Beberapa Penyebab Kegagalan Dari Training Berdasarkan Para Ahli

Beberapa Penyebab Kegagalan dari Petes Menurut Para Ahli - Artikel ini akan mengulas terkena faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab gagalnya suatu petes dan menjadikan petes tersebut tidak efektif. Berikut 11 penyebab kegagalan dalam petes berdasarkan para ahli:


1. Kurang diubahsuaikan dengan kebutuhan usaha.
  • Program petes sering kali gagal alasannya hal tersebut tidak dikaitkan dengan kebutuhan perjuangan dan organisasi.
  • Best Practice: Program petes yang efektif dimulai dengan analisis kebutuhan yang dikaitkan dengan kebutuhan organisasi dan stategi acara petes. Kebutuhan juga harus diterjemahkan kedalam tujuan dan kriteria evaluasi. Petes menjadi stategis sektika hal tersebut diubahsuaikan dengan stategi bisnis dan alasannya itu memungkinkan oraganisasi untuk meraih tujuan dan samasukan stategisnya.

2. Gagal untuk mengenali solusi non-training.
  • Petes seringkali diimplementasikan dengan maksud untuk memperbaiki problem kinerja meskipun hal itu bukan selalu menjadi solusi terbaik.
  • Best Practice: Terdapat beberapa kemungkinan solusi akan problem kinerja yang mungkin lebih efektif dan lebih murah dibanding petes dan pengembangan. Karenanya, penting untuk memakai Performance analysis flowchart.

3. Kurangnya tujuan untuk menyediakan isyarat dan serius.
  • Program petes kadangkala gagal alasannya kurangnya tujuan yang jelas.
  • Best Practice: Tujuan petes memenuhi sejumlah tujuan bagi trainers, trainee, dan organisasi. Tujuan petes mengatur langkah-langkah untuk rancangan petes yang mencakup beberapa aspek kriteria yang termasuk di dalam penilaian petes. Tujuan petes untuk acara pembinaan harus mengatur banyak sekali tingkatan menyerupai reaksi, pembelajaran, perilaku, hasil, dan ROI.
Beberapa Penyebab Kegagalan dari Petes Menurut Para Ahli Beberapa Penyebab Kegagalan dari Petes Menurut Para Ahli
image source: designingdigitally.com
baca juga: Pengertian dan Tipe-Tipe Program Petes Menurut Para Ahli

4. Solusinya terlalu mahal.
  • Meskipun ROI acara petes ialah penting untuk mengukur efektivitas, ROI yang negatif tidak berarti bahwa acara petes sudah gagal.Terdapat banyak benefit yang tidak sanggup diukur dari acara petes yang menambah value terhadap organisasi.
  • Best Practice: Program petes tidak perlu mahal untuk menjadi efektif. Merupakan hal penting untuk mengestimasi biaya dan benefit dari acara sebelum memmbuat keputusan. Juga ialah hal penting untuk mempunyai kejelasan terkena kriteria utama yang dipakai saat membandingkan alternatif petes dan kriteria lain untuk penilaian petes.

5. Petes sebagai suatu event.
  • Ketika petes menjadi event yang terpisah atau terisolasi, kemungkinannya ialah kegagalan.
  • Best Practice: Program petes harus dianggap sebagai potongan dari proses yang lebih luas dan sistem organisasional yang membutuhkan atensi dan proteksi lebih lanjut, bukan saja selama petes, namun sebelum dan setelah petes.

6. Partisipan
  • Ketika karyawan spesialuntuk diperlukan untuk hadir pada acara petes tanpa mempertanggung jawabankan apa yang sudah mereka pelajari dan lakukan setelah petes, mereka tampaknya tidak mengambarkan perubahan apapun pada sikap atau kemajuan pada kinerja.
  • Best Practice: Trainee harus didiberi tanggungjawaban akan apa yang mereka pelajari dalam petes dan bagaimana mereka akan menerapkan itu pada pekerjaan. Manajer juga harus bertanggungjawaban atas pembelajaran dan transfer bawahan mereka kepada hasil organisasional.

7. Kegagalan untuk menyiapkan lingkungan kerja untuk transfer.
  • Rintangan dalam lingkungan kerja sanggup mengacaukan keberhasilan acara keja yang efektif.
  • Best Practice: Informasi analisis kebutuhan sanggup dipakai untuk mengidentifikasi rintangan transfer dan menyingkirkannya sebelum acara petes diterapkan. Memfasilitasi transfer petes sanggup mencakup beberapa aspek acara sebelum, selama, dan setelah petes, dan termasuk trainers, trainee, dan manajemen.

8. Kurangnya Reinforcement dan proteksi Manajemen.
  • Jika administrasi tidak mendukung, mendorong, dan menguatkan penerapan pengetahuan dan keahlian gres dalam pekerjaan, acara petes tidak akan efektif.
  • Best Practice: Merupakan hal yang sangat penting bahwa administrasi terlibat dengan trainee sebelum dan setelah petes. Manajer perlu tahu betapa pentingnya peranan mereka dan bagaimana mereka sanggup menyediakan proteksi dan reinforcement.

9. Kegagalan untuk memisahkan imbas petes.
  • Merupakan hal yang susah untuk sanggup mendemonstrasikan perubahan atau imbas pada karyawan dan organisasi sehubungan dengan acara petes tertentu, dan bukan sesuatu yang lain. Kegagalan untuk memisahkan imbas dari petes sanggup mengakibatkan pertanyaan sehubungan dengan kebutuhan dan value dari petes dan pengembangan.
  • Best Practice: Teknik tradisional untu memisahkan imbas petes ialah dengan mengadakan eksperimen dengan kelompok pembinaan dan kelompok kontrol. Sayangnya, tipe rancangan ini seringkali susah untuk diimplementasikan. Karena itu, pendekatan alternatif perlu digunakan, menyerupai internal referencing strategy. Teknik lain untuk memisahkan imbas dari petes ialah mengestimasi dampak dari trainee, supervisor, dan manajemen, juga faktor-faktor lainnya.

10. Kurangnya kesepakatan dan keterlibatan dari eksekutif.
  • Program petes dan pengembangan kemungkinan gagal tanpa adanya kesepakatan dan keterlibatan dari direktur senior. Komitmen mereka ialah hal yang penting untuk efektivitas acara petes dan pengembangan.
  • Best Practice: Eksekutif sanggup mendemonstrasikan kesepakatan mereka pada fungsi petes dengan menyediakan sumber daya dan mereka sanggup terlibat dengan kehadiran dan partisipasi mereka ada sesi petes.

11. Kegagalan untuk menyediakan feedback dan penerapan info terkena hasil.
  • Program petes tidak sanggup diperbaiki dan mencapai impian kalau banyak sekali stakeholder tidak mendapatkan feedback dan info terkena hasil dari petes. Feedback dan info ialah hal yang penting untuk membuat acara petes efektif untuk tiruana lapisan stakeholder.
  • Best Practice: Trainers perlu tahu bahwa acara petes mereka mencapai tujuan; trainee perlu tahu bahwa mereka sudah mendapatkan pengetahuan dan keahlian baru’ dan administrasi perlu tahu bahwa pembinaan mempunyai dampak pada hasil bisnis.

Sekian artikel perihal Beberapa Penyebab Kegagalan dari Petes Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaa.

Daftar Pustaka
  • Davis, E. (2008). ‘The art of pembinaan and development’ : the pembinaan managers: a handbook. Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia

0 Response to "Beberapa Penyebab Kegagalan Dari Training Berdasarkan Para Ahli"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel