologi penelitian. Grasindo.

    0 Response to "Identifikasi, Memilih, Dan Merumuskan Problem Penelitian"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel