Memahami Gangguan Sikap Dan Emosi Pada Anak

Memahami Gangguan Perilaku dan Emosi Pada Anak - Gangguan sikap dan emosional terdiri dari kasus fokus dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan kasus langsung dan sekolah, dan juga berafiliasi dengan karakteristik sosioemosional yang tidak tepat. Anak pria tiga kali lebih besar kemungkinannya mengalami gangguan ini dibandingkan anak perempuan (U.S. Departement of Education, dalam Santrock, 2007).

Perilaku Agresif, di luar kontrol. Lebih banyak terjadi pada anak pria ketimbang anak perempuan, dan kebanyakan dari keluarga kelas menegah ke bawah (Achenbach dalam Santrock, 2007). Anak yang mengalami gangguan emosional fokus lebih mungkin diklasifikasikan sebagai punya kasus dalam berafiliasi pada masa sekolah menengah. Akan tetapi secara umum dikuasai anak semacam ini mulai menyampaikan gejala kasus emosionalnya pada ketika SD (Wagner, dalam Santrock, 2007).

Memahami Gangguan Perilaku dan Emosi Pada Anak Memahami Gangguan Perilaku dan Emosi Pada Anak
image source: www.destinationhealth.me
baca juga: Pengertian Attention Deficit / Hiperactivity Disorder (ADHD)

Para pakar gangguan emosional dan sikap menyampaikan bahwa kalau bawah umur ini dikembalikan ke sekolah, baik itu guru kelas reguler maupun guru pendidik khusus atau konsultan harus meluangkan banyak waktu untuk memmenolong mereka menyesuaikan diri dan berguru secara efektif. Semakin parah masalahnya, semakin kecil kemungkinannya untuk sanggup kembali ke sekolah (Wagner dalam Santrock, 2007).

Strategi management yang secara umum dilakukan untuk menguatkan tingkah laris faktual dan mengeliminasi tingkah laris yang negatif (Alberto & Troutman, dalam Eggen & Kauchack, 2004) meliputi:
  1. Positive reinforcement: memperkuat tingkah laris faktual (ex, memuji pelajar yang berkelakuan sopan)
  2. Replacement: mengajarkan sikap yang sempurna yang mengganti sikap yang tidak sempurna (ex, mengajarkan pelajar ungkapan perasaan yang sempurna daripada harus berkelahi)
  3. Ignoring: tidak menerapkan sikap yang mengganggu dan tidak memperkuatnya
  4. Time-out: mengisolasi seorang anak untuk waktu yang singkat
  5. Overcorrection: diperlukan pemulihan atas imbas sikap yang merusak dengan segera (ex, mengharuskan anak kembali ke makanannya sendiri daripada ia mengambil masakan dari mitra lainnya).

Depresi, Kecemasan, dan Ketakutan. Depresi, kecemasan, dan ketakutan yang menjadi semakin andal dan menetap akan menimbulkan kemampuan berguru menurun. Anak ini bisanya memendam kasus emosional dan mood negatif ini lebih fokus dan bertahan lama. Depresi yakni jenis gangguan mood dimana pengidapnya merasa dirinya tidak berharga sama sekali, percaya bahwa keadaan tidak akan pernah membaik, dan tampak lesu dan tidak bersemangat dalam jangka waktu lama. Hal ini sanggup menghipnotis makan dan pulas mereka.

Depresi lebih mungkin muncul pada usia cukup umur ketimbang bawah umur dan lebih banyak terjadi dalam diri anak perempuan daripada anak pria (Culberston, dalam Santrock, 2007). Para pakar depresi menyampaikan bahwa perbedaan gender ini mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor. Perempuan cenderung memperhatikan perasaannya yang tertekan dan membesar-besarkannya, sedangkan lelaki cenderung mengalihkan perhatian dari mood negatif; pada masa remaja, gambaran diri perempuan cenderung lebih negatif ketimbang lelaki; dan bias sosial terhadap prestasi perempuan mungkin juga ikut kuat (Nolen-Hoeksema dalam Santrock, 2007). Terapi kognitif dan terapi obat biasanya efektif dalam memmenolong orang semoga tidak terlalu tertekan.

Kecemasan yakni perasaan yang tidak menentu sekaligus tidak sangat bahagia. Anak pada umumnya pernah mengalami kecemasan ketika menghadapi tantangan hidup, tetapi pada beberapa anak kecemasan itu berlebihan dan bertahan usang sehingga mengganggu prestasi sekolahnya. Beberapa anak juga mempunyai ketakutan yang berkaitan dengan dirinya sendiri atau sekolah sehingga mengganggu belajarnya. Jika hal ini terjadi bawa anak ke guru BP. Beberapa terapi behavioral bisa efektif untuk mengurangi kecamasan dan ketakutan yang berlebihan (Davidson & Neala dalam Santrock, 2007).

Tags:
  • kepribadian dan emosi dalam perilaku organisasi
  • gangguan perilaku terkait belajar
  • gangguan perilaku pada anak
  • gangguan perilaku makan
  • makalah gangguan perilaku
  • gangguan perilaku adalah
  • pengertian gangguan perilaku
  • kecelaruan emosi dan tingkah laku

Daftar Pustaka
  • Eggen, P & Kauchak, D.P. 2004. Educational Psychology; Windows on Classrooms. 6-th ed. USA: Pearson Merril Prentice Hall 
  • Golver, A. J. Roger, H. Bruning. 1999. Educational Psychology. Boston Toronto: Little Brown Company.
  • Santrock. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

0 Response to "Memahami Gangguan Sikap Dan Emosi Pada Anak"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel