Etika Komunikasi Persona Dan Kelompok Kecil Berdasarkan Para Ahli

Etika Komunikasi Persona dan Kelompok Kecil Menurut Para Ahli - Banyak orang beranggapan bahwa dalam sebuah pembicaraan, kita harus menggunakan watak untuk menghargai dan menghormati lawan bicara. Ada sebuah teori yang mendefinisikan watak sebagai, “sebuah cabang ilmu filsafat yang berbicara terkena nilai dan norma, moral yang menentukan sikap insan dalam hidupnya”. Dalam teori ini, watak mempunyai 3 tujuan, yaitu:
  1. Memmenolong insan untuk bertindak secara bebas dan sanggup dipertanggung jawabankan.
  2. Memmenolong insan mengambil sikap dan tindakan secara sempurna dalam hidup ini.
  3. Tujuan simpulan untuk membuat kebahagiaan.

Terlepas oke atau tidaknya kita dengan teori diatas, namun ada hal yang sanggup kita sepakati bahwa watak berafiliasi dengan moral, sistem wacana bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. Dalam berkomunikasi ada watak menyerupai dalam Bahasa Inggris, yaitu 5W+1H.
  1. Who (siapa), untuk mengetahui siapa yang diajak bicara, menyerupai pandangan mata biar kita menghargai lawan bicara. 
  2. What (apa), berbicara wacana lawan bicara harus tau apa yang sedang dibicarakan, alasannya ialah jikalau tidak mengetahui apa yang dibicarakan niscaya membuat kita merasa jengkel. 
  3. Where (dimana), Berkomunikasi harus tau tempat, jikalau saja berbicara pendapat wacana sesuatu yang tidak disukai, maka sanggup saja orang sekitar kita merasa tidak suka dengan pendapat kita.
  4. When (kapan), Tidak simpel untuk mengetahui kapan waktu yang sempurna untuk berkomunikasi. Misalnya bertamu ke daerah orang yang penting, tidak mungkins aat shubuh berkumandang?
  5. Why (mengapa), Pertanyaan ini biar serius dengan tujuan pembicaraan.
  6. How (bagaimana), Teknik kita berkomunikasi dengan penyampaian yang jelas. Jika kita salah penyampaian, jadi salah juga kita dalam beretika komunikasi.

Etika Komunikasi Persona dan Kelompok Kecil Menurut Para Ahli Etika Komunikasi Persona dan Kelompok Kecil Menurut Para Ahli
image source: uguaws.arizona.edu
baca juga: Pengertian Etika Komunikasi Kelompok Kecil Menurut Para Ahli

ETIKA KOMUNIKASI ANTAR PERSONA DAN KELOMPOK KECIL

Persoalan watak yang potensial selalu menempel dalam setiap bentuk komunikasi antar persona sehingga komunikasi sanggup dinilai dalam dimensi benar-salah, melibatkan efek yang berarti terhadap insan lain, sehingga komunikator secara sadar menentukan tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dan cara-cara komunikasi guna mencapai tujuan tersebut. Apakah seorang komunikator bertujuan memberikan informasi, meningkatkan pemahaman seseorang, megampangkan keputusan yang bebas pada orang lain, memberikan nilai-nilai yang penting, memperlihatkan eksistensi dan relevansi suatu kasus sosial, mempersembahkan sebuah jawabanan atau aktivitas agresi atau memicu pertikaian-persoalan watak yang potensial terpadu dalam upaya-upaya simbolik sang komunikator. Demikianlah keadaannya pada sebagian besar komunikasi persona, baik komunikasi antara dua orang, dalam kelompok kecil, dalam retorika gerakan sosial maupun dalam korelasi masyarakat.

Bahkan muncul ungkapan bahwa insan ialah satu-satunya hewan” yang secara harfiah sanggup disebut mempunyai nilai”. Lebih khusus lagi, barangkali esensi tertinggi insan ialah homo ethicus, insan ialah pembuat evaluasi etika. Tetapi muncul pertanyaan, mengapa mempersoalkan watak dalam komunikasi Antar persona? Jelas, dengan menghindari pembicaraan terkena watak dalam komunikasi, orang akan bersandar pada aneka macam macam pembenaran:
  • Setiap orang tahu bahwa metode komunikasi tertentu ialah tidak etis jadi tidak perlu dibahas; 
  • Karena yang penting dalam komunikasi spesialuntuklah kasus kesuksesan maka kasus watak tidak relevan;
  • Penilaian watak spesialuntuklah kasus evaluasi individu secara persona sehingga tak ada jawabanan pasti; dan 
  • Menilai watak orang lain itu memperlihatkan keangkuhan atau bahkan tidak sopan.

Secara potensial timbul ketegangan antara ” kenyataan” dan “keharusan”, antara yang positif dan yang ideal. Mungkin terdapat ketegangan antara apa yang dilakukan setiap orang dengan apa yang berdasarkan kita harus dilakukan oleh orang tersebut. Mungkin terdapat konflik antara komunikasi yang kita pandang berhasil dan evaluasi metode tersebut dihentikan dipakai alasannya ialah cacat berdasarkan etika. Kita mungkin terlalu menekankan pemahaman wacana sifat dan efektivitas metode, proses dan metode komunikasi dengan mengorbankan perhatian pada kasus watak wacana penerapan metode-metode menyerupai itu. Kita harus menguji bukan spesialuntuk bagaimana, melainkan juga apakah kita secara etis harus , menggunakan aneka macam macam metode dan pendekatan. Masalah “apakah”, terperinci bukan spesialuntuk adaptasi khalayak, melainkan maslah etika. Kita boleh merasa bahwa tujuan-tujuan watak itu tidak sanggup dicapai secara nyata sehingga tidak banyak manfaatnya.

Bagaimana para penerima dalam sebuah transaksi komunikasi persona menilai watak dari komunikasi itu, atau bagaimana para pengamat luar menilai etikanya, akan tidak sama-beda tergantung pada standar watak yang mereka gunakan. Sebagian diantara bahkan mungkin akan menentukan untuk tidak mempertimbangkan etika. Namun demikian, kasus watak yang potensial tetap ada meskipun tidak terpecahkan atau tidak terjawaban.

Apakah seorang komunikator menginginkan evaluasi watak atau tidak? Komunikan umumnya akan menilai, secara resmi ataupun tidak resmi, upaya komunikator berdasarkan standar watak yang relevan berdasarkan mereka. Jika bukan alasannya ialah alasan lain, selain alasan pragmatik, yakni untuk peluang meningkatkan kesuksesan , komunikator perlu mempertimbangkan kriteria etis para khalayaknya.


misal Etika Komunikasi Antar Persona dan Kelompok Kecil

Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang sanggup menjadikan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati menyatakan bahwa , “Interaksi sosial ialah kontak atau korelasi timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. “Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani, “Interaksi sosial ialah korelasi antar insan yang menghasilkan suatu proses efek menghipnotis yang menghasilkan korelasi tetap dan pada karenanya memungkinkan pembentukan struktur sosial.

“Interaksi positif spesialuntuk mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai dan saling mendukung.” Berdasarkan definisi di atas, maka penulis sanggup mnyimpulkan bahwa interaksi sosial ialah suatu korelasi antar sesama insan yang saling menghipnotis satu sama lain baik itu dalam korelasi antar individu, antar kelompok maupun antar individu dan kelompok.

Sekian artikel perihal Etika Komunikasi Persona dan Kelompok Kecil Menurut Para Ahli. Semoga bermanfaa.

Daftar Pustaka
  • Bertens, K, Etika, Gramedia, Jakarta, 2001
  • Effendy, Onong Uchyana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1993
  • Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996
  • Mangunhardjana, Isme-Isme Dalam Etika dari A-Z, Kanisius, Yogyakarta, 1997
  • Suseno, Franz Magnis, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Kanisius, Yogyakarta, 1989
  • Soehoet, AM.Hoeta, Teori Komunikasi I, IISIP, Jakarta, 2002
  • Suriasumantri, Jujun S, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2001
  • Sutarno, Alfonsus. Etiket Kiat Serasi Berelasi. Yogyakarta: Kanisius. 2008
  • Titus, Harold H,Smith, Nolan (alih bahasa) Rasjidi, Persoalan – Persoalan Filsafat, Bulan Bintang, Jakarta, 1984

0 Response to "Etika Komunikasi Persona Dan Kelompok Kecil Berdasarkan Para Ahli"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel