Pengertian Susila Dan Alasan Moral Dalam Pengambilan Keputusan

Pengertian Etika dan Alasan Moral dalam Pengambilan Keputusan - Etika ialah ilmu yang mengatur sikap manusia, supaya sikap insan di dalam sebuah koridor yang sudah diputuskan. Etika mempersembahkan petunjuk bagaimana insan bersikap dan berperilaku sehingga tidak saling merugikan satu dengan yang lainnya. Dalam tindakan insan harus saling memperhatikan yang lainnya, alasannya tindakan insan menimbulkan dampak pada kehidupan insan yang lain. Setiap perilku yang dibentuk sanggup berdampak yang menguntungkan tetapi juga merugikan bahkan menghancurkan. Perilaku insan ini berkaitan erat dengan keputusan yang diambil oleh individu tersebut. Sebelum mengambil keputusan tentunya seorang individu dihadapkan pada pilihan-pilihan alternatif yang harus dipertimbangkan. Etika dan moral menjadi petunjuk dan pijakan bagiaman individu tersebut mengeksekusi keputusannya.

Sebagai suatu ilmu, objek dari moral ialah tingkah laris insan akan tetapi tidak sama dengan ilmu-ilmu lain yang mereview juga tingkah laris manusia, moral mempunyai sudut pandang normatif. Maksudnya moral melihat dari sudut baik dan jelek terhadap perbuatan manusia. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis. Etika mempunyai peranan yang sangat penting dalam setiap tindakan dan sikap manusia, sehingga seringkali kita melabeli tindakan individu tersebut dengan tindakan yang etis atau tindakan yang tidak etis.

Mathis dan Jackson, mempersembahkan klarifikasi bahwa moral terdiri atas dimensi-dimensi konsekuensi luas, alternatif ganda, akhir tidak sama, konsekuensi tak pasti, dan imbas personal. Penjelasan Mathis dan Jackson diuraikan sebagai diberikut :

1. Konsekuensi Luas

Keputusan moral selalu membawa konsekuensi yang luas. Sebagai pola kasus Pelecehan seksual di Taman Kanak-kanak JIS Jakarta Selatan. Pihak JIS menyerupai mempersembahkan keputusan dengan membiarkan kasus tersebut berlarut-larut. Pihak sekolah seakan bungkam terhadap kasus tersebut sehingga masyarakat bertanya-tanya ihwal kondisi yang terjadi di JIS. Keputusan pihak sekolah ini berdampak luas bukan spesialuntuk pada keluarga korban pelecehan, tetapi berdampak pada reputasi sekolah, karyawan dan kepercayaan pada institusi tersebut.

2. Alternatif Ganda

Beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan keputusan dengan jalur di luar aturan. Sebagai contoh, tetapkan seberapa jauh keluwesan dalam melayani karyawan tertentu dalam hal dilema keluarga sementara terhadap karyawan yang lain memakai aturan yang ada.

3. Akibat Berbeda

Keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi moral sanggup menghasilkan akhir yang tidak sama sanggup positif atau negatif. Misalnya mempertahankan pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif usang mungkin akan mengurangi peluang para karyawan lainnya untuk bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu menguntungkan perusahaan tetapi pihak karyawan dirugikan.

4. Ketidakpastian Konsekuensi

Konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa moral sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya pertimbangan penundaan promosi pada karyawan tertentu yang spesialuntuk menurut pada gaya hidup dan kondisi keluarganya padahal karyawan tersebut benar-benar memenuhi kualifikasi yang sudah diputuskan.

5. Efek Personal

Keputusan-keputusan moral sering mempengaruhi kehidupan karyawan dan keluarganya, contohnya pemecatan terhadap karyawan disamping membuat sedih si karyawan juga akan membuat susah keluarganya. Misal lainnya, kalau para pelanggan gila tidak menginginkan dilayani oleh “sales” perempuan maka akan kuat negatif pada masa depan karir para “sales” tersebut.

Pengertian Etika dan Alasan Moral dalam Pengambilan Keputusan Pengertian Etika dan Alasan Moral dalam Pengambilan Keputusan
image source: discovermagazine.com
baca juga: Cabang-Cabang Filsafat dan Analisis Filosofis Menurut Ahli

Etika Pengambilan Keputusan

Seorang pemimpin dalam mengambil keputusan dihadapkan pada dilema moral dan moral. Keputusan yang diambil pemimpin tentunya akan menghasilkan dampak bagi orang lain. Idealnya, seorang pemimpin mempunyai integritas yang menjunjung tinggi nilai moral dan etika. Sehingga, keputusan yang diambilnya ialah mengacu tidak spesialuntuk pada kepentingannya sendiri, melainkan juga kepentingan orang banyak termasuk lingkungannya. Tentunya pengambilan keputusan yang dilakukan tanpa mengacu pada nilai-nilai moral dan moral akan menghasilkan kehancuran. Oleh alasannya itu dalam pengambilan keputusan harus memperhatikan prinsip-prinsip diberikut :

1. Otonomi
    Isu ini berkaitan dengan apakah keputusan Anda melaksanakan eksploitasi terhadap orang lain dan mempengaruhi kebebasan mereka? Setiap keputusan yang Anda ambil tentunya akan mempengaruhi banyak orang. Oleh alasannya itu, Anda perlu mempertimbangkan faktor ini ke dalam setiap proses pengambilan keputusan Anda. Misalnya keputusan untuk merekrut pekerja dengan biaya murah. Seringkali perusahaan mengeksploitasi buruh dengan biaya tiruanrah mungkin padahal bantu-membantu upah tersebut tidak layak untuk hidup.

    2. Tidak Menciderai (Non-Malfeasance)

    Apakah keputusan Anda akan mencederai pihak lain? Di kepemerintahan, nyaris setiap peraturan tentunya akan menguntungkan bagi satu pihak sementara itu mencederai bagi pihak lain. Begitu pula halnya dengan keputusan bisnis pada umumnya, dimana tentunya menguntungkan bagi beberapa pihak namun tidak bagi pihak lain. Misalnya kasus yang belakangan menghangat yaitu pemerintah dengan UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang gres disahkan dan diperihal oleh banyak pihak. Salah satunya implikasi dari UU tersebut ialah pemblokiran situs porno. Meskipun perjuangan pemerintah baik, namun banyak pihak yang menentangnya.

    3. Memdiberi Manfaat (Beneficence)

    Apakah keputusan yang Anda ambil benar-benar membawa manfaat? Manfaat yang Anda ambil melalui keputusan harus sanggup menjadi solusi bagi kasus dan ialah solusi terbaik yang sanggup diambil.

    4. Adil (Justice)

    Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan faktor keadilan, dan termasuk implementasinya. Di dunia ini memang susah untuk membuat keadilan yang sempurnam namun tentunya kita selalu berusaha untuk membuat keadilan yang ideal dimana memperlakukan tiap orang dengan sejajar. Misalnya dalam keputusan reward, Astra Internasional mempunyai 2 filosofi dasar. Pertama ialah fair secara internal, dimana setiap orang dengan dengan golongan yang sama dan prestasi yang sama maka pendapatannya juga sama. Keputusan ini mencerminkan keadilan di dalam perusahaan itu sendiri. Sementara itu, filosofi lainnya ialah kompetitif secara eksternal, atau penghasilan yang bersaing dalam industri.

    5. Kesesuaian (Fidelity)

    Fidelity berkaitan dengan kesesuaian keputusan dengan definisi tugas yang kita mainkan. Seringkali ini melibatkan ‘looking at the bigger picture’ atau melihat secara keseluruhan dan memahami tugas Anda dengan baik. Misalnya keputusan ihwal Bail out Century di era pemerintahan Presiden SBY. Pemerintah sewaktu mengambil keputusan dengan alasan untuk menyelematkan kondisi ekonomi yang krisis. Meskipun banyak pihak yang mempertanyakan kondisi ini namun pemerintah tetap mengadakan bailout terhadap Bank Century yang luar biasa besar jumlahnya.

    Ada beberapa ciri-ciri dalam pengambilan keputusan yang etis
    1. Pertimbangan ihwal apa yang benar dan apa yang salah.
    2. Sering menyangkut pilihan yang sukar.
    3. Tidak mungkin dielakkan.
    4. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, watak dan lingkungan sosial.

    Kriteria Pengambilan Keputusan Yang Etis

    Pengambilan keputusan semata-mata bukan alasannya kepentingan langsung dari seorang si pengambil keputusannnya. Beberapa hal kriteria dalam pengambilan keputusan yang etis diantaranya adalah.

    1. Pendekatan yang bermanfaa (utilitarian approach),

    Pendekatan ini didukung oleh filsafat masa kesembilan belas, pendekatan bermanfaa itu sendiri ialah konsep ihwal moral bahwa prilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar.

    2. Pendekatan individualisme

    Pendekatan ini ialah konsep ihwal moral bahwa suatu tindakan dianggap pantas saat tindakan tersebut mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang individu.
    1. Konsep ihwal moral bahwa keputusan yang dengan sangat baik menjaga hak-hak yang harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan.
    2. hak persetujuan bebas. Individu akan diperlakukan spesialuntuk kalau individu tersebut secara sadar dan tidak terpaksa oke untuk diperlakukan.
    3. hak atas privasi. Individu sanggup menentukan untuk melaksanakan apa yang ia inginkan di luar pekerjaanya.
    4. hak kebebasan hati nurani. Individu sanggup menahan diri dari mempersembahkan perintah yang melanggar moral dan norma agamanya.
    5. hak untuk bebas berpendapat. Individu sanggup secara benar mengKoreksi moral atau legalitas tindakan yang dilakukan orang lain.
    6. hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan berhak atas perlakuan yang adil.
    7. hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa ancaman dan ancaman terhadap kesehatan dan keamanann

      Pilihan-Pilihan Etis Seorang Manajer
                
      Seorang manajer dalam sebuah organisasi tentunya harus membuat keputusan-keputusan. Keputusan dalam organisasi tentunya mempunyai dampak bagi orgfanisasi baik secara kecil maupun besar. Dalam membuat keputusan seorang manajer perlu memperhatikan beberapa pilihan. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh seorang manajer dalam mengeksekusi keputusannya ialah :
      1. Tingkat prekonvesional mematuhi peraturan untuk menghindari hukuman. Bertindak dalam kepentingannya sendiri.
      2. Tingkat konvensional menghidupkan pengharapan orang lain. Memenuhi kewajiban sistem sosial. Menjujnjung hukum.
      3. Tingkat poskonvensional mengikuti prinsip keadilan dan hak yang dipilih sendiri. Mengetahui bahwa orang-orang menganut nilai-nilai yang tidak sama dan mencari solusi kreatif untuk mengatasi dilema etika. Menyeimbangkan kepentingan diri dan kepentingan orang banyak.

      Teori Pengambilan Keputusan Berdasarkan Etika / Moral
              
      Keputusan yang diambil selain mempunyai dampak bagi langsung maupun aspek yang lebih luas tentunya keputusan tersebut didasarkan pada sebuah tujuan. Secara moral tujuan dari sebuah keputusan sanggup didasarkan pada beberapa teori dibawah ini :

      1. Teori Utilitariansme

      Teori utilitarianisme ialah tindakan dimaksudkan untuk mempersembahkan kebahagiaan atau kepuasan yang terbaik. Sebuah keputusan didasarkan pada kegunaannya, apakah keptusan tersbeut berkhasiat dan mempersembahkan kepuasan terbaik atau tidak.

      2. Teori Deontologi

      Teori ini menekankan pada tindakan yang berlaku secara umum dan  wajib dilakukan dalam situasi normal alasannya menghargai norma yang berlaku. Berdasarkan teori ini sebuah keputusan yang diambil harus sejalan dengan norma (peraturan) yang berlaku, keputusan dilarang berperihalan dengan norma yang ada.

      3. Teori Hedonisme

      Sesuai dengan kata hedon yang berarti kesenangan, kepuasan maka teori ini sangat menekankan pada alasan kepuasan yang ditimbulkannya. Sebuah keputusan ditujukan untuk mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Kesenangan yang dimaksud disini sanggup barmakna kesenangan dipihak pembuat keputusan atau sanggup juga dipihak organisasi.

      4. Teori Eudemonisme

      Eudimonisme mempunyai makna kebahagian yang sejati. Teori eudimisme mempersembahkan aksentuasi pada keputusan yang diambil dengan tujuan final untuk kebahagiaan. Teori hedonisme dan eufisme mesikpun sama-sama untuk mencapai kebahagian namun mempunyai aksentuasi yang tidak sama. Pada teori hedonisme mediberikan aksentuasi pada kebahagian fisik dan menghindari sebuah penderitaan sedangkan pada teori eufismisme bertujuan pada kebahagian yang batini dan tidak menghindari penderitaan.

      misal : Presiden Indonesia mengalami dilema dalam memanfaatkan APBN alasannya terjadi beban keuangan yang besar alasannya adanya beban subsidi yang terlalu besar di sektor BBM. Sebuah dilema besa apakah Presiden harus mencabut subsidi BBM dengan konsekuensi terjadi kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan harga yang lain atau tetap membiarkan subsidi BBM tersebut dengan konsekuensi beban keuangan negara semakin besar. Bila keputusan didasarkan pada hedonisme maka Presiden membiarkan subsidi BBM sehinga harga BBM tetap dan rakyat tidak terbebani dengan kenaikan harga. Bila keputusan didasarkan pada eufisme Presiden akan mencabut subsidi BBM supaya APBN sanggup dipakai secara optimal bagi bagi kemakmuran masyarakat.

      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan yang Etis

      Pengambilan keputusan tentunya tidak terjadi secara mendadak dan tiba-tiba, tentunya pengambilan keputusan melewati proses pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sebuah keputusan yang tidak diperhitungkan secara etis dan matang sanggup berdampak mengerikan baik secara langsung maupun publik. Pengambilan keptusuan paling tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini :

      1. Tahap perkembangan moral :

      Tahap ini ialah suatu tahap evaluasi (assessment) dari kapasitas seseorang untuk menimbang nimbang apakah secara moral benar, makin tinggi perkembangan moral seorang berarti makin kurang ketergantungannya pada pengaruh- dampak luar sehingga ia akan makin cenderung berperilaku etis.
      Kebanyakan orang cukup umur berada dalam tingkat menengah dari perkembangan  moral,  mereka  sangat  dipengaruhi  oleh  rekan  sekerja  dan  akan mengikuti  aturan  dan  prosedur  suatu  organisasi.  Individu-individu  yang  sudah  maju ketahap-tahap yang lebih tinggi iu menaruh nilai yang bertambah pada hak-hak orang lain, tak peduli akan pendapat mayoritas, dan kemungkinan besar menantang praktik-praktik organisasi yang mereka yakini secara langsung sebagai sesuatu hal yang keliru.

      2. Lingkungan Organisasi

      Dalam lingkungan organisasional merujuk pada persepsi karyawan terkena pengharapan (ekspetasi) organisasional. Apakah organisasi itu mendorong dan mendukung sikap etis dengan mediberi ganjaran atau menghalangi sikap tak-etis dengan mempersembahkan hukuman/sangsi. Kode etis yang tertulis, sikap moral yang tinggi dari para seniornya, pengharapan yang realistis akan kinerja, evaluasi kinerja sebagai dasar promosi bagi individu-individu, dan sanksi bagi individu-individu yang bertindak tak-etis ialah suatu pola kasatmata dari kondisi lingkungan organisasional sehingga kemungkinan  besar  dapat  menumbuh  kembangkan  pengambilan  keputusan  yang sangat etis.

      3. Tempat kedudukan kendali


      Tempat  kedudukan  kendali  tidak   lepas  dengan  struktur   organisasi,   pada umumnya individu-individu yang mempunyai moral kuat akan jauh lebih kecil kemungkinannya  untuk  mengambil keputusan  yang  tidak etis,  namun  jika  mereka dikendalai oleh lingkungan organisasi sebagai daerah kedudukannya yang sedikit banyak  tidak  menyukai  pengambilan keputusan  etis,  ada  kemungkinan  individu- individu yang sudah mempunyai moral yang kuatpun sanggup tercemari oleh suatu lingkaungan organisasi sebagai daerah kedudukannya yang mengizinkan atau mendorong praktik-praktik pengambilan keputusan tidak etis.

      Sekian artikel perihal Pengertian Etika dan Alasan Moral dalam Pengambilan Keputusan. Semoga bermanfaa.

      Daftar Pustaka

      • Bertens,K, Etika, Gramedia, Jakarta, 2001
      • Effendy, Onong Uchyana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra AdityaBakti, Bandung, 1993
      • Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996
      • Mangunhardjana, Isme-Isme Dalam Etika dari A-Z, Kanisius, Yogyakarta, 1997
      • Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Kanisius, Yogyakarta, 1989
      • Soehoet, AM.Hoeta, Teori Komunikasi I, IISIP, Jakarta, 2002
      • Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar populer, Pustaka Sinar      Harapan, Jakarta, 2001
      • Sutarno, Alfonsus. Etiket Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta: Kanisius. 2008
      • Titus, Harold H,Smith, Nolan (alih bahasa) Rasjidi, Persoalan – Persoalan Filsafat, Bulan Bintang, Jakarta, 1984

      0 Response to "Pengertian Susila Dan Alasan Moral Dalam Pengambilan Keputusan"

      Posting Komentar

      Iklan Atas Artikel

      Iklan Tengah Artikel 1

      Iklan Tengah Artikel 2

      Iklan Bawah Artikel