Memahami Teori Psikoanalisis Sosial Berdasarkan Karen Horney

Sesudah sebelumnya kami menerangkan wacana Teori Psikoanalisis Humanistik Menurut Erich Fromm, kali ini kita akan mengulas terkena Teori Psikoanalisis Sosial Menurut Karen Horney. Melalui artikel ini diperlukan sanggup mempersembahkan klarifikasi secara tepat dan mendetil.

Kisah Karen Danielsen Horney (16 September 1885 – December 4, 1952)

Aku lahir di Eilbek, sebuah kota kecil erat Hamburg, Jerman, pada tanggal 15 September 1885. Aku ialah anak bungsu dari ayah dan ibu, yang ialah istri kedua ayah. Kakak laki-lakiku yang lebih bau tanah 4 tahun dari ku yakni anak keakungan kedua orangtuaku. Hal ini mengakibatkan saya merasa tidak diinginkan dan tidak dicintai.

 Sesudah sebelumnya kami menerangkan wacana  Memahami Teori Psikoanalisis Sosial Menurut Karen Horney
Memahami Teori Psikoanalisis Sosial Menurut Karen Horney
baca juga: Teori Psikologi Ego Menurut Anna Freud, Robert White, Heinz

Keluargaku bukan keluarga bahagia. Hal ini disebabkan oleh ulah saudara tiriku, yang membuat ayah membenci ibuku. Kondisi ini menciptakanku mencicipi permusuhan yang besar terhadap ayah yang keras dan taat beragama. Aku bahkan menganggap ayah yakni seorang munafik yang taat. Aku sangat mengagumi ibuku, lantaran ia lah yang selalu mendukung dan menjagaku dari ayah yang keras. Namun, walaupun saya mempunyai ibu yang menjagaku, saya tetap bukanlah seorang anak yang bahagia. Aku benci perlakuan pilih kasih yang didiberikan orangtua kepada abang laki-laki ku. Selain itu, saya khawatir dengan pertengkaran antara ayah dan ibu.

Ketika berusia 13 tahun, saya menetapkan untuk menjadi seorang dokter, namun dikala itu tidak ada satupun universitas di Jerman yang mendapatkan perempuan sebagai mahasiswanya. Pada dikala saya berusia 16 tahun, walau diperihal oleh ayah, saya memasuki Gymnasium. Gymnasium yakni sebuah sekolah yang akan berlanjut ke universitas dan kemudian ke sekolah kedokteran. Pada tahun 1906, saya memulai studi di University of Freiburg dan menjadi salah satu perempuan pertama di Jerman yang mencar ilmu terkena obat-obatan. Dalam masa studi tersebut, saya mengambil spesialisasi psikiatri.

Pada dikala itu, psikoanalisis Freudian sedang berkembang, yang menciptakanku terbiasa membaca tulisan-tulisan Freud. Pada tahun 1917, saya menuntaskan goresan pena pertama wacana psikoanalisis, yaitu “The Technique of Psychoanalitic Theraphy”, yang mencerminkan pandangan Freudian konvensional dan menunjukkan sedikit indikasi adanya fatwa pribadiku di kemudian hari. Sesudah perang Dunia I, keluargaku hidup makmur di pinggir kota, mempunyai beberapa pemmenolong dan supir pribadi. Dalam karir, saya menikmati kesuksesan sebagai psikiater. Namun, hal ini tidak berlangsung lama, lantaran ketidakstabilan ekonomi pada tahun 1923.

Pada tahun 1926, saya bercerai dengan suamiku. Namun kondisi ini menciptakanku produktif. Aku menemui para pasien, mengurus ketiga anakku, menulis, mengajar, dan bepergian. Tulisan-tulisanku makin menyampaikan perbedaan penting dengan teori Freud. Aku percaya bahwa budaya, bukan anatomi, yang berperan dalam membuat perbedaan psikis antara laki-laki dan perempuan. Freud bereaksi negatif terhadap pemikiranku, namun saya menjadi lebih terbuka mengungkapkan ketidaksetujuanku terhadap teorinya.

Tahun 1932, saya meninggalkan Jerman untuk bekerja sebagai associate director di Chicago Psychoanalytic Institute. Ini saya lakukan untuk memperluas penyebaran pemikiranku ke luar Berlin. Dua tahun kemudian saya pindah ke New York dan mengajar di New School for Social Research. Selama di sana, saya menjadi anggota kelompok Zodiac, yang beranggotakan Fromm, Fromm Reichmann, Sullivan, dan lainnya. Walaupun sebagai anggota, namun saya jarang sependapat dengan anggota kelompok lainnya. Selain itu, bukuku yang berjudul “New Ways in Psychoanalysis” mengajak orang untuk meninggalkan teori insting, berserius pada ego dan dampak sosial. Akhirnya pada tahun 1941, saya keluar dari kelompok, lantaran perbedaan pandangan dan membentuk Association for the Advancement of Psychoanalysis (AAP). Pada tahun 1943, Fromm dan beberapa mitra meninggalkan AAP. Walaupun terdapat perpecahan, namun AAP terus berlanjut dan berganti nama menjadi Karen Horney Psychoanalytic Institute. Kemudian pada tahun 1950, saya mempublikasikan karya paling penting dalam hidupku, yaitu Neurosis and Human Growth. Buku ini menerangkan teori yang ialah ekspresi fatwa pribadiku yang paling kreatif.

Pengantar Teori Psikoanalisis Sosial

Teori Psikoanalisis Sosial dari Karen Horney mempunyai perkiraan bahwa kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak, kuat dalam membentuk kepribadian seseorang. Orang yang tidak mendapatkan kebutuhan akan cinta dan kasih akung di masa kanak-kanak, akan mengembangkan rasa permusuhan (basic hostility) terhadap orangtua, dan alhasil akan mengalami kecemasan (basic anxiety). Horney menyampaikan bahwa untuk melawan kecemasan dasar tersebut, maka seseorang akan melaksanakan salah satu cara dalam berafiliasi dengan orang lain.

Orang yang normal akan memakai cara manapun dari ketiga cara tersebut, namun orang yang neurotik spesialuntuk akan memakai salah satu cara saja. Tulisan-tulisan Horney memang ditujukan untuk kepribadian neurotik, tetapi banyak ide-ide nya berlaku pada individu normal. Sama menyerupai tokoh lain, pandangan Horney terkena kepribadian ialah refleksi dari pengalaman hidupnya. Pemikirannya ini ialah usaspesialuntuk untuk mengatasi penderitaan batin yang ia alami.

Sama menyerupai Jung dan Adler, Horney mengKoreksi teori Freud, dalam beberapa hal, yaitu : (1) Mengikuti Teori Psikoanalisis Ortodoks dari Freud sepenuhnya akan mengakibatkan tidak berkembangnya fatwa teoritis dan praktik terapi ; (2) Horney tidak oke dengan konsep Freud terkena psikologi feminin ; (3) Horney menyakan bahwa sebaiknya psikoanalisis berserius pada dampak budaya dalam membentuk kepribadian manusia, dan bukannya insting saja.

Horney yakin bahwa budaya terbentuk lantaran kompetisi antarindividu. Daya saing dan permusuhan mengakibatkan perasan terpisah. Perasaan terpisah mengakibatkan kebutuhan kasih akung meningkat.

Pada alhasil meningkatnya kebutuhan akan kasih akung mengakibatkan orang menilai cinta terlalu tinggi. Dampaknya yakni orang memandang cinta dan kasih akung yakni jawabanan atas tiruana dilema yang dihadapi.

Kebutuhan akan kasih akung sesungguhnya ialah hal yang wajar. Namun, jikalau kebutuhan itu berlebihan akan mengakibatkan terjadinya neurosis. Mengapa demikian? Karena dengan adanya kebutuhan yang berlebihan, orang tidak akan berserius pada manfaat yang diterima jikalau kebutuhan itu terpenuhi, melainkan berserius pada mendapatkan kebutuhan dengan cara apapun. Misalnya, bersikap tidak ramah, merasa cemas, keinginan bersaing yang berlebihan, dan lain-lain.

Horney percaya bahwa neurosis sanggup berkembang di tiruana tahap kehidupan, khususnya masa kanak-kanak. Semua pengalaman traumatis di masa kanak-kanak sanggup mempengaruhi perkembangan kepribadian anak di masa selanjutnya. Namun, Horney meyakini bahwa akar dari tiruana pengalaman traumatis ini yakni kurangnya kehangatan dan kasih akung yang lapang dada dari orangtua.

Pengalaman traumatis di masa kanak-kanak bukan pembentuk kepribadian di masa dewasa, namun pengalaman-pengalaman itu membentuk struktur huruf tertentu yang mulai berkembang. Sehingga, sikap atau kepribadian di masa remaja muncul lantaran struktur huruf seseorang, yang berkembang pada masa kanak-kanak.

Permusuhan Dasar, Kecemasan Dasar, Dorongan Kompulsif

Horney percaya bahwa setiap insan lahir untuk berkembang. Oleh lantaran itu, insan membutuhkan kondisi yang mendukung untuk berkembang, menyerupai lingkungan kondusif, cinta tulus, dan disiplin. Kondisi ini akan memdiberi rasa aman dan puas dan memungkinkan insan bertumbuh sesuai dengan diri yang sesungguhnya (real self).

Pada kenyataannya, kondisi itu tidak tercipta, lantaran ketidakmampuan dan ketidakmauan orangtua untuk memenuhi kebutuhan anak. Orangtua yang tidak bisa memenuhi kebutuhan anak akan mengakibatkan anak merasa tidak aman dan puas. Anak yang tidak aman dan puas, akan mengembangkan basic hostility terhadap orangtua. Kadang sikap anak ini tidak ditunjukkan secara terang-terangan, namun ditekan dan menjadi tidak sadar akan sikap permusuhan tersebut. Sikap permusuhan yang ditekan ini mengakibatkan basic anxiety, yaitu perasaan terisolasi dan tidak berdaya.

Basic hostility dan basic anxiety mempunyai keterkaitan satu sama lain dan keduanya memperkuat neurosis. Sebagai seorang manusia, kita tentu mempunyai cara mempertahankan diri dari kecemasan. Pada pertamanya, Horney sebut empat cara yang biasa dilakukan insan untuk mengatasi kecemasan itu, yaitu : (1) Kasih akung, sebuah cara dimana orang akan membeli cinta dengan cara menuruti seruan orang lain. Hal ini sanggup dilakukan dengan membelikan barang-barang atau hasrat seksual. Misalnya, kasus faktual klien aku, seorang perempuan yang di masa remaja nya selalu menuruti keinginan pacarnya untuk melaksanakan kekerabatan seksual. Bahkan, hingga dikala ini, untuk mendapatkan kasih akung dari kawan-kawannya, ia rela membelikan banyak sekali barang mahal untuk kawan-kawan kantornya ; (2) Submissiveness, sebuah cara dimana orang akan patuh terhadap orang lain, institusi, atau kepada agama ; (3) Power, sebuah cara dimana orang akan mendominasi orang lain, mempermalukan orang lain, dan tidak mau menyebarkan kepada orang lain ; (4) Withdrawl, sebuah cara dimana orang akan mengembangkan kemandirian dari orang lain, atau memisahkan diri secara emosional dari orang lain.

Keempat cara itu tidak lantas menjadi indikasi neurosis, lantaran tiruana orang memakai cara tertentu hingga batas yang normal. Teknik tersebut menjadi tidak sehat jikalau orang harus selalu memakai cara itu dan tidak memakai cara lain. Hal ini yang disebut dengan dorongan kompulsif.

Kebutuhan dan Kecenderungan Neurotik

Sejak pertama kita sudah menyebut neurosis dan kebutuhan neurosis. Namun, kita belum mengetahui apa saja kebutuhan neurotis tersebut, yang ialah sebuah cara untuk melawan kecemasan dasar. Horney sebut sepuluh kebutuhan neurotik, yaitu :
  1. Kebutuhan akan kasih akung dan penerimaan diri. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara sangat senang orang lain, memenuhi keinginan orang lain, tidak asertif, tidak nyaman bermusuhan dengan orang lain dan diri sendiri. 
  2. Kebutuhan akan rekan yang kuat. Kebutuhan ini dipuaskan dengan mendekatkan diri pada orang berpengaruh, dan tidak mau ditinggalkan. Misal, Horney selalu terlibat asmara dengan beberapa tokoh, walau sudah berkeluarga, menyerupai Erich Fromm.
  3. Kebutuhan membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara tidak menonjol, merasa puas di nomor ke dua, merasa cukup dengan stimulus yang sedikit, dan menurunkan kemampuan mereka.
  4. Kebutuhan akan kekuasaan. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara mengatur orang lain, menghindari perasaan lemah, dan tidak pintar.
  5. Kebutuhan memanfaatkan orang lain. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara menilai orang lain berdasarkan bagaimana orang lain tersebut sanggup digunakan.
  6. Kebutuhan akan penghargaan sosial. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara selalu menjadi orang pertama, paling penting dalam segala sesuatu.
  7. Kebutuhan akan kekaguman pribadi. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara menuntut rasa kagum dan penerimaan dari orang lain atas diri mereka.
  8. Kebutuhan akan ambisi dan pencapaian pribadi. Kebutuhan ini akan dipuaskan dengan cara selalu menjadi yang terbaik, dan mengalahkan orang lain.
  9. Kebutuhan akan kemandirian dan kebebasan. Kebutuhan ini dipuaskan dengan menjauh dari orang, untuk menandakan bisa bertahan hidup tanpa orang lain. 
  10. Kebutuhan akan kesempurnaan. Kebutuhan ini dipuaskan dengan tidak mau membuat kesalahan, menyembunyikan kelemahan, dan berusaha terbaik untuk sempurna.

Sejalan dengan perkembangan teorinya, Horney mengelompokkan sepuluh kebutuhan menjadi tiga kategori umum, yang berafiliasi dengan sikap dasar seseorang terhadap diri dan orang lain. Ketiga sikap dasar itu disebut kecenderungan neurotik (neurotic trends), yaitu mendekati orang lain, melawan orang lain, dan menjauhi orang lain.

Kecenderungan neurotik ini ialah cuilan teori Horney wacana neurosis. Artinya, teori ini berlaku bagi orang yang neurosis. Namun, Horney menyampaikan bahwa teorinya tersebut juga berlaku untuk orang yang sehat dan normal. Perbedaannya yakni individu normal akan sadar ketika memakai cara itu untuk menghadapi orang lain. Sedangkan orang yang neurotik tidak sadar ketika memakai cara itu untuk menghadapi orang lain.

Mendekati. Orang normal akan mendekati orang lain lantaran ia yakni pribadi yang ramah dan penuh kasih akung. Orang neurotik mendekati orang lain, untuk melindungi diri dari perasaan tidak berdaya.

Melawan. Orang normal akan melawan orang lain lantaran ia ingin bersaing secara sehat. Orang neurotik melawan orang lain lantaran menganggap tiruana orang yakni musuhnya yang tidak ramah.

Menjauhi. Orang normal akan menjauhi orang lain lantaran adanya kebutuhan untuk merasa sendiri, bebas, tenang, dan mandiri. Orang neurotik menjauhi orang lain lantaran ingin merasa terpisah dari orang lain, ingin membangun dunianya sendiri, dan menganggap bahwa kekerabatan dengan orang lain yakni tekanan berat.
Konflik Intrapsikis

Kecenderungan neurotik muncul dari kecemasan yang bersumber dari kultur dan konflik interpersonal seseorang dengan orang lain di masa kanak-kanak. Namun, Horney tidak melupakan faktor lain yang tidak kalah penting, yaitu konflik intrapsikis yang muncul lantaran pengalaman interpersonal seseorang. Ada dua konflik intrapsikis yang akan kita bahas di sini, yaitu idealized self image dan self hatred.

Idealized self image, ialah sebuah perjuangan untuk membuat citra diri yang ideal, untuk mengatasi konflik diri. Orang yang tidak menerima kasih akung, sehingga merasa tidak aman dan percaya diri, pada umumnya tidak mempunyai kemampuan memahami dirinya sendiri. Akibatnya mereka akan merasa terpisah dari diri sesungguhnya dan membuat citra diri yang ideal. Dalam citra ini, orang merasa bahwa mereka berkuasa, mempunyai kemampuan tidak terbatas, atau jenius. Pada akhirnya, orang ini tidak akan mengenali diri sebenarnya. Ada tiga aspek citra diri yang ideal, yaitu : (1) Pencarian Neurotik. Orang neurotik akan menimbulkan diri ideal mereka sebagai tujuan hidup dan konsep diri mereka. Pencarian neurotik akan kemuliaan ini mencakup beberapa aspek kebutuhan untuk selalu tampil sempurna, ambisi untuk terus menerus meraih keberhasilan, dan mencapai kesuksesan dengan menjatuhkan orang lain ; (2) Permintaan Neurotik. Orang neurotik percaya bahwa mereka tepat sesuai citra diri ideal mereka. Oleh lantaran itu, mereka menuntut untuk menerima perlakuan istimewa. Mereka tidak bisa melihat bahwa seruan tersebut sangat berlebihan ; (3) Kebanggaan Neurotik, ialah pujian yang salah dan tidak realistis, berdasarkan citra diri ideal. Kebanggaan ini biasanya ditetapkan dengan lantang untuk menjaga dan mendukung citra diri idealnya.

Self hatred, yaitu perjuangan menganggap rendah real self. Ketika orang neurotik menyadari bahwa diri sesungguhnya tidak sanggup memenuhi tuntutan diri ideal, maka mereka membenci dan menganggap rendah dirinya. Ada enam cara untuk membenci diri, yaitu : (1) selalu menuntut diri, walau sudah mencapai kesuksesan ; (2) selalu mendakwa atau memaki diri sendiri ; (3) menghina diri sendiri, menyerupai meremehkan atau mencurigai diri ; (4) frustrasi diri, yaitu menganggap tabu hal-hal yang sangat senang ; (5) penyiksaan diri ; (6) tindakan dan dorongan untuk menghancurkan diri, baik fisik maupun psikis, yang disadari atau tidak, yang dilakukan maupun yang dibayangkan. Misalnya, makan berlebihan, penyalahgunaan obat, bekerja terlalu keras, bunuh diri, seks bebas, dll.

Psikologi Feminin

Horney sadar bahwa pandangan psikoanalisis tradisional tidak diberimbang terkena wanita. Horney yakin bahwa perbedaan psikis antara laki-laki dan perempuan bukan lantaran perbedaan anatomi (seperti yang diyakini Freud), namun lantaran perbedaan kultur dan keinginan sosial terhadap laki-laki dan wanita.

Horney menentang konsep Freud bahwa Oedipus complex yakni lantaran faktor biologi. Jika demikian, maka seharusnya Oedipus complex terjadi di seluruh dunia. Namun, kenyataannya tidak demikian. Ia yakin bahwa hal itu lebih disebabkan lantaran faktor lingkungan. Selain itu, ia meyakini bahwa Oedipus complex tidaklah menekankan pada kebutuhan melaksanakan kekerabatan seksual, melainkan menekankan pada kebutuhan neurotik akan cinta dan kasih akung. Manifestasinya yakni mempunyai kedekatan dengan salah satu orangtua, dan cemburu kepada yang lain.

Selain itu, Horney juga menentang konsep penis envy, yang sebut bahwa anak perempuan merasa iri kepada laki-laki lantaran mempunyai penis, dan termanifestasi dalam keinginan untuk menjadi laki-laki. Hal ini tidak sanggup dijelaskan secara biologis. Horney mempunyai kesamaan fatwa dengan Adler bahwa banyak perempuan mempunyai masculine protest, yaitu kepercayaan bahwa laki-laki lebih baik daripada wanita. Persepsi ini akan praktis mengarah kepada keinginan neurotik menjadi laki-laki, namun keinginan ini bukanlah ungkapan dari penis envy, melainkan keinginan untuk bisa melaksanakan hal-hal yang berada dalam kategori maskulin.

Psikoterapi

Teori Psikoanalisis Sosial dari Karen Horney ini mempunyai perkiraan bahwa neurotis muncul dari konflik interpersonal dasar yang berasal dari masa kanak-kanak dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan, bukan faktor biologis. Kondisi neurotis seseorang akan termanifestasi dalam sikap dikala ini, menyerupai mendekati, melawan, atau menjauhi orang lain. Namun, konflik interpersonal bukanlah satu-satunya penyebab, lantaran ada penyebab yang lain yaitu konflik intrapsikis. Konflik ini termanifestasi dalam sikap membentuk citra diri yang ideal dan membenci diri sendiri.

Oleh lantaran itu tujuan umum psikoterapi dari Horney yakni memmenolong orang berkembang dari real self menuju ke self realization. Tujuan ini secara khusus yakni : (1) menghilangkan citra diri ideal ; (2) menghentikan pencarian neurotik akan kemuliaan ; (3) mengubah kebencian diri menjadi penerimaan diri yang sebenarnya.

Sekian artikel perihal Teori Psikoanalisis Sosial Menurut Karen Horney. Semoga bermanfaa bagi kita tiruana.

Daftar Pustaka

  • Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press
  • Feist, J & Gregory Feist (2010). Teori Kepribadian, Edisi 7, Buku 1. Jakarta : Salemba Humanika
  • Schultz, D (1991). Psikologi Pertumbuhan, Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Penerbit Kanisius
  • Suryabrata, S (2011). Psikologi Kepribadian. Jakarta : RajaGrafindo Persada

0 Response to "Memahami Teori Psikoanalisis Sosial Berdasarkan Karen Horney"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel