Pengertian Perubahan Sosial Dan Ketidaksetaraan Sosial Dalam Masyarakat

Pengertian Perubahan Sosial dan Ketidaksetaraan Sosial dalam Masyarakat - Pada artikel ini kita mencoba menganalisa film "Alangkah Lucunya Negeri ini". Pada artikel ini anda diminta untuk menonton film Alangkah Lucunya negeri ini, Selanjutnya ada diminta untuk menganalisisnya. Film ini akan kita analisis dengan pendekatan sosiologi. Beberapa teori bisa kita gunakan untuk menganalisisnya.

Saya meminta anda untuk menganalisis dengan pendekatan tiga teori besar, yaitu struktural fungsional, Konflik dan pendekatan interaksionisme simbolik. Anda juga sanggup menganalisis dengan pendekatan budaya, kelompok sosial, staratifikasi sosial, perubahan sosial dan institusi sosial.

Pendekatan Struktural Fungsional

Teori Struktural fungsional muncul dan berkembang lantaran dipengaruhi oleh semangat renaisance. Ia di warnai oleh munculnya revolusi pengetahuan terutama filsafat positivisme yang melahirkan ilmu alam ibarat fisika, biologi dan kimia, sehingga argumentasi teori ini relatif mengambil ide dari teori organis-sistemik. Pandangan ini muncul berkat pengandaian bagian-bagian badan insan dalam suatu susunan organisme.

Dalam sejarahnya, Teori struktural fungsional ini sangat kuat dalan perkembangan sosiologi terutama tahun 1960-an. Begitu berpengaruhnya, setidak-tidaknya selama dua dekade setelah perang dunia kedua studi sosiologi sangat di dominasi oleh teori ini, sehingga perspektif ini sangat identik dengan sosiologi itu sendiri (Zainuddin Maliki, 2003). Ketika orang berbicara sosiologi, maka perkiraan orang mereka bicara tentang teori strukural fungsional ini.

Teori Struktural fungsional mempunyai beberapa perkiraan dasar dalam melihat masyarakat. Asumsi tersebut sebagai diberikut;
  1. Masyarakat harus dilihat sebagai suatu sistem yang kompleks, terdiri dari bagian-bagian yang saling berafiliasi dan saling tergantung, dan setiap cuilan tersebut berpengarus secara signifikan terhadap cuilan yang lain.
  2. Setiap cuilan dari masyarakat eksis lantaran cuilan tersebut mempunyai fungsi penting dalam memelihara eksistensi dan stabilitas masyarakat secara keseluruhan, lantaran itu, eksistensi satu cuilan tertentu dari masyarakat sanggup diterangkan apabila fungsinya bagi masyarakat sebagai keseluruhan sanggup di identifikasi.
  1. Semua masyarakat mempunyai prosedur untuk mengintegrasikan diri; sekalipun integrasi sosial tidak pernah tercapai secara sempurna, namun sistem sosial akan senantiasa berproses kearah itu.
  2. Perubahan dalam sistem sosial umumnya terjadi secara gradual, melalui proses penyesuaian, dan tidak terjadi secara revolusioner
  1. Faktor terpenting yang mengintegrasikan masyarakat ialah adanya janji diantara para anggotanya terhadap nilai-nilai kemasyarakatan tertentu.
  2. Masyarakat cenderung mengarah kepada suatu keadaan ekuilibrium atau homeostatis

Pengertian Perubahan Sosial dan Ketidaksetaraan Sosial dalam Masyarakat Pengertian Perubahan Sosial dan Ketidaksetaraan Sosial dalam Masyarakat
image source: socialvani.com
baca juga: Pengertian Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi dalam Masyarakat

Pendekatan konflik

Dalam sosiologi, kita mengenal adanya teori konflik yang berupaya memahami konflik dari sudut pandang ilmu sosial. Teori konflik ialah sebuah teori yang memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi melalui proses pembiasaan nilai-nilai yang membawa perubahan, tetapi terjadi jawaban adanya konflik yang menghasilkan kompromi-kompromi yang tidak sama dengan kondisi tiruanla. Teori konflik lahir sebagai sebuah antitesis dari teori struktural fungsional yang memandang pentingnya keteraturan dalam masyarakat.

Perspektif konflik lahir jawaban terjadi krisis sosial jawaban muncul revolusi industri di Eropa Barat. Marx melihat masyarakat Eropa Barat tengah menghadap problem kesentidakboleh ekonomi yang sangat tinggi. Di satu pihak terjadi kemelaratan di kalangan para pekerja, sementara para penguasa ekonomi penuh dengan keserakahan. Karena itu tidak tercipta keadilan sosial. Gambaran ini berdasarkan Marx memunculkan konflik kelas pekerja dengan pemilik modal.

Teori konflik yang populer ialah teori yang disampaikan oleh Karl Marx, bagi Marx konflik ialah sesuatu yang perlu lantaran ialah lantaran terciptanya perubahan. Teori konflik Mark yang populer ialah teori konflik kelas dimana dalam masyarakat terdapat dua kelas yaitu kelas pemilik modal (borjuis) dan kelas pekerja miskin (proletar). Kaum borjuis selalu mengeksploitasi kaum proleter dalam proses produksi. Eksploitasi yang dilakukan kaum borjuis terhadap kaum proletar secara terus menerus pada hasilnya akan membangkitkan kesadaran kaum proletar untuk bangun melawan sehingga terjadilah perubahan sosial besar, yaitu revolusi sosial.

Menurut Pendekatan konflik, masyarakat selalu dalam proses perubahan yang ditandai oleh perperihalan yang terus menerus diantara unsur-unsurnya. Keteraturan yang terdapat dalam masyarakat spesialuntuklah disebabkan lantaran adanya tekanan atau paksaan kekuasaan golongan berkuasa.

Asumsi Teori Konflik

Dalam melihat masyarakat, teori konflik ini mempunyai perkiraan dasar yang ialah cara pandangnya terhadap masyarakat. Asumsi teori konflik itu adalah;
  • Perubahan ialah tanda-tanda yang menempel pada setiap masyarakat.
  • Konflik ialah tanda-tanda yang selalu menempel di dalam setiap masyarakat
  • Setiap unsur dalam masyarakat mempersembahkan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan sosial
  • Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi yang dilakukan oleh sejumlah orang terhadap sejumlah orang lainnya.

Teori konflik juga mempunyai Proposisi Strategi konflik
  • Kehidupan sosial intinya ialah arena konflik di antara dan di dalam kelompok-kelompok masyarakat yang berperihalan
  • Sumber-sumber daya ekonomi dan kekuasaan politik ialah hal yang penting yang diperebutkan oleh aneka macam kelompok
  • Akibat tipikal dari konflik itu memunculkan pertolongan masyarakat menjadi kelompok determinan secara ekonomi dan kelompok yang tersubordinasi
  • Pola-pola sosial dasar suatu masyarakat sangat ditentukan oleh pengarus sosial dari kelompok yang secara ekonomi ialah kelompok yang determinan
  • Kelompok dan konflik sosial di dalam dan di antara aneka macam masyarakat melahirkan kekuatan-kekuatan yang menggerakan perubahan sosial
  • Karena konflik ialah ciri dasar kehidupan sosial, maka perubahan sosial menjadi hal yang umum dan sering terjadi.



Interaksionisme Simbolik

Dalam perspektif ini, George Herbert Mead (1863–1931), Charles Horton Cooley (1846–1929), yang memusatkan perhatiannya pada interaksi antara individu dan kelompok. Mereka menemukan bahwa individu-individu tersebut diberinteraksi dengan memakai simbol-simbol, yang di dalamnya meliputi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata. Sosiolog interaksionisme simbolik kontemporer lainnya ialah Herbert Blumer (1962) dan Erving Goffman (1959).

Inti pandangan pendekatan ini ialah individu. Para jago di belakang perspektif ini menyampaikan bahwa individu ialah hal yang paling penting dalam konsep sosiologi. Mereka melihat bahwa individu ialah obyek yang bisa secara pribadi ditelaah dan dianalisis melalui interaksinya dengan individu yang lain.

Menurut para ahli, terdapat tiga premis utama dalam teori interaksionisme simbolik, yaitu:
  1. Manusia bertindak berdasarkan makna-makna
  2. Makna tersebut didapatkan dari interaksi dengan orang lain
  3. Makna tersebut berkembang dan disempurnakan dikala interaksi tersebut berlangsung.

Baik insan dan struktur sosial dikonseptualisasikan secara lebih kompleks, lebih tak terduga, dan aktif jikalau dibandingkan dengan perspektif-perspektif sosiologis yang konvensional. Di sisi ini masyarakat tersusun dari individu-individu yang diberinteraksi yang tidak spesialuntuk bereaksi, namun juga menangkap, menginterpretasi, bertindak, dan mencipta. Individu bukanlah sekelompok sifat, namun ialah seorang bintang film yang dinamis dan berubah, yang selalu berada dalam proses menjadi dan tak pernah selesai terbentuk sepenuhnya.

Dalam Pandangan Interaksionisme Simbolik, masyarakat bukanlah sesuatu yang statis “di luar sana” yang selalu mempengaruhi dan membentuk diri kita, namun pada hakekatnya ialah sebuah proses interaksi. Individu bukan spesialuntuk mempunyai pikiran (mind), namun juga diri (self) yang bukan sebuah entitas psikologis, namun sebuah aspek dari proses sosial yang muncul dalam proses pengalaman dan kegiatan sosial. Selain itu, keseluruhan proses interaksi tersebut bersifat simbolik, di mana makna-makna dibuat oleh nalar kecerdikan insan (Soepapto 2003).

Menurut Mead masyarakat dibuat dari individu-individu yang mempunyai diri sendiri. Bahwa tindakan insan ialah konstruksi yang dibuat oleh individu melalui dokumentasi dan interpretasi hal-hal penting di mana ia akan bertindak. Bahwa tindakan kelompok terdiri atas perpaduan dari tindakan-tindakan individu-individu.


Sinopsis Film 'Alangkah Lucunya Negeri ini'

Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” ialah salah satu Film Komedi Indonesia Tahun 2010 yang dirilis oleh Deddy Mizwar. Cerita dari film ini ditulis oleh Musfar Yasin, dan diperankan oleh Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, dan Teuku Edwin. Film ini bertemakan pendidikan, dalam alur ceritanya pemeran berniat untuk merubah belum dewasa yang berprofesi mencopet.

Dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” menceritakan seorang anak muda lulusan S1 Managemen yang berjulukan Muluk sebagai seorang yang gres saja lulus kuliah, tentu saja berupaya untuk mencari kerja. melaluiataubersamaini berbekal ijazah yang dimiliki serta surat kabar yang memuat aneka macam lowongan kerja, namun tiruana lamaran tersebut tidak membuahkan hasil.

Semangat Muluk dalam mencari kerja tidak pernah berhenti dan hasilnya melihat sekelompok anak yang melaksanakan agresi copet di sebuah pasar. melaluiataubersamaini geram Muluk meringkus anak tersebut dan mengancam melaporkannya kepada polisi. Beberapa waktu kemudian, di sebuah warung Muluk bertemu dengan Komet. Komet hasilnya membawa Muluk ke markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot yang menjadi pemimpin para pencopet. Di sisi lain, ayah Muluk yang berjulukan Pak Makbul berdebat fokus dengan Haji Sarbini yang ialah calon besannya. Muluk akan dijodohkan dengan Rahma. Keduanya terus saja berdebat walaupun berusaha dilerai oleh Haji Rahmat, seorang tetua dalam bidang agama Islam di tempat tersebut.

Perkenalan Muluk dan Jarot menghasilkan janji bahwa Muluk akan bekerja bersama dengan para pencopet tersebut untuk mempraktekkan ilmu administrasi yang dimiliki dengan mengelola keuangan mereka. Ini ditawarkan oleh Muluk dengan imbalan 10% dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk ialah biar hasil copet mereka sanggup dikelola secara profesional dan hasilnya sanggup dijadikan sebagai modal perjuangan biar tidak perlu menjadi pencopet lagi. Secara umum, kelompok pencopet ini dibagi menjadi 3, yaitu kelompok mall yang terdiri atas pencopet yang berpakaian paling manis dan “gaul”, kelompok pasar yang berpakaian paling kumal, dan kelompok angkot yang berpakaian sekolah. Setiap kelompok mempunyai pemimpin dan metode kerja sendiri-sendiri. Muluk pun menyadari bahwa belum dewasa ini juga butuh pendidikan, dan untuk mengajar mereka, Muluk meminta menolongan Samsul, seorang Sarjana Pendidikan pengangguran yang sehari-hari spesialuntuk bermain kartu saja biar mempraktikan apa yang sudah diperoleh dari kuliahnya doloe.

Sebuah permasalahan kecil terjadi dikala ayah Muluk bertanya terkena pekerjaannya. melaluiataubersamaini terpaksa Muluk menjawaban bahwa pekerjaannya ialah di cuilan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Beberapa waktu kemudian, Haji Rahmat meminta Muluk biar sanggup mempekerjakan anaknya, Pipit, lantaran sehari-hari Pipit spesialuntuk mengurusi kuis-kuis di televisi dan mengirim undian berhadiah kemana-mana. Muluk-pun menyanggupi hal tersebut dan mengajak Pipit untuk mengajar agama bagi belum dewasa pencopet.

Rasa penamasukan pun muncul dari Pak Makbul ayah Muluk, Haji Rahmat ayah Pipit, dan Haji Sarbini calon mertua Muluk. Mereka pun bersikeras hendak melihat tempat kerja Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka amat terkejut sewaktu mengetahui bahwa belum dewasa mereka rupanya bekerja untuk para pencopet.

Perperihalan batin yang hebat segera terjadi di hati mereka yang juga mempengaruhi Muluk, Pipit, dan Samsul. Mereka hasilnya berhenti mengajari belum dewasa itu. Setalah itu, Jarot mempersembahkan pengarahan kepada belum dewasa itu tentang bagaimana mereka seharusnya mencari uang dengan uang halal. Golongan copet pasar hasilnya sadar dan mereka berubah profesi menjadi pedagang asongan, golongan mall dan angkot tetap pada profesi mereka yaitu pencopet. Namun, dikala golongan copet pasar sedang berdagang di jalan raya tiba-tiba ada satpot pp yang menertibkan jalanan tersebut. Anak-anak banyak yang tertangkap tetapi pada dikala itu. Muluk melihat bencana itu dan mengaku kepada satpol pp bahwa beliau ialah orang yang menyuruh belum dewasa itu mengasong (bos mereka). Sehingga, Muluk pun dibawa pergi oleh satpol pp tersebut.

misal Analisa Sosial film ‘Alangkah Lucunya Negeri ini’

Pada film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) yang dibintangi oleh pemeran utama Reza Rahardian sebagai (Muluk) ialah film karya anak bangsa yang menceritakan kehidupan aneka macam lapisan masyarakat pada dikala ini. Pada film ini mengandung aneka macam persoalan sosial yang ada di masyarakat umum ekonomi, sosial, politik, pendidikan. Seperti masalah-masalah yang terdapat di lingkungan tinggal kita yaitu kemiskinan, kriminalitas, pengangguran, rendahnya pendidikan, dan sebagainya. Khusus pada masyarakat golongan menengah kebawah yang mencicipi permasalahan sosial tersebut.
Berbagai persoalan sosial ini bisa dilihat dalam film tersebut. Mulai dari persoalan pendidikan yang diperlukan menjadi salah satu jembatan atau alat untuk insan dalam melaksanakan mobilitas sosial, yaitu mobilitas sosial vertikal naik. Diharapkan dengan media mobilitas sosial (proses pendidikan) diperlukan seseorang sanggup memperoleh pekerjaan yang layak dan hidup serba berkecukupan yang dalam kata lain ialah sejahtera.

Proses pendidikan yang diperlukan bisa menjembatani seseorang untuk memperoleh penghidupan yang layak itu seringkali dianggap remeh lantaran pada struktur masyarakat menengah kebawah menganggap tujuan mereka yang menimbulkan mereka hidup ialah uang bukan pendidikan.Dalam film ini diceritakan kisah Muluk yang ialah sarjana administrasi belum sanggup memperoleh pekerjaan, alasannya bukan karna malas maupun pendidikan rendah melainkan terbatasnya lapangan pekerjaan. Walaupun ia kerap kali mencari lapangan pekerjaan tanpa patah semangat namun tetap saja hasilnya nihil. Kemudian ada juga mitra dari Muluk yaitu Samsul yang ialah seorang sarjana pendidikan, namun di kesehariannya ia spesialuntuk bermain “domino” di pos ronda kampungnya bersama kawan-kawan lain yang juga pengangguran. Kondisi ini mencerminkan betapa ketidakefektifan pendidikan bagi masyarakat menengah kebawah sehingga seringkali mereka menganggap pendidikan itu tidak penting dan dirasa tidak efektif untuk mendapat pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahliannya.

Adapun permasalahan ekonomi yang ada di Indonesia terlihat dari masyarakat miskin di Indonesia. Penyebab utama kemiskinan ialah pengangguran. Dalam film itu menggambarkan kemiskinan bukan karna rendahnya sumber daya insan (SDM) atau rendahnya pendidikan. Akan tetapi pengangguran tersebut atas dasar sedikitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Jumlah pencari kerja yang banyak itu tidak diimbangi dengan banyaknya lowongan pekerjaan, sehingga persaingan untuk mendapat pekerjaan tinggi dan disinilah terlihat adanya ketidakseimbangan. Sehingga masyarakat yang menganggur banyak yang spesialuntuk mengisi waktu mereka dengan hal-hal yang kurang bermanfaa.

Dalam persoalan sosial di masyarakat Indonesia ibarat persoalan pendidikan yang rendah lantaran kurangnya sadar pendidikan di masyarakat bawah dan tingkat kemiskinan yang struktural tersebut sanggup memicu adanya suatu tindakan kriminalitas yang juga tergolong dalam persoalan sosial di masyarakat. Pada film ini diceritaan seorang pencopet cilik berjulukan Komet yang melaksanakan aksinya mencopet seorang bapak di suatu pasar dan aksinya itu dilihat Muluk maka Muluk berusaha mengikuti dan menangkap pencopet itu (Komet). Komet mengajak Muluk untuk bertemu dengan Bang Jarot sebagai bos dari pencopet dan mengurus belum dewasa yang pekerjaannya tidak lain ialah mencopet. Muluk mengajak Bang Jarot dan belum dewasa pencopet untuk melaksanakan kerjasama dengannya. Ilmu administrasi yang didapat oleh Muluk pada dikala kuliah itu dilibatkan pada kerjasama mereka dan tiruana atas persetujuan Bang Jarot. Uang hasil mencopet dikumpulkan setiap harinya dan natinya akan dipakai untuk modal perjuangan lain sehingga mereka tidak perlu mencopet lagi.

Dalam film ini diceritakan kondisi yang sesuai dengan keadaan bangsa Indonesia, yaitu sekelompok belum dewasa yang harusnya mendapat santunan dan pendidikan layak namun mereka harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka tidak mengenal hal yang halal maupun haram sehingga dengan cara mencopet itu mereka memenuhi kebutuhan dan bertindak sesuka hati mereka. Hal yang melanggar aturan dan berlawanan dengan norma itu mereka lakukan. Walaupun mereka sadar akan tindakan mereka (mencopet) namun mereka tidak pernah merasa bersalah. Anak-anak pencopet itu tidak bersekolah formal, sehingga ilmu-ilmu duniawi maupun ilmu agama tidak mereka ketahui. Oleh lantaran itu muluk mengajak Samsul segai seorang sarjana pendidikan untuk memmenolong mengajarkan membaca, menulis, menghitung, kewargguagaraan, nasionalisme, olahraga, mengajarkan nilai-nilai dan norma yang sesuai ada di masyarakat umumnya. Muluk juga mengajak mitra wanitanya berjulukan pipit untuk mengajarkan hal yang berkaitan dengan agama (islam). Kondisi ini tentunya sangat manis dan positif bagi belum dewasa pencopet dan pengetahuan mereka menjadi semakin bertambah luas.

Dalam film ini juga muncul permasalahan pada bidang politik. Dimana ada calon anggota legislatif yang melaksanakan aneka macam cara untuk memperoleh masa pendukungnya biar ia menang dalam pemilu. Ia mempergunakan modal yang ia punya berupa materi (uang), bukan kemampuan atau kepandaian beliau untuk menjadi seorang calon anggota legislatif. Berbagai cara ditempuh ibarat membagi-bagi kaos pada masyarakat, memasang poster di tempat umum. Walaupun pada kenyataannya masyarakat tidak percaya pada calon anggota legislatif tersebut.

Berbagai persoalan sosial budaya itu disajikan dengan ringkas dan menarikdanunik bagi para penonton. Dalam film “Alangkah Lucunya Negeri Ini” menyajikan banyak permasalahan yang terjadi pada masyarakat menengah kebawah, alur dongeng dan bencana yang terjadi sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia dikala inilah disampaikan bagi para penonton dengan memberikan pesan moral dan Koreksian. melaluiataubersamaini demikian film tersebut bisa memberikan Koreksian pula bagi pemerintahan di Indonesia.Berbagai macam persoalan sosial yang terjadi mengambarkan kurang berhasilanya pemerintah dalam menjalankan kewajiban dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sehingga dengan adanya film tersebut kita bisa ambil kesimpulan tentang bagaimana carut-marut kondisi bangsa Indonesia dikala ini dan kita bisa mempersembahkan solusi terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi, dengan cara kita sendiri dan tugas kita sendiri sesuai profesi yang digeluti. Semoga jati diri bangsa Indonesia yang baik sanggup terus terjaga.

Sekian artikel perihal Pengertian Perubahan Sosial dan Ketidaksetaraan Sosial dalam Masyarakat. Semoga bermanfaa.

Daftar Pustaka
  • Sunarto, Kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbit, Fakultas
  • Ekonomi Universitas Indonesia
  • Maliki, Zainuddin, 2003, Narasi Agung; tiga teori hegemonik, Surabaya, Lembaga
  • Pengkajian agama dan Masyarakat (LPAM)
  • artikelmateri5.blogspot.com/search?q=Pengertian.Masalah.Sosial.dan.Manfaat.Sosiologi.dalam.Masyarakat

0 Response to "Pengertian Perubahan Sosial Dan Ketidaksetaraan Sosial Dalam Masyarakat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel