Pengertian Problem Sosial Dan Manfaat Sosiologi Dalam Masyarakat

Pengertian Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi dalam Masyarakat - Masalah sosial yaitu tidak adanya persesuaian antara ukuran-ukuran dan nilai-nilai sosial dengan kenyataan-kenyataan serta tindakan-tindakan sosial. Unsur utama dan pokok dari duduk masalah sosial yaitu adanya perbedaan yang mencolok antara nilai-nilai dengan kenyataan dalam kehidupan. Artinya adanya kepincangan-kepincangan antara anggapan-anggapan masyarakat wacana apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang terjadi dalam kenyataan pergaulan hidup.

Sesuatu dianggap sebagai duduk masalah social apabila sumber dan lantaran terpenting dalam duduk masalah sosial haruslah bersifat sosial. Ukurannya tidaklah semata-mata pada perwujudannya yang bersifat, sosial tetapi juga pada sumbernya. Sehingga sanggup disimpulkan, bahwa kejadian-kejadian yang tidak bersumber pada kegiatan perbuatan insan bukanlah ialah duduk masalah sosial. Adapun masalah-masalah yang disebabkan oleh faktor alam, menyerupai gempa bumi, angin topan, meletusnya pegunungan berapi, epidemi dan lain-lain bukanlah ialah duduk masalah social Walaupun berangkat dari fenomena atau tanda-tanda alam ini bisa menimbulkan masalah-masalah sosial menyerupai kemiskinan dan kelaparan. Kaprikornus yang menjadi duduk masalah sosial disini yaitu ialah akhir dari tanda-tanda sosial maupun non sosial.

Suatu tanda-tanda sosial dianggap duduk masalah sosial atau bukan penetapannya bersifat relatif, mungkin dikatakan bahwa orang banyaklah yang harus menentukannya, atau segolongan orang yang berkuasa saja atau lain-lainnya. Karena dalam kaitannya perilaku masyarakatlah yang memilih apakah suatu tanda-tanda ialah duduk masalah sosial atau bukan.

Masalah social ada dalam bentuk Manifest Social Problems dan Latent Social Problems. Manifest social problems ialah duduk masalah sosial yang timbul sebagai akhir terjadinya kepincangan-kepincangan dalam masyarakat. Yang dikarenakan lantaran tidak sesuainya tindakan dengan norma dan nilai yang ada dalam masyarakat. Masyarakat pada umumnya tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang. Suatu duduk masalah yang ialah manifest social problem yaitu kepincangan-kepincangan yang berdasarkan keyakinan masyarakat sanggup diperbaiki dan dibatasi atau bahkan bisa dihilangkan. Sedangkan Latent social problems juga menyangkut hal-hal yang berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, tetapi tidak diakui. Latent social problems sangat susah diatasi lantaran walaupun masyarakat tidak menyukainya, masyarakat tidak berdaya untuk mengatasinya.

Sehubungan dengan duduk masalah sosial tersebut, sosiologi tidaklah bertujuan untuk membentuk manusia-manusia yang bijaksana dan selalu baik dalam tindakan-tindakannya, tetapi memperhitungkan akhir segala tindakannya.

Suatu kejadian yang ialah duduk masalah sosial belum tentu menerima perhatian yang sepenuhnya dari masyarakat. Sebaliknya suatu kejadian yang menerima sorotan masyarakat belum tentu duduk masalah sosial. Karena itu perlu adanya ukuran untuk menyatakan bahwa itu duduk masalah social atau bukan.

Dalam sosiologi suatu duduk masalah ialah duduk masalah social apabila:
  1. Karena tidak adanya kesesuaian antara ukuran/nilai-nilai sosial dengan kenyataan/tindakan sosial;
  2. Karena sumber-sumber duduk masalah sosial dari duduk masalah sosial, yaitu ialah akhir dari suatu tanda-tanda sosial atau bukan, yang mengakibatkan duduk masalah sosial, contoh: gagal pguan (bukan tanda-tanda sosial tapi mengakibatkan duduk masalah sosial);
  3. Dari pihak-pihak yang memutuskan apakah suatu kepincangan ialah tanda-tanda sosial atau tidak, tergantung dari karakteristik masyarakat;
  4. Manifest social problems dan latent social problems
  5. Perhatian masyarakat dan duduk masalah sosial
  6. Sistem nilai, dan apakah sanggup diperbaikinya suatu duduk masalah sosial

Pengertian Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi dalam Masyarakat Pengertian Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi dalam Masyarakat
image source: studies.unifr.ch
baca juga: Mengenal Biografi Tokoh Sosiologi Dunia Beserta Teorinya

Beberapa Masalah Sosial Penting

Kemiskinan.
Kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak bisa memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut. Kemiskinan dianggap sebagai duduk masalah sosial apabila perbedaan kedudukan hemat para masyarakat ditentukan secara tegas. Pada masyarakat yang bersahaja susunan organisasinya, mungkin kemiskinan bukan ialah duduk masalah sosial lantaran mereka menganggap bahwa tiruananya sudah ditakdirkan sehingga tidak ada usaha-usaha untuk mengatasinya. Mereka tidak akan terlalu memperhatikan keadaan tersebut, kecuali apabila mereka betuk-betul menderita karenanya. Faktor-faktor yang mengakibatkan mereka membenci kemiskinan yaitu kesadaran bahwa mereka sudah gagal untuk memperoleh lebih daripada apa yang sudah dimilikinya dan perasaan akan adanya ketidakadilan.

Kejahatan
Kejahatan disebabkan lantaran kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang sama, yang menghasilkan prilaku-prilaku sosial lainnya. Kejahatan terhadap kondisi dan proses-prosesnya menghasilkan dua kesimpulan:
  1. Tinggi rendahnya angka kejahatan berafiliasi dekat dengan bentuk dan organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan itu terjadi. contohnya dalam gerak sosial, persaingan serta perperihalan kebudayaan, ideologi politik, agama, ekonomi, dst.
  2. Pengaruh sosial psikologis yang membentuk beberapa proses, menyerupai imitasi, pelaksanaan tugas sosial, asosiasi difrensial, kompensasi, identifikasi, konsepsi diri langsung (self-conception), dan kekecewaan yang bergairah sebagai penyebab seseorang menjadi penjahat. Sutherland menyampaikan bahwa seseorang berprilaku jahat dengan cara yang sama dengan prilaku yang tidak jahat. Artinya prilaku jahat dipelajari dalam interkasi dengan orang lain dan orang tersebut mendapatkan prilaku jahat sebagai hasil dari interaksi yang dilakukanya dengan orang-orang yang berprilaku berkecenderungan melanggar norma-norma aturan yang ada. Apabila seseorang menjadi jahat, hal itu disebabkan orang tersebut mengadakan kontak dengan pola-pola prilaku jahat dan juga lantaran ia mengasingkan diri terhadap pola-pola prilaku yang tidak menyukai kejahatan tersebut.

Adapun bagian-bagian intim yang sangat berpangaruh dalam mempersembahkan sugesti kepada orang-perorangan untuk mendapatkan atau menolak pola-pola prilaku kejahatan yaitu alat-alat komunikasi tertentu, menyerupai buku, surat kabar, televisi, radio dan lain-lain.

Suatu tanda-tanda umum yang perlu diperhatikan yaitu terkena kejahatan white-collar crime, yang timbul pada era modern ini. White-collar crime atau economic criminality,ialah kejahatan yang dilakukan oleh penguasa atau para pejabat di dalam menjalankan tugas fungsinya. Golongan tersebut menganggap dirinya kebal terhadap aturan dan masukana-masukana pengendalian sosial lainnya lantaran kekuasaan dan keuangan yang dimilikinya dengan kuat. White-collar Crime ini timbul lantaran situasi sosial yang mempersembahkan peluang. Sukar sekali untuk memidana mereka, sehingga dengan tepat sanggup dikatakan kekuatan penjahat white -collar terletak pada kelemahan korban-korbanya.

Untuk mengatasi masalah-masalah yang tadi, sanggup diadakan kegiatan-kegiatan yang represif antara lain dengan metode rehabilitasi. Adapun terkena metodenya berdasarkan Donald R. Cressey ada dua konsep, yaitu:
  1. Menciptakan sistem dan jadwal yang bertujuan untuk menghukum orang-orang jahat tersebut. Dan eksekusi tersebut sifatnya reformatif contohnya eksekusi bersyarat, eksekusi kurungan dan atau eksekusi penjara.
  2. Teknik kedua lebih ditekankan pada perjuangan biar penjahat sanggup bermetamorfosis orang biasa (tidak jahat), dengan cara didiberikan semacam konsultasi psikologis.

Disorganisasi Keluarga
Disorganisasi keluarga yaitu perpecahan keluarga sebagai suatu unit lantaran angota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban yang sesuai dengan peranan social. Disorganisasi keluarga sangat mungkin terjadi pada masyarakat-masyarakat sederhana lantaran suami sebagai kepala rumah tangga tidak bisa atau gagal memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer keluarga atau mungkin lantaran ia berkeluarga lagi.

Pada umunya duduk masalah tersebut disebabkan lantaran kesusahan untuk mengikuti keadaan dengan aneka macam tuntutan kebudayaan. Secara Sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain adalah: Unit keluarga yang tidak lengkap, lantaran kekerabatan diluar perkawinan walaupun dalam hal ini secara yuridis dan sosial belum terbentuk suatu keluarga.

Disorganisasi keluarga dikarenakan putusnya perkawinan lantaran perceraiain atau biasa disebut dengan broken home. Adanya belum sempurnanya dalam keluarga tersebut, yaitu dalam hal komunikasi. Goede menamakannya sebagai empty shell family. Krisis keluarga yang disebabkan faktor ekstern, menyerupai hilangnya atau tidak mampunya seorang ayah untuk bertindak sebagai kepala rumah tangga lantaran adanya peperangan, terkena hukuman, bahkan meninggal dunia. Krisis keluarga yang disebabkan faktor intern, contohnya lantaran terganggunya keseimbangan jiwa salah satu anggota keluarga.

Masalah Generasi Muda dalam Masyarakat Modern

Masalah generasi muda umunya dicirikan dengan dua tanda yang berlawanan, yakni harapan untuk melawan (misalnya: radikalisme, delinkuensi, oposisi dan sebagainya) dan perilaku apatis (misalnya pada adaptasi yang membabi buta terhadap ukuran sopan santun generasi tua). Sikap melawan mungkin disertai dengan suatu rasa takut bahwa masyarakat akan hancur lantaran perbuatan-perbuatan menyimpang. Sementara itu perilaku apatis biasanya disertai dengan rasa kecewa terhadap masyarakat.

Generasi muda biasanya mendapati duduk masalah dalam hal sosial dan biologis. Masa remaja ialah suatu masa yang sanggup digolongkan sebagai masa yang berbahaya, lantaran pada periode itu seseorang meninggalkan tahap belum dewasa menuju ketahap selanjutnya yakni tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis lantaran belum adanya pegangan, pada biologisnya sudah matang sedangkan kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Pada dikala itu ia memerlukan bimbingan terutama dari orang tuanya.

Demonstration effect yang sangat berpengaruh dan seterusnya ialah masalah-masalah yang terjadi secara sosiologis. Masalah tersebut anatara lain sanggup diurutkan sebagai diberikut: Persoalan sense of value yang kurang ditanamkan oleh orang tua, terutama yang menjadi masyarakat lapisan yang tinggi dalam masyarakat. Anak-anak dari orang-orang yang menduduki lapisan tinggi dalam masyarakat biasanya menjadi sentra sorotan dan sumber bagi imitasi untuk belum dewasa yang bersal dari lapisan yang lebih rendah. Timbulnya organisasi-organisasi cowok informal, yang tingkah lakunya tidak disukai oleh masyarakat pada umunya Timbulnya perjuangan para generasi muda yang bertujuan untuk mengadakan aneka macam perubahan dalam masyarakat, yang diubahsuaikan dengan nilai kaum muda.

Peperangan
Peperangan mungkin ialah duduk masalah sosial yang paling susah dipecahkan sepanjang sejarah kehiupan manusia. Peperangan ialah suatu bentuk perperihalan yang setiap kali diakhiri dengan akomodasi. Keadaan sampaumur ini yang sering disebut “Perang Dingin” ialah suatu bentuk akomodasi. Peperangan menimbulkan aneka macam disoraganisasi dalam aneka macam aspek kehidupan kemasyarakatan, baik pada negara yang dianggap sebagai pemenang atau pun negara yang ditetapkan sudah takluk. Belum lagi peperangan sampaumur ini biasanya ialah perang total, yaitu dimana tidak spesialuntuk angkatan bersenjata yang tersangkut, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Pelanggaran Terhadap Norma-Norma

Pelacuran
Pelacuran sanggup diartikan sebagai suatu pekerjaan yang bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukakn perbuatan-perbuatan seksual dengan menerima upah. Pelacuran sanggup dikategorikan sebagai duduk masalah sosial itu lebih dikarenakan pada penghakiman masyarakat terhadap para PSK (Pekerja Seks Komersial) yang dinilai sebagai suatu pekerjaan nista, lantaran mereka dianggap sudah melanggar norma yang terdapat dalam suatu masyarakat tersebut. Tapi apabila di dalam masyarakat itu tidak ada instruksi etik atau norma yang menganggap bahwa pekerjaan menyerupai itu yaitu pekerjaan yang tidak halal, maka masyarakat sesungguhnya tidak akan menilai hal tersebut sebagai suatu duduk masalah sosial.

Delinkuensi Anak-Anak
Delinkuensi belum dewasa yang populer di Indonesia yaitu duduk masalah cross boys dan cross girl yang ialah sebutan bagi belum dewasa muda yang tergabung dalam ikatan/organisasi formal atau semi formal dan yang memiliki tingkah laris yang kurang/ tidak disukai oleh masyarakat pada umumnya. Dilenkuensi belum dewasa mencakup pencurian, perampokan, pencopetan, penganiayaan, pelanggaran susila, penerapan obat-obatan perangsang, dan mengendarai keadaan bermotor dengan tidak mengindahkan aturan-aturan kemudian lintas.

Alkoholisme
Masalah alkoholisme dan pemabuk pada kebanyakan masyarakat pada umunya tidak berkisar pada apakah alkohol boleh atau tidak boleh dipergunakan. Persoalan pokoknya yaitu siapa yang boleh menggunakannya dimana, kapan, dan dalam kondisi yang bagaimana. Karena dalam kaitannya duduk masalah alkoholisme ini apabila tidak bisa ditertibkan maka akan menimbulkan disorganisasi sosial terhadap masyarakat khususnya keluarga pada seorang pemabuk.

Pembicaraan alkoholisme terkena aspek aturan yang dibatasi pada perudang-undangan akan dipusatkan pada akhir pemakaian alkohol. Artinya, yang akan disajikan yaitu terkena orang mabuk dan keadaan yang berkaitan dengan itu, yang bergotong-royong berlandaskan aspek sosial. Sebagai kesimpulan sementara dapatlah dikatakan bahwa pola minum minuman beralkohol dalam batas-batas tertentu dianggap bukanlah duduk masalah sosial. Akan tetapi, bila perbuatan tersebut menimbulkan mabuk, hal itu dianggap sebagai penyimpangan yang tidak terlampau berat apabila belum menjadi suatu kebiasaan. Dari sudut tersebut pada aspek sosial yang penting yaitu mencegah adanya pemabuk.

Homoseksual
Secara sosiologis homoseksual yaitu seseorang yang cenderung menyukai orang yang sejenis kelabuinnya sebagai pasangan seksual. Homoseksualitas ialah perilaku tindak atau pola prilaku para homoseksual. Pria yang melaksanakan tindak tanduk yang demikian lazimnya disebut Gay, sedangak pada perempuan sering disebut sebagai lesbian. Seseorang menjadi homoseksual lantaran efek orang-orang sekitarnya. Sikap-tindakannya yang kemudian menjadi pola seksualnya dianggap sebagai sesuatu yang lebih banyak didominasi sehingga memilih segi-segi kehidupan lainnya. Mereka biasanya menderita konflik batiniyah yang menyangkut identitas diri yang berperihalan dengan identitas sosial sehingga ada kecenderungan untuk mengubah karakteristik seksualnya.

Secara sosiologis, lingkungan sosial mempersembahkan bentuk pada sikap-tindak homoseksual. Homoseksualitas timbul lebih dikarenakan oleh dorongan berpengaruh yang adakala menjadi ekses untuk mengadakan persamaan kedudukan dan peranan antara perempuan dengan pria. Kegiatan-kegiatan ini kadang menghasilkan situasi yang disproporsional bagi kaum pria. Homoseksual sanggup digolongkan kedalam tiga kategori, yaitu:

  1. Golongan yang secara aktif mencari kawan kencan ditempat-tempat tertentu, menyerupai contohnya bar-bar homoseksual; 
  2. Golongan pasif, artinya menunggu; 
  3. Golongan situasional yang mungkin bersikap pasif atau melaksanakan tindakan-tindakan tertentu.


Masalah Kependudukan

Penduduk suatu negara pada hakikatnya ialah sumber yang sangat penting bagi pembangunan, lantaran penduduk ialah subjek serta objek pembangunan. Dalam prospek tersebut ternyata kesejahteraan penduduk mengalami gangguan oleh perubahan-perubahan demografis yang sering kali tidak dirasakan. Masalah ini terdapat pada tingginya angka kelahiran, yang dalam hal ini sanggup diatasi oleh pelaksanan pada jadwal Keluarga Berencana (KB) yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu-ibu dan belum dewasa maupun keluarga serta bangsa secara menyeluruh. Tujuan lain yaitu untuk meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat dengan mengurangi angka kelahiran sehingga pertumbuhan pendudik tidak melebihi kapasitas produksi (Soerjono Soekanto, Pengetahuan Kalangan aturan di DKI Terrhadap Hukum dan Kependudukan, hlm 1, &2)

Masalah Lingkungan Hidup

Masalah lingkungan hidup biasanya membicarakan yang berkutat terkena suatu hal yang berada di sekitar manusia, baik sebagai individu maupun dalam pergaulan hidup. Lingkungan hidup tersebut dibedakan dalam kategori-kategori sebagai diberikut:
  1. Lingkungan fisik, yakni tiruana benda mati yang ada di sekeliling manusia.
  2. Lingkungan biologis, yaitu segala sesuatu di sekitar insan yang berupa organisme yang hidup (disamping insan itu sendiri).
  3. Lingkungan sosial, yang terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok yang berada di sekitar manusia.

Dalam pengertiannya, lingkungan terjadi lantaran adanya timbal balik antara organisme-organisme hidup (biotic community) tertentu, yang membentuk suatu keserasian atau keseimbangan tertentu. Masalah yang di hadapi oleh lingkungan dewasanya yaitu suatu pencemaran yang diakibatkan oleh subsidi energi yang dimasukan oleh insan kedalam lingkungan buatannya. Pencemaran akan terjadi apabila di dalam lingkungan hidup manusia, baik yang bersifat fisik, biologis, maupun sosiologis terdapat materi yang merugikan eksistensi insan dan lingkungan, yang pada umunya ialah acara insan itu sendiri.

Masalah pencemaran biasanya dibedakan dalam beberapa pembagian terstruktur mengenai seperti, pencemaran udara, air, darat dan tanah serta pencemaran budaya atau sosial.

Sekian artikel perihal Pengertian Masalah Sosial dan Manfaat Sosiologi dalam Masyarakat. Semoga bermanfaa.

Daftar Pustaka
  • Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi: Suatu Pengantar: Jakarta: Rajpertamai Pers
  • Sunarto, Kamanto, 2000, Pengantar Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbit, Fakultas
  • Ekonomi Universitas Indonesia

0 Response to "Pengertian Problem Sosial Dan Manfaat Sosiologi Dalam Masyarakat"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel