Multi Sumber Berguru (Sudah Ketika Guru Memakai Multi Sumber Belajar)

Implementasi Multi Sumber Belajar 
Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2017 di rayon 06 Kabupaten Pandeglang sudah memasuki simpulan ON 1. Berdasarkan hasil observasi dan Pendampingan diberikutnya saya mengupload refleksi hasil Pendampingan Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2017 dengan tema Sudah Saatnya Guru Menggunakan Multi Sumber Belajar. Selamat membaca, selamat berprestasi.

Pengertian Multi Sumber Belajar
Multi Sumber Belajar ialah segala bentuk berguru yang pribadi menghadapkan anakdidik dengan suatu atau sejumlah sumber berguru secara individual atau kelompok dengan segala kegiatan berguru yang bertalian dengan itu, jadi bukan dengan cara yang konvensional dimana guru memberikan materi pelajaran pada anakdidik, tetapi setiap komponen yang sanggup mempersembahkan informasi menyerupai perpustakaan, laboratorium, kebun, dan semacamnya juga ialah sumber belajar.

===============================================


Baca Juga



===============================================


Dalam Multi Sumber Belajar  guru bukan ialah  sumber berguru satu-satunya. Murid sanggup berguru dalam kelas, dalam laboratorium,  dalam ruang perpustakaan, dalam ruang sumber belajar yang khusus bahkan diluar sekolah, bila ia mempelajari lingkungan berafiliasi dengan kiprah atau problem tertentu.

Dalam segala hal, anakdidik itu sendiri aktif, apakah ia berguru berdasarkan langkah-langkah tertentu, menyerupai dalam berguru berprograma, atau berdasarkan pemikirannya sendiri untuk memecahkan problem tertentu. Kaprikornus Multi Sumber Belajar  dipakai dalam aneka macam arti, apakah dalam pelajaran berprogram atau modul yang mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan, atau dalam melaksanakan kiprah yang bebas berdasarkan metode pemecahan masalah, penemuan, penelitian, bergantung kepada putusan guru serta kemungkinan yang ada dalam rangka kurikulum yang berlaku di sekolah.

Multi Sumber Belajar  biasanya bukan satu-satunya metoda yang digunakan di suatu sekolah. Disamping itu masih sanggup digunakan metoda pembelajaran lainnya, metoda berguru ini spesialuntuk ialah salah satu diantara metoda-metoda lainnya, jadi metoda yang lain bukan tidak perlu ditiadakan sama sekali. Perubahan yang besar diakibatkan oleh metoda berguru ini antara lain pentingnya peranan andal perpustakaan dan mereka yang memproduksi bahan, media atau sumber belajar. Sumber berguru tidak sama artinya dengan audio visual aids. melaluiataubersamaini audio visual aids yang dimaksud yaitu alat-alat yang memmenolong guru dalam kegiatan pembelajaran, lantaran itu juga disebut intructional aids, atau alat pengajaran. Terserah kepada guru untuk menggunakannya atau tidak, kebanyakan guru tidak merasa perlu untuk membuat atau menggunakannya. Akan tetapi sumber berguru yang esensial harus digunakan oleh anakdidik. Kaprikornus sumber belajar ditujukan kepada anakdidik, bukan kepada guru. Multi Sumber Belajar  bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan bertalian dengan sejumlah perubahan-perubahan yang menghipnotis pelatihan kurikulum, antara lain  :
1). Perubahan dalam sifat dan pola ilmu pengetahuan manusia.
2). Perubahan dalam pemikiran masyarakat dan tafsiran kita ihwal tuntunannya,
3). Perubahan ihwal pikiran kita terkena pengertian kita ihwal anak dan caranya belajar.
4). Perubahan dalam media komunikasi.

Sumber yang semenjak usang digunakan dalam pembelajaran yaitu buku-buku dan sampai kini buku-buku masih memegang peranan penting. Oleh alasannya itu andal perpustakaan mendapat peranan yang penting sekali dalam Multi Sumber Belajar  ini. Kerjasama antara guru dan andal perpustakaan menjadi syarat yang penting dalam pembelajaran. Disamping itu para andal perpustakaan harus mendapat pendidikan khusus untuk mendapat pendidikan khusus untuk menjalankan peranannya  sebagai  pustakawan  dan  mempersembahkan   pelayanan  kepada para siswa yang membutuhkan.

Guru dan para pustakawan di sekolah harus saling mengenal kemampuan masing-masing.  Disamping   itu   diperlukan   pula  media spesialis, yakni andal dalam bidang media, lantaran sumber tidak spesialuntuk terbatas pada buku-buku saja. Multi Sumber Belajar  adalah cara berguru yang bermacam-macam bentuk dan segi-seginya. Metoda ini sanggup dipersingkat atau diperpanjang, berlangsung selama satu jam pelajaran atau selama setengah semester dengan pertemuan dua kali seminggu, selama satu atau dua jam. Metoda ini penerapanya dalam pembelajaran begitu fleksibel atau lugas, tergantung pada kemampuan guru menggunakannya. Multi Sumber Belajar  ini, sanggup diarahkan oleh guru atau berpusat pada kegiatan anakdidik, sanggup terkena satu pelajaran tertentu atau melibatkan aneka macam disiplin, sanggup bersifat individual atau klasikal, sanggup memakai audio visual yang diamati secara individual atau diperlihatkan kepada seluruh kelas.

Model ini sepertinya sebagai sesuatu yang terdiri dari atas aneka macam komponen yang mencakup pengajaran pribadi oleh guru, penerapan buku pelajaran, tes-tes formal, maupun kegiatan penelitian, pencarian materi dari aneka macam sumber, tes memecahkan soal dan penggunaaan alat-alat audio visual. Model ini sanggup pula didasarkan atas penelitian, pengajaran proyek, pengajaran unit yang integrasi, pendekatan interdisipliner, pelajaran individual dan pelajaran aktif.

Dalam Multi Sumber Belajar  diutamakan tujuan untuk mendidik anakdidik menjadi seorang yang sanggup berguru dan mereview sendiri, maka ia harus dilatih untuk menghadapi masalah-masalah yang terbuka bagi jawabanan-jawabanan yang harus diselidiki kebenarannya, berdasarkan data yang dikumpulkan dari aneka macam sumber, menyerupai dari penelitian perpustakaan, eksperimen dalam laboratorium, maupun sumber-sumber lainnya.

Namun penerapan multi Sumber Belajar  dalam pembelajaran tidak meniadakan peranan guru, juga tidak berarti bahwa guru sanggup duduk bermalas-malasan dan membiarkan anakdidik berguru di perpustakaan, laboratorium dan sumber-sumber lainnya.

Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu merumuskan dengan terperinci tujuan apa yang ingin dicapainya dalam melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan spesialuntuk terkena materi materi asuh yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga keterampilan emosional dan sosial dalam memakai metoda dan pendekatan pembelajaran. Multi Sumber Belajar berarti kerjasama antara suluruh staf dan penerapan secara terbaik akomodasi yang tersedia menyerupai buku-buku perpustakaan, alat pengajaran, keahlian dan keterampilan guru serta anggota masyarakat yang bersedia memdiberi sumbangannya.

Melalui penerapan multi Sumber Belajar, Informasi yang diperoleh atau diserap dikembangkan sehingga sanggup mengubah tingkah laris siswa, sumbernya bisa beragam, bisa diperoleh dari guru tanpa perantara, dari tokoh masyarakat, mungkin pula diperoleh informasi dari nara sumber yang sengaja diundang atau mungkin juga siswa didiberi suatu alat kemudian melaksanakan eksperimen di laboratorium sehingga ia menemukan suatu konsep sendiri.

Proses pembelajaran intinya ialah proses kajian terhadap materi asuh yang dilakukan siswa dan dipandu guru dengan melibatkan segala potensi yang ada sehingga tujuan yang sudah ditetapkan sanggup tercapai (Ase dkk, (2002 : 55).

Dalam konteks ini para siswa perlu didiberikan peluang dan peluang untuk melaksanakan kegiatan berguru dengan melibatkan seluruh sumber daya yang tersedia.

Sifat ketergantungan siswa kepada guru menyerupai dalam sistem pengajaran yang tradisional secara sedikit demi sedikit harus dikurangi dengan lebih mendorong siswa untuk berguru lebih aktif. Mutu berguru siswa dalam PBM tergantung kepada acara berguru siswa itu sendiri, dengan acara siswa dalam berguru sitidaknya akan mengacu kepada berguru mengetahui, berguru melakukan, berguru menjadi diri sendiri dan berguru hidup dalam kebersamaan.

Dilihat dari kenyataan yang ada, bagaimanapun juga guru mempunyai belum sempurnanya dan keterbatasan. Kenyataan ini akan sanggup menghambat proses berguru siswa. Untuk mencapai tujuan dan hasil berguru siswa mustahil guru spesialuntuk mengandalkan kemampuan dirinya dalam menyajikan materi asuh tanpa sumber berguru lain. Apalagi bila spesialuntuk mengandalkan metoda ceramah, sadar atau tidak metoda ceramah akan membuat siswa mendengarkan secara pasif sehingga sanggup menghambat proses berguru yang kreatif dan kurang dinamis.

Pemberdayaan media dan sumber berguru secara fungsional akan sangat memmenolong proses pembelajaran dengan memanfaatkan sumber berguru secara aktif, akan bisa mengurangi beban guru dalam proses penyampaian materi asuh dan mempergampang daya tangkap siswa, juga akan bisa menciptakan, memelihara suasana berguru yang sangat senang Ase dkk, (2002 : 57 ).

Berdasarkan klarifikasi di atas, maka sanggup disimpulkan  bahwa tujuan Multi Sumber Belajar  adalah segala bentuk berguru yang pribadi menghadapkan anakdidik dengan sumber berguru baik secara individual, ataupun kelompok, yang sanggup mentransfer pengalaman dan ilmunya kepada siswa secara lebih simpel dan usang diingat.


Manfaat Penerapan Multi Sumber Belajar dalam Pembelajaran

Pentingnya lingkungan bagi pengajaran yaitu sebagai bukti bahwa dipermukaan bumi ini terjadi interaksi antara insan dengan manusia, insan dengan alam maupun alam dengan alam. Adanya interaksi tersebut sanggup dilihat dari hasilnya sebagai media belajar, sehingga pengajaran tidak spesialuntuk bukti-bukti yang berada di dalam buku-buku melainkan bukti pribadi yang ada di sekitar siswa (Gurniawan Kamil, 2001 : 28).

Maka proses berguru mengajar di dalam kelas tidak selamanya efektif tanpa adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti yang sanggup memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang didiberikan. ”Minimnya alat peraga yang tersedia menuntut guru untuk memanfaatkan Potensi Lingkungan sekitar untuk dijadikan sumber belajar”. (Gurniawan Kamil, 2000 : 28).

melaluiataubersamaini demikian penerapan lingkungan sebagai sumber berguru sangat baik bagi pemahaman materi pelajaran pada siswa. Tidak menyerupai pengalaman dengan kata-kata, pengalaman kasatmata sangat efektif untuk mendapat suatu pengertian, lantaran pengalaman kasatmata itu yaitu cara yang masuk akal dan memuaskan dalam proses belajar, siswa akan sanggup membuatkan pengertian ihwal tiruana yang dialaminya  (Sulaeman dalam  Gurniawan Kamil,  2000 : 30).

Pembelajaran melalui pengalaman pribadi sangat bermanfaa sekali. Salah satu metode yang sanggup digunakan sewbagai masukana pembelajaran melalui pengalaman pribadi yaitu karyawisata. Membawa siswa keluar kelas sanggup dianggap sebagai metoda karyawisata. Seperti dikemukakan Witterington dalam Gurniawan Kamil, (2000 : 31), sebagai diberikut : Kehidupan diantara keempat dinding kelas sangat terbatas. Di luar kelas mereka berhadapan dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal yang sanggup mereka pelajari. Darmawisata bukan piknik melainkan memindahkan kelas untuk sementara keluar. melaluiataubersamaini darmawisata kita memakai sumber-sumber lingkungan dan mempererat hubungan antara sekolah dan lingkungan masyarakat, disamping itu akan membangkitkan minat, acara dan kreatifitas siswa.

Multi Sumber Belajar  untuk pembelajaran sanggup dilakukan siswa bahu-membahu dengan memanfaatkan waktu luang di luar kelas atau siswa membawa pengalamannya sendiri ke dalam kelas untuk diceritakan ihwal apa yang sudah dilihat dan dialaminya.

Banyak laba yang dikemukakan Surahmad dalam Gurniawan Kamil, (2000 : 31), sebagai diberikut :
a.  Anak didik sanggup mengamati kenyataan-kenyataan yang berguaka ragam dari dekat.
b.  Anak didik sanggup menghayati pengalaman-pengalaman gres dengan mencoba turut serta dalam kegiatan.
c.   Anak didik sanggup menjawaban masalah-masalah dengan melihat, mendengar, mencoba dan pertanda secara langsung.
d.  Anak didik sanggup memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang didiberikan nara sumber lain.
e.  Anak didik sanggup mempelajari sesuatu secara integral                   (menyeluruh) dan komprehensif (mampu menangkap dengan baik, dan lengkap).


Materi pelajaran yang diadaptasi dengan kondisi lingkungan harus cocok dengan kurikulum guna pencapaian acara sehingga materi pelajaran terarah, sanggup ditangkap, dipahami pada balasannya materi tersebut sanggup bertahan usang dalam pikiran siswa.

Nilai yang sanggup muncul dari hasil proses berguru tersebut akan bermanfaa bagi kehidupan sehari-hari, yang tentunya bagi siswa sanggup mengetahui lingkungannya.

Adapun beberapa manfaat  dari  kegiatan berguru mengajar secara pribadi dari sumber berguru yaitu sbb :
a.  Hasil berguru akan lebih efektif apabila dilaksanakan dengan pengalaman pribadi yang sesuai dengan kebutuhan anak.
b.  Dalam proses berguru menyerupai kegiatan menata rumah, bagaimana menabung, menjahit dalam beberapa hal sanggup dijadikan sebagai wahana untuk menanamkan rasa tanggung jawaban pada dirinya.

misal Penerapan Multi Sumber Belajar dalam Pembelajaran

Bagaimana misal Penerapan Multi Sumber Belajar dalam Pembelajaran? Untuk  lebih jelasnya diberikut pola sumber berguru yang sanggup dioptimalkan dalam pembelajaran diantaranya :
1).  Perpustakaan.
Sumber berguru yang kongkrit dan umumnya tersedia di sekolah-sekolah untuk difungsikan dalam proses berguru mengajar yaitu koleksi buku-buku kalau mungkin disusun dalam sebuah koleksi perpustakaan. Tujuan dan kiprah perpustakaan di sekolah yaitu untuk memmenolong, memperkaya dan sekaligus sebagai tempat berguru dan mengajar. Perpustakaan ialah fasilitas, media sekaligus sumber belajar yang secara esensial harus tersedia di sekolah, meski kenyataan di lapangan banyak belum sempurnanya dan keterbatasan ruang dan tenaga pustakawan.

Perpustakaan biasa disebut juga dengan istilah sentra sumber belajar. Di tempat inilah tersedia sejumlah sumber berguru yang terpilih untuk diberdayakan dalam proses berguru mengajar, terdapat tiga peluang yang sanggup dimanfaatkan dalam perpustakaan yakni : sebagai sumber belajar, tempat berguru dan layanan berguru siswa.

2). Laboratorium.
Laboratorium tidak perlu diartikan sebagai akomodasi pembelajaran yang luar biasa Ase, dkk  (2002 : 62) mengemukakan bahwa : “Laboratorium ialah akomodasi pembelajaran dan ruangan dimana guru dan siswa melaksanakan kajian lebih mendalam”.

Sejalan dengan pengertian di atas , maka keterbatasan akomodasi dan ruangan tidak perlu menjadi kendala bagi para guru. Guru harus inovatif dalam mengelola ruang laboratorium meski spesialuntuk ada di luar kelas.

3). Bengkel Kerja.
Bengkel kerja (praktek) sanggup diartikan sebagai suatu ruangan dimana para siswa, dengan bimbingan guru sanggup dengan leluasa melaksanakan kegiatan praktek, menyerupai halnya laboratorium. Dalam bengkel kerja sanggup memmenolong siswa untuk latihan keterampilan tertentu, kebersamaan, ketelitian dan kerapihan dalam bekerja.

“Bahan-bahan yang dipergunakan untuk kegiatan praktek sanggup diambil dari bahan-bahan yang sederhana yang berada di sekitar lingkungan sekolah”. Ase dkk, (2002 : 63 ).

Pelaksanaan dari kegiatan bengkel kerja ini bisa dilakukan di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran tergantung waktu yang tersedia. Dan sudah barang tentu materi harus sesuai dengan materi materi pokok pembelajaran yang disajikan.

4). Sarana Pramasukana.
Fasilitas pembelajaran sanggup berupa masukana dan pramasukana yang tersedia di sekolah, menyerupai lapangan olah raga, mesjid, kebun sekolah, kantor, sanggar pramuka dan lain-lain. Sarana pramasukana ini termasuk pula peralatan olah raga dan kesenian yang menunjang kegiatan pembelajaran siswa.

5). Sumber Daya Potensial di sekitar  Sekolah.
Bagaimanapun juga sekolah yaitu bab dari masyarakat dan menjadi milik masyarakat. Hal-hal yang berada di sekitar kehidupan siswa perlu lebih dipahami biar mereka sanggup mengetahui, mempersepsi, secara positif dan bisa memahaminya secara komprehensif. Ase, dkk.    (2002 : 64).

Kalau kita perhatikan, sangat banyak sekali sumber daya potensial yang berada di sekitar sekolah yang sanggup kita jadikan sebagai sumber belajar. Di sekitar sekolah kita terdapat masjid, kolam,  kebun, dan lain-lainnya. Secara fungsional itu tiruana bisa dimanfaatkan secara proporsional untuk kepentingan dalam proses berguru mengajar siswa. Tempat atau ruangan yang dirancang khusus untuk tujuan pengajaran contohnya : bangunan sekolah, perpustakaan, ruang laboratorium dan sebagainya.

Sedangkan tempat atau ruangan yang tidak dirancang khusus untuk tujuan pengajaran, namun sanggup dimanfaatkan untuk sumber berguru umpamanya : gedung bersejarah, bangunan industri, lingkungan pertanian, tempat suaka dan sebagainya. Lingkungan yang sanggup diselidiki antara lain :  rumah, sekolah, lingkungan sekitar anak.

(a) Unit Rumah
Di dalam unit ini belum dewasa sanggup menilik macam-macam jenis rumah, besar keluarga, pekerjaan orang untuk menjamin hidup keluarga, peranan dan kiprah setiap anggota keluarga, kelakuan baik yang diwujudkan dari anggota keluarga, pemberian waktu yaitu dalam keluarga (waktu makan, bangun pulas, belajar, pulas dan sebagainya) alat-alat yang digunakan dalam rumah tangga.

Anak-anak sanggup menyelediki cara orang membuat rumah, bahan-bahan yang diperlukan. Anak-anak akan memahami tiap keluarga memerlukan makanan, pakaian, perumahan, bagaimana cara setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Dapat pula didiberikan kiprah pekerjaan rumah berupa lembar kerja siswa untuk ditanyakan kepada anggota keluarganya bagaimana keadaan rumah pada zaman doloe. Bisa pula berupa kiprah kliping untuk mengumpulkan gambar-gambar rumah kawasan dan gambar-gambar rumah negara lain yang digunting dari surat kabar atau majalah.

Unit ini sanggup mendorong anak melaksanakan bermacam-macam kegiatan seperti; karyawisata memperhatikan rumah sekitar sekolah, kalau mungkin mengunjungi dua, tiga rumah dengan seizin pemiliknya. melaluiataubersamaini demikian siswa akan mengamati, membuat sketsa rumah, mencatat kiprah setiap anggota keluarga, keperluan rumah tangga dan lain sebagainya.

(b) Unit Sekolah
Anak-anak yang gres masuk sekolah perlu didiberi peluang untuk mengenal sekolahnya. Peraturan-peraturannya, kelakuan-kelakuan yang diharapkan dari anak biar ia sanggup mengikuti keadaan dengan lingkungannya. Pergi ke sekolah untuk pertama kali ialah pengalaman yang sangat mengesankan bagi anak kehidupan di sekolah tidak sama sekali dengan di rumah, beliau harus akil bergaul dengan belum dewasa lain.

Anak-anak sanggup disuruh membuat model sekolah, denah sekolah, mereka sanggup pula meninjau sekolah-sekolah lain dan membandingkan dengan sekolah sendiri. Anak-anak sanggup membuat peta jalan yang mereka tempuh dari rumah masing-masing ke sekolah.

(c) Unit Masyarakat di Sekitar Anak
Lingkungan di sekitar tempat tinggal anak memdiberi materi yang luas untuk pembelajaran. Dalam lingkungan itu belum dewasa melihat orang melaksanakan macam-macam pekerjaan. Mereka sanggup memperolah pengertian, bahwa setiap pekerjaan apakah itu tukang sampah, penjual sayuran, tukang beca, dokter, dsb. Anak-anak akan mengerti bahwa setiap pekerjaan mulia ialah sumbangan kepada masyarakat. Tanpa jasa  orang  lain  tak mungkin insan sanggup hidup.


Referensi

Ase, dkk. (2002). Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Banten : Dinas Pendidikan Provinsi Banten.

Gurniawan Kamil (2001).  Lingkungan sebagai Sumber Belajar. Bandung : Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Bandung.






= Baca Juga =



Related Posts

0 Response to "Multi Sumber Berguru (Sudah Ketika Guru Memakai Multi Sumber Belajar)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel