Pengertian Dan Tipe-Tipe Jadwal Training Berdasarkan Para Ahli

Pengertian dan Tipe-Tipe Program Petes Menurut Para Ahli - Artikel ini akan mengulas terkena pengertian dan tipe-tipe jadwal petes. Melalui artikel ini dibutuhkan bisa memahami wacana tipe-tipe jadwal petes, petes orientasi karyawan baru, petes keterampilan dasar, petes teknis, petes TQM, keterampilan non-teknis, petes tim, sales, layanan pelanggan, pelecehan seksual, diversity,  etik, dan lintas budaya

A. Tipe-Tipe Program Petes

Selama dekade terakhir ini, banyak organisasi yang mengadakan banyak perubahan sebagai tanggapan dari lingkungan kerja yang berubah. Perubahan di banyak sekali area kerja menuntut adanya banyak sekali tipe jadwal petes. Demikian pula petes dan pengembangan mengalami pertumbuhan yang dramatis di dekade belakangan ini.

Tipe petes yang paling umum yaitu job-spescific dan technical skills training yang diikuti dengan perkembangan teknologi. Tipe umum dari soft skills training termasuk teamwork, komunikasi, problem-solving, dan cutomer service training.

Di bawah ini, ialah teladan tipe petes yang sering diselenggarakan cukup umur ini:
  1. Petes Orientasi Karyawan Baru
  2. Petes Keterampilan Dasar
  3. Petes Teknis
  4. Petes Teknologi Informasi
  5. Petes Kesehatan dan Keselamatan
  6. Petes TQM (Total Quality Management)
  7. Petes Keterampilan Non-Teknis
  8. Team Training
  9. Sales Training
  10. Petes Customer Service
  11. Petes Pelecehan Seksual
  12. Diversity Training
  13. Petes Etik
  14. Petes Lintas-Budaya
Tipe Program Petes Menurut Para Ahli Pengertian dan Tipe-Tipe Program Petes Menurut Para Ahli
image source: im4dc.org
baca juga: Petes Sesi, Evaluasi, dan Efektifitas Biaya Petes

B. Petes Orientasi Karyawan Baru

Petes orientasi karyawan gres merujuk pada jadwal yang dirancang untuk memperkenalkan karyawan gres akan pekerjaan baru, orang-orang yang mereka akan bekerja sama, dan organisasi itu sendiri. Program petes orientasi yang formal sudah menjadi metode utama yang dipakai organisasi untuk sosialisasi karyawan baru. Penelitian terkena hal ini memperlihatkan bahwa petes orientasi mempunyai dampak positif pada sikap dan penyesuaian diri karyawan baru. Menurut Daniel Feldman “keseluruhan jadwal petes memainkan kiprah penting pada bagaimana individu memahami dan menyesuaikan setting pekerjaan gres mereka”).

Studi baru-baru ini mendapati bahwa karyawan gres menghadiri 3-4 jam jadwal orientasi yang dirancang untuk memmenolong mereka merasa menjadi bab dari organisasi; berguru lebih terkena bahasa, tradisi, misi, sejarah, dan struktur organisasi; dan lebih memahami prinsip dasar cara kerja organisasi.

C. Petes Keterampilan Dasar

Pernah ada masanya, bahwa mendapat pekerjaan baik dan tidak membutuhkan pendidikan tinggi yaitu memungkinkan. Namun hal tersebut yaitu masa lalu. Kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami matematika kini dibutuhkan untuk banyak pekerjaan. Jumlah pekerja pabrik yang mempunyai pendidikan tinggi sudah meningkat pada dekade terakhir. Bagi generasi muda, hal ini berarti bahwa ijazah Sekolah Menengan Atas ialah pendidikan minimum yang mereka harus miliki untuk mendapat kerja.

Petes keterampilan dasar (basic-skills training) dirancang untuk menyediakan karyawan dengan keterampilan dasar yang penting dan memperbaiki kemampuan mereka untuk membaca, membuat perhitungan matematis, untuk memasukkan data, dan untuk keahilan pada teknis kosakata yang benar.

D. Petes Teknis

Petes teknis ialah petes pada keahilan kerja spesifik yang perlu dimiliki tiruana karyawan untuk pekerjaan mereka. Di antara perusahaan manufaktur, keahlian kerja spesifik ialah tipe petes yang mempunyai persentasi tertinggi yang harus disediakan perusahaan.

Untuk meningkatkan daya saing global, organisasi harus menemukan cara-cara gres untuk tetap sanggup bersaing dan bertahan, sering kali dengan mengadopsi teknologi gres dan merancang ulang pekerjaan dan sistem. Untuk itu, karyawan juga harus mengikuti peningkatan keterampilan mereka dalam hal teknis.

E. Petes Teknologi Informasi

Petes teknologi informasi merujuk pada petes komputer dan sistem komputer. Petes ini menempati posisi sepuluh besar dalam peringkat yang terpenting, dan  menjadi faktor kunci dalam kesuksesan implementasi dari teknologi sistem informasi. melaluiataubersamaini meningkatkan penerapan komputer dan teknologi di daerah kerja, pekerja dituntut untuk mengikuti petes.

Salah satu tipe yang paling umum dari petes ini yaitu petes perangkat lunak komputer, yang perujuk pada penyajian informasi yang terencana, terstruktur dan formal terkena bagaimana caranya memakai aplikasi perangkat lunak komputer yang spesifik.

F. Petes Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja sudah menjadi kepedulian yang semakin meningkat di banyak organisasi. Biaya kerja yang terkait dengan kecelakaan dan penyakit sudah menjadi ancaman seirus bagi karyawan dan organisasi mereka. Di Kanada ada kira-kira 900 pekerja yang meninggal tiap tahunnya terkait dengan kecelakaan di daerah kerja dan lebih dari 350.000 pekerja yang terluka cukup fokus. Hal ini tidak saja menghabiskan biaya, namun juga waktu.

Program petes kesehatan dan keselamatan yang efektif, harus mencakup beberapa aspek:
  1. Aturan organisasi dan mekanisme pelaporan terkena keselamatan, tes, dan kecelakaan kerja.
  2. Kewajiban dari employer, supervisor, dan pekerja menyerupai yang diatur pemerintah.
  3. Pentingnya mengikuti hukum yang ketat sehubungan dengan tanda dan signal peringatan dan emergency.
  4. Tipe dan penerapan perlengkapan emergency.
  5. Penggunaan, perawatan, dan akuisisi perlengkapan proteksi pribadi
  6. Benefit organisasional.
  7. Pengetahuan akan ancaman dan proteksi untuk menghadapinya.
  8. Pentingnya pelaporan ancaman dan mekanisme untuk melakukannya.
  9. Prosedur emergency dan penyelamatan dalam menghadapi kondisi menyerupai kebakaran, ledakan, toksin dan racun, dsb
  10. Sesi terkena P3K, CPR, dll
Komponen penting akan jadwal petes kesehatan dan keselamatan kerja mencakup beberapa aspek menangani material dan kimiawi berbahaya.

G. Pelatiham TQM (Total Quality Management)

Merupakan proses sistematik akan perbaikan yang bekelanjutan terkena kualitas barang dan jasa. Sebagai komplemen untuk menekankan kualitas dan perbaikan yan g berkelanjutan, TQM juga mencakup beberapa aspek serius team kerja dan pelanggan.

Harper and Rifkind mengemukakan  garis besar TQM training :
  1. Overview of the state of the organization. Gambaran keseluruhan yang menyediakan informasi terkena kesehatan organisasi dan mengapa ada perencanaan untuk mengimplementasikan TQM.
  2. Statement dari kepala organiasi. Teknik terbaik untuk mengkomunikasikan sumbangan dari top direktur terhadap TQM yaitu dengan pernyataan dari kepala organisasi yang disampaikan secara eksklusif sebagai bab dari petes
  3. Overview dari TQM. Karyawan perlu diinformasikan terkena apa yang tercakup dalam TQM termasuk menggunaan team, perbaikan yang berkelanjutan, serius pelanggan, pemberdayaan karyawan, dan planning untuk implementasi.
  4. Team training. Karyawan perlu dilatih sehubungan fungsi team, menyerupai perbedaan antara team dan komite, hukum untuk deretan team, komposisi team, dan tanggung tanggapan team.
  5. Petes dalam penerapan peralatan. TQM mencakup beberapa aspek penerapan sejumlah alat statistikal menyerupai Pareto charts, fishbone diagram, affinity program, dan interrelationship diagram sebagai bab dari problem-solving dan proses pengambilan keputusan. Karyawan membutuhkan petes akan caranya memakai alat-alat tersebut.

H.    Petes Keterampilan Non-Teknis

Keterampilan non-teknis atau soft skills yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan diberinteraksi secara efektif dengan orang lain, seperi keahlian berkomunikasi, keahlian interpersonal, keahlian administrasi konflik, keahlian bernegosiasi, keahlian problem solving, dll. Banyak peruabhan yang terjadi pada organisasi, menyerupai meningkatnya penerapan tim, yang menghasilkan peningkatan kesadaran akan pentingnya keahlian non-teknis.

I. Petes Tim

Selama dekade belakangan, banyak organisasi mengimplementasikan sistem kerja team-based (berbasis kelompok). Alasannya beragam, namun di banyak kasus, organisasi mencoba untuk meningkatkan efisiensi, kualitas, kepuasan pelanggan, inovasi, dan kecepatan produksi. Sayangnya, hal ini seringkali tidak berhasil. Maka petes Team yaitu penting dan esensial untuk berfungsi efektif.

Program petes ini dirancang untuk meningkatkan fungsi dan efektivitas team di area menyerupai komunikasi, koordinasi, monitor mutual kinerja, pertukaran feedback, dan pembiasaan banyak sekali tuntutan situasional.

Petes tim berserius pada dua tipe keahlian umum: task-work skills yang merujuk pada keahlian yang dituntut dalam kiprah team, dan teamwork skills yang yaitu keahlian yang dituntut anggota team dalam berkomunikasi, diberinteraksi, dan mengkoordinasikan kiprah secara efektif dengan anggota tim lainnya.

J. Sales Training

Siklus produksi yang semakin singkat, pelanggan yang kritis, susukan penjualan yang semakin kompleks, serta persaingan global sudah merubah profesi penjual dan menciptakannya lebih menantang. Penjual profesional sudah melaksanakan lebih banyak daripada sekedar menjual. Mereka perlu berbagi kekerabatan dengan pelanggan mereka, mengerti kebutuhan dan problem mereka, dan memmenolong mereka berbagi solusi. Proses ini mencakup beberapa aspek perubahan, di mana suatu organisasi sebelumnya bersaing terutama dalam hal harga, kepada lebih ke mental rekanan bisnis, di mana organisasi bersaing dengan menjual jasa daripada spesialuntuk sekedar barang.

Sales profesional harus berbagi keahlian yang tidak sama untuk berhasil di lingkungan penjualan yang bersaing cukup umur ini. Mereka  perlu untuk lebih mempunyai pengetahuan terkena produk dan bisnis mereka, demikian pula bisnis pelanggan mereka. Mereka perlu mengembangkan  kekerabatan yang lebih stategis dan kompleks dengan pelanggan.

K. Petes Layanan Pelanggan (Customer Service)

Dalam suatu perusahaan, karyawan yang pekerjaannya bekerjasama dengan pelanggan memainkan peranan kunci dalam mewakili orgnanisasi. Customer service yang baik dan kepuasan pelanggan ialah kunci untuk memastikan kembalinya pelanggan, maka ialah hal yang penting bahwa karyawan front-line atau customer service mempunyai keahlian dan kemampuan dalam diberinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan pelanggan dan menyediakan mereka dengan jasa yang sangat baik. Bagi banyak organisasi, hal ini membutuhkan petes yang extensive bagi customer service.

Menurut Schneider dan Bowen, karyawan harus dimotivasi dan bisa untuk memenuhi keinginan pelanggan untuk kualitas pelayanan


L. Petes Pelecehan Seksual

Pada tahun-tahun belakangan ini, sejumlah masalah pemerkosaan sudah memenuhi tajuk utama diberita dan menghasilkan atensi yang meningkat terkena pemerkosaan di daerah kerja. Banyak organisasi yang populer dan terhormat di US, seperi Mitsubishi, Astra, Sears& Roebuck, dan Dela Laboratories sudah terlibat dalam masalah pengadilan yang menghabiskan biaya. Kegagalan dari organisasi ini yaitu untuk merespon tuntutan pemerkosaan secara efektif, yang membuat mereka merugi jutaan dollar, di luar biaya lain menyerupai produktivitas yang melambat, meningkatnya absensi, dan tingginya turnover.

Teknik yang paling efektif bagi organisasi untuk mencegah pemerkosaan yaitu dengan berbagi hukum terkena pemerkosaan dan mekanisme untuk keluhan, dan menyediakan jadwal petes yang mengedukasi karyawan terkena hal tersebut.

M. Diversity Training

melaluiataubersamaini banyaknya arus pekerja, banyak sekali etnik, budaya, bahasa, dan agama, mungkin bercampur di suatu tempat. Sebagai dampak dari keragaman dan perbedaan sikap dan nilai lintas budaya, menjadi penting bagi organisasi untuk mengelola keragaman di daerah kerja. Manajemen yang efektif akan keragaman demikian sanggup menghipnotis konsekuensi ekonomi dan persaingan bagi organisasi, dan hal tersebut bahkan sanggup menjadi bab dari taktik bisnis di banyak organisasi.

Menurut Noe dan Ford, "tujuan dari jadwal diversity pembinaan yaitu untuk menghilangkan rintangan menyerupai nilai, stereotipe, dan praktek manajerial yang menghalangi sumbangan karyawan kepada tujuan organisasi dan perkembangan pribadi." (p.357).

Petes Diversity mempunyai tiga tujuan utama:
  1. Meningkatkan kewaspadaan terkena isu-isu perbedaan.
  2. Mengurangi bias dan stereotipe
  3. Mengubah sikap yang perlu untuk bekerja secara efektif di daerah kerja yang tidak sama.
Beberapa jadwal petes dirancang untuk mengubah sikap orang dengan membuat kesadaran akan keragaman dan memahami perbedaan akan nilai dan perilaku.Pendekatan lain dalam diversity pembinaan yaitu untuk mengubah perilaku. Pendekatan ini menekankan berguru sikap yang gres yang mungkin mengarahkan perubahan sikap.

Studi baru-baru ini terkena keragaman di daerah kerja menemukan bahwa jadwal petes dan pendidikan keragaman yang sangat baik, ialah taktik yang sempurna untuk mengelola keragaman.

Menurut para ahli, petes dan pendidikan dianggap penting alasannya beberapa alasan diberikut:
  1. Membangun kesadaran dan keahlian
  2. Memmenolong karyawan untuk memahami kebutuhan dan makna akan nilai keragaman.
  3. Menyediakan pendidikan akan perbedaan budaya spesifik dan bagaimana untuk merespon perbedaan-perbedaan demikian.
  4. Menyediakan keahlian yang dibutuhakn untuk bekerja pada tim yang beragam
  5. Memperbaiki pemahaman karyawan akan keragaman budaya di dalam organisasi.
  6. Belajar terkena budaya dan komunitas yang organisasi layani.
  7. Menyediakan keahlian dan acara untuk menangani kelompok yang bermacam-macam untuk diberintegrasi di dalam organisasi, melaksanakan pekerjaaan secara efektif, dan meningkatkan peluang untuk maju.

N. Petes Etik

Disadarkan oleh skandal-skandal besar organisasi menyerupai Enron dan WorldCom, yang kemudian disusul meningkatkan kurangnya kepercayaan terhadap direktur dan organisasi mereka, panduan dan petes etis sudah menjadi prioritas utama bagi organisasi.

Banyak perusahaan menyediakan petes etik spesialuntuk memenuhi atural legal , namun sebetulnya petes etik justru ialah hal yang sangat penting untuk membuat budaya etis dan daerah kerja dan untuk menarikdanunik dan mempertahankan tipe karyawan yang tepat. Program petes etik mengajar karyawan terkena nilai dan hukum etik perusahaan. Hal ini biasanya mencakup beberapa aspek peluang bagi karyawan untuk melatih menerapkan nilai perusahaan dan aba-aba etiknya untuk situasi tertentu. Hasilnya, karyawan berguru untuk mengenali dilema etis dan bagaimana meresponnya.

O. Petes Lintas Budaya

Petes Lintas Budaya dirancang untuk mempersiapkan karyawan untuk penugasan luar negeri dengan berserius pada pengembangan keahlian dan sikap yang dibutuhkan untuk interaksi yang berhasil dengan orang-orang dari latar belakang yang tidak sama.

Salah satu implikasi bisnis internasional dan pangsa pasar global yaitu bahwa pekerja, atau expatriates, harus bekerja di begara yang tidak sama dan diberinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang tidak sama. Meskipun biasanya dikirim penugasan ke luar negeri yaitu managers lini tengah, namun senior manager, sales staff, teknisi, programmer komputer, ilmuwan, dan profesional lain juga dikirim.

Beberapa tipe petes lintas budaya, mencakup beberapa aspek:
  1. Briefing lingkungan terkena geografi, iklim, daerah tinggal, dan sekolah suatu negara.
  2. Orientasi budaya untuk mengenalkan pekerja dengan institusi budaya dan sistem nilai dari negara tuan rumah.
  3. Pelajaran budaya yang memakai pendekatan berguru terprogram untuk mengenalkan seseorang akan konsep, sikap, cara, kiprah persepsi budaya lain.
  4. Petes bahasa
  5. Petes sensitivitas untuk berbagi kelentukan (fleksibilitas) sikap.
  6. Pengalaman lapangan menyerupai mengunjungi negara dimana seseorang akan ditugaskan untuk melihat bagaimana suasana kerja dan kehidupan dengan budayanya.
Sekian artikel perihal Pengertian dan Tipe-Tipe Program Petes Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaa.

Daftar Pustaka
  • Davis, E. (2008). ‘The art of pembinaan and development’ :  the pembinaan managers: a handbook. Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia
  • Saks,M.A. & Haccoun, R.R. (2008), Managing performance through pembinaan and development, Fourth Edition, USA: Nelson Education Ltd.
  • Rae, L. (2005). ‘The art of pembinaan and development’ :effective planning.Ensiklopedi. (terjemahan), Jakarta: Gramedia

0 Response to "Pengertian Dan Tipe-Tipe Jadwal Training Berdasarkan Para Ahli"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel