Cabang-Cabang Filsafat Dan Analisis Filosofis Berdasarkan Ahli

Cabang-Cabang Filsafat dan Analisis Filosofis Menurut Ahli - Richard L. Lanigan secara khusus mengulas analisis filosofis atas proses komunikasi. Filsafat dalam disiplin llmu komunikasi biasanya meletakkan titik refleksinya pada pertanyaan-pertanyaan:
  1. Apa yang saya ketahui? (masalah ontologi atau metafisika)
  2. Bagaimana  saya mengetahuinya? (masalah epistemologi)
  3. Apakah saya yakin? (masalah aksiologi)
  4. Apakah saya benar? (masalah logika)

1. Metafisika
    Richard L. Lanigan menyatakan bahwa metafisika yaitu studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realitas. Dalam metafisika, ada beberapa hal yang direfleksikan. Hal-hal itu yaitu sifat insan dan hubungannya den­gan alam, sifat dan fakta kehidupan manusia, problema pilihan manusia, dan soal kebebasan pilihan tindakan manusia. Dalam hubungannya dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal sebagai diberikut:
    • Sifat insan dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan realita dalam alam semesta.
    • Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab, dan aturan.
    • Problema pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada sikap manusia.

    2. Epistemologi
      Epistemologi ialah cabang filsafat yang menilik asal, sifat, metode, dan batasan pengetahuan ma-nusia (a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods, and limits of human knowledge).

      3. Aksiologi
        Aksiologi yaitu cabang filsafat yang ingin merefleksikan cara bagaimana memakai ilmu pengetahuan diperoleh. Lanigan beropini bahwa aksiologi yaitu studi watak dan estetika. Dapat dikatakan bahwa aksiologi yaitu kajian tentang nilai manusiawi dan ba­gaimana cara mengekspresikannya.

        4. Logika
          Logika yaitu cabang filsafat yang menelaah asas dan dasar metode budi sehat secara benar dalam hal ini cara berkomunikasi secara lebih baik dan benar. Logika penting dalam berkomunikasi alasannya yaitu pemikiran harus dikomunikasikan dan yang dikomunikasikan ialah putusan sebagai hasil dari proses berpikir.

          Cabang Filsafat dan Analisis Filosofis Menurut Ahli Cabang-Cabang Filsafat dan Analisis Filosofis Menurut Ahli
          image source: youtube.com
          baca juga: Pengertian dan Fungsi Filsafat Komunikasi Menurut Para Ahli

          PEMIKIRAN STEPHEN W. LITTLEJOHN

          Epistemologi
            Merupakan cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan, atau bagaimana seseorang mengetahui apa yang mereka klaim sebagai pengetahuan. Karena keguakaragaman disiplin yang ada dalam studi komunikasi dan juga akhir perbedaan pemikiran, maka isu-isu epistemolo­gi menjadi penting. Epistomologi pada hakikatnya menyangkut perkiraan terkena hubungan antara peneliti dan yang diteliti dalam proses untuk memperoleh pengetahu­an terkena objek yang diteliti.

            Ontologi
              Merupakan cabang filsafat yang berafiliasi dengan alam, lebih sempitnya alam benda-benda di mana kita berupaya untuk mengetahuinya. Pada hakikatnya ontology berkaitan dengan perkiraan terkena objek atau realitas sosial yang diteliti.

              Aksiologi
                Yakni, cabang filsafat yang mengkaji nilai-nilai. Bagi ilmuwan komunikasi ada tiga duduk masalah aksiologi, yakni:
                • Apakah teori bebas nilai?
                Ilmu yang bersifat klasik menganggap teori dan pe­nelitian bebas nilai. Ilmu pengetahuan bersifat netral, berupaya memperoleh fakta sebagaimana tampak da­lam dunia nyata.
                • Sejauh mana dampak praktik penelitian terhadap objek yang diteliti?
                Persoalan aksiologi yang kedua ini berpusat pada pertanyaan apakah para ilmuwan memasuki dan menghipnotis proses yang sedang diteliti.
                • Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?

                Banyak ilmuwan menganggap bahwa peranan yang sesuai untuk ilmuwan yaitu menghasilkan ilmu. Ilmuwan lain tidak menyetujuinya dengan menyampaikan bahwa kaum intelektual bertanggung tanggapan untuk membuatkan perubah­an sosial yang positif.

                PEMIKIRAN WHITNEY R. MUNDT

                Whitney R. Mundt tidak memperhitungkan filsafat ko­munikasi sebagai filsafat yang sebenarnya. Filsafat komu­nikasi menampilkan kekuatan media dan prinsip-fungsi media diberikut hubungannya dengan negara. Mundt dalam filsafatnya menyatakan klarifikasi keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser (Onong: 2003),

                Menurut Mundt, pers terbagi menjadi lima, yakni:
                1. Otoriter yakni sistem pers di mana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan Koreksi sehingga kekuasaan terpelihara.
                2. Sosial-otoriter yakni pers dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
                3. Libertarian, yakni ketiadaan pengawasan pemerintah (kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul), untuk menjamin berkembangnya gagasan secara be-bas (free market place of ideas).
                4. Sosial-libertarian, yakni pengawasan pemerintah se­cara minimal untuk menyumbat saluran-saluran ko­munikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.
                5. Sosial-sentralis, yakni kepemilikan pemerintah atau forum umum dengan jalan masuk komunikasi terbatas untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.

                Cabang-Cabang Filsafat:

                Epistemologi

                  Epistemologi berada dalam wilayah pengetahuan. Berasal dari kata Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (teori). melaluiataubersamaini demikian, epistemologi sanggup diartikan sebagai teori teori tentang pengetahuan. Epistemologi ialah cabang filsafat yang mengkaji pengetahuan, atau bagaimana cara insan mendapat pengetahuan. Littlejohn membuktikan ada lima pertanyaan yang harus dijawaban terkait info epistemologi, yaitu:

                  1. Apakah pengetahuan ada alasannya yaitu pengalaman?
                    Menurut Littlejohn, banyak pakar meyakini bahwa tiruana pengetahuan berasal dari pengalaman. Kita mengamati dunia ini, jadinya muncullah pengetahuan tentang dunia. Seorang insan yang semenjak lahir tidak didiberi pengetahuan tidak akan sanggup mengetahui sesuatu pun dari dunia ini. Pengetahuan yang kita peroleh dari pengalaman selanjutnya akan menyatu dengan pola berpikir dan pola merasa.

                    2. Apakah pengetahuan bersifat pasti?
                      Menurut Littlejohn para teoritisi komunikasi memegang teguh perkiraan bahwa kebenaran bersifat pasti. Jika pun terjadi kesalahan, maka itu bukan dikarenakan relativitas keberanan tetapi alasannya yaitu memang kebenaran sejati tersebut belum ditemukan. Hal ini tidak sama dengan pandangan kaum relativitas yang memandang pengetahuan tidak akan pernah bersifat pasti alasannya yaitu realitas universal memang tidak pernah ada.

                      3. Proses apa yang menyebabkan tumbuhnya pengetahuan?
                        Pertanyaan inni bersifat kompleks dan perdebatan tentang jawabanan dari pertanyaan ini ialah jantung dari epistemology. Menurut Littlejohn ada empat pedoman yang menjawaban info ini:
                        1. Aliran mentalisme atau rasionalisme yang memandang pengetahuan ada alasannya yaitu kekuatan insan untuk mengetahui kebenaran. Posisi ini meyakini budi sehat insan untuk memilih kebenaran.
                        1. Aliran empirisme yang menyatakan bahwa pengalaman tumbuh dalam persepsi. Kita mengalami dunia dan secara kasat mata kita melihat apa yang sedang terjadi didalamnya.
                        1. Aliran konstruktivisme yang menyatakan bahwa insan membuat pengetahuan untuk keperluan pragmatis dan jadinya insan memproyeksikan dirinya dalam apa yang mereka alami. Aliran kontruktivisme percaya bahwa suatu fenomena di dunia ini sanggup dipahami dengan cara yang tidak sama dan itulah yang disebut dengan pengetahuan.
                        1. Aliran kontruktivisme sosial yang mengajarkan bahwa pengetahuan ialah sebuah produk interaksi simbolis dalam suatu kelompok sosial. melaluiataubersamaini kata lain, realitas ialah hasil dari kontruktivisme sosial dan jadinya ialah sebuah produk dari kelompok atau kultur tertentu. 

                        4. Apakah pengetahuan sebaiknya dipahami secara terpisah atau menyeluruh?
                          Ada dua pedoman besar yang mempersembahkan jawabanan dari pertanyaan tersubut. Pertama pedoman Gestalis yang mengajarkan bahwa kebenaran ilmu pengetahuan bersifat general, dan jadinya tidak sanggup dipahami secara terpecah. Aliran yang kedua yaitu pedoman Analis yang lebih mempercayai bahwa pengetahuan meliputi pemahaman tentang bagaimana suatu belahan beroperasi secara terpisah.

                          5. Apakah pengetahuan harus eksplisit?
                            Menurut Littlejohn, kebanyakan filosuf meyakini rumusan bahwa anda tidak akan mengetahui sesuatu kecuali anda sanggup menyatakan apa yang dimaksud. Pengetahuannya bersifat eksplisist. Hanya beberapa dari mereka yang menyatakan bahwa pengetahuan bersifat tersembunyi dalam sensibilitas manusia, jadinya sanggup jadi seseorang mempunyai suatu pengetahuan tertentu, namun ia tidak sanggup mengungkapkannya.

                            Ontologi
                              Ontologi berada dalam wilayah ada. Berasal dari kata Yunani onto (ada) dan logos (teori). melaluiataubersamaini demikian ontologi sanggup diartikan sebagai teori tentang ada. Ontologi ialah cabang filsafat yang berkaitan dengan hakikat (nature of being) dari apa yang ingin kita ketahui. Pada kenyataannya epistemologi dan ontologi saling berkaitan. Hal ini dikarenakan pemahaman kita tentang pengetahuan tentu tergantung pula pada bagaimana kita memahami realitas. Dalam ilmu sosial, ontologi mengulas tentang hakikat eksistensi manusia. Sedangkan dalam ilmu komunikasi, ontologi memseriuskan pada pemahaman hakikat interaksi sosial manusia. Littlejohn membuktikan ada empat pertanyaan yang harus dijawaban terkait info epistemologi, yaitu:

                              1. Apakah insan membuat pilihan yang sebenarnya?
                                Golongan Determinis menyampaikan bahwa sikap insan ialah respons dari kondisi yang ada, dan jadinya sejatinya insan bersifat reaktif dan pasif. Golongan pragmatis menyampaikan bahwa insan merencanakan perilakunya untuk tujuan dimasa akan hadir. Dan golongan terakhir memandang insan sebagai makhluk yang membuat keputusan, dan jadinya bersifat aktif sekaligus memilih sendiri tujuan hidupnya.

                                2. Apakah sikap insan sebaiknya dipahami secara permguan atau temporal?
                                  Kondisi temporal insan disebut state, memdiberi dampak bagi pilihan tindakan manusia. State juga yang menyebabkan insan sanggup bersifat dinamis. Dan kondisi permguan disebut trait, menyebabkan tindakan atau sikap insan sanggup diprediksi. Trait meliputi abjad insan yang bersifat konsisten. Littlejohn menyampaikan bahwa baik state maupun trait, keduanya secara bersama membentuk abjad dan memilih sikap manusia.

                                  3. Apakah pengalaman insan bersifat individual atau social?
                                    Banyak pakar ilmu sosial menyampaikan bahwa walaupun insan tidak sanggup mengisolasi diri dari oranglain namun mereka meyakini bahwa intinya bersifat individual. Mereka mendasarkan unit analisis kajian pengembangan ilmu pengetahuan pada individu. Menurut Littlejohn insan lebih baik dipahami dalam konteksnya sebagai anggota kelompok sosial. Karenanya unit analisis ilmu komunikasi yaitu lingkungan  sosial. Isu ini menjadi penting alasannya yaitu komunikasi yaitu terkait dengan interaksi.

                                    4. Atas dasar apa komunikasi dikontekstualisasikan?
                                      Sebagian filsuf menyampaikan bahwa kehidupan dan tindakan insan sebaiknya dipahami menurut faktor-faktor universal. Pandangan lain meyakini bahwa sikap insan sangat terkait dengan konteks yang ada. Littlejohn sendiri lebih menyetujui adanya dampak keduanya, yakni sikap insan dipengaruhi baik aspek-aspek general maupun faktor-faktor situasional.

                                      Aksiologi
                                        Berada dalam wilayah nilai. Berasal dari kata Yunani axion (nilai) dan logos (teori). melaluiataubersamaini demikian, aksiologis sanggup diartikan sebagai teori tentang nilai. Aksiologi ialah cabang filsafat yang mengulas tentang nilai. Untuk disiplin ilmu komunikasi, ada tiga aksiologi penting yang perlu dijabarkan, antara lain:

                                        1. Dapatkah teori bersifat bebas nilai atau tidak?
                                          Ilmu pengetahuan klasik mengklaim bahwa teori dan penelitian bersifat bebas nilai (value free), netral, dan berusaha menampilkan fakta apa adanya. Bila nilai yang dimiliki ilmuwan turut serta dalam pekerjaan ilmiah yang ia lakukan, maka yang dihasilkan yaitu apa yang disebut Littlejohn sebagai “sains yang jelek (bad science)”. Littlejohn memdiberi pola lain yakni tentang pendanaan ialah bentuk lain intervensi yang terdapat dalam suatu teori, alasannya yaitu pemdiberian pendanaan tentu juga didasarkan atas pertimbangan faktor politis, ekonomis, dan ideologis.

                                          2. Apakah ilmuwan memengaruhi teori yang dihasilkan ataukah tidak?
                                            Seorang ilmuwan seharusnya berhati-hati dalam melaksanakan suatu penelitian ilmiah sehingga aspek akurasi sanggup dipertahankan. Kritik terhadap pandangan ini bersumber pada keniscayaan bahwa suatu penelitian pasti menghasilkan distorsi dari apa yang hendak diteliti. Distorsi tersebut kadang-kadang kecil, namun yang pasti akan selalu ada distorsi dan jadinya teori pasti terdapat “campur tangan” terhadap teori yang dihasilkan.

                                            3. Apakah ilmuwan memengaruhi proses sosial atau tidak?
                                              Banyak pakar menyampaikan bahwa kiprah ilmuwan yaitu memproduksi ilmu pengetahuan, sedangkan urusan perubahan sosial diserahkan pada pihak lain menyerupai politikus. Sementara pendapat lain menyampaikan bahwa ilmuwan mempunyai tanggung tanggapan untuk mempromosikan nilai-nilai positif dalam masyarakat. melaluiataubersamaini demikian, ilmu pengetahuan tidak bebas nilai, tetapi sebaliknya sadar nilai (value conscious)

                                              Sekian artikel perihal Cabang-Cabang Filsafat dan Analisis Filosofis Menurut Ahli. Semoga bermanfaa.

                                              Daftar Pustaka
                                              1. Bertens, K, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001
                                              2. Day, Louis, Ethics in Media Communications: Cases and Controversies, Wadsworth, 1991
                                              3. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, 1993
                                              4. Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996
                                              5. Mulyana, Deddy, Etika Komunikasi, Remaja Rodakarya, Bandung, 1996
                                              6. M Mufid. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: PT Kencana

                                              0 Response to "Cabang-Cabang Filsafat Dan Analisis Filosofis Berdasarkan Ahli"

                                              Posting Komentar

                                              Iklan Atas Artikel

                                              Iklan Tengah Artikel 1

                                              Iklan Tengah Artikel 2

                                              Iklan Bawah Artikel